Now playing :
Hivi -jatuh, bangkit kembali!****
"Devara,bangun."
Aku mengerjapkan mataku dan melihat suasana rumah yang berbeda. Ah ya, aku lupa. Aku tidak berada di rumahku. Semalam Deva membawaku ke rumahnya. Tentu saja bunda menyuruhku untuk tinggal disini saja. Padahal, aku berniat untuk menyewa rumah dan akan berkerja paruh waktu. Tetapi, bunda melarangku keras.
"Iya bunda." Aku bergegas turun dari ranjang, lalu menuju ke kamar mandi. Aku kira dengan tidur lebih lama akan membuatku lupa dengan apa yang terjadi kemarin. Namun, pikiranku selalu saja terbayang dengan ucapan papa dan perlakuan Audi. Guyuran air dari shower membuat air mataku keluar lagi. Biasanya setiap pagi, aku membangunkan kak Brey dan menyiapkan sarapan bersama mama. Sekarang tidak lagi. "Aku anak siapa sebenarnya? Mengapa aku harus mengalami kejadian ini sekarang?"
"Kak, kalau sudah mandi, disuruh bangunin kak Deva,"teriak Davina.
"Iya,"jawabku dari dalam kamar mandi. Aku segera menuntaskan kegiatanku, kemudian memakai seragam batik sekolah. Aku menatap cermin di depanku. Betapa buruknya aku. Mata sembab dengan bibir yang sedikit pucat. Aku mengoleskan lipbalm dan menutupi mata sembabku dengan sedikit foundation & concelear.
Setelah penampilanku terlihat fresh, aku pergi ke kamar Deva. Aku memutarkan bola mataku, apakah setiap harinya Deva selalu seperti ini? Tidur dengan posisi badan terbalik dan sampah-sampah itu juga tetap berserakan seperti beberapa waktu lalu. "Bangun!" Dia tidak bergerak sama sekali. Aku duduk di tepi ranjang miliknya. Sekeras itu degup jantungku berdetak, padahal aku hanya melihatnya yang sedang tidur. "De--Deva." Aku menutup mulutku yang tiba-tiba gagap. Aku menarik napasku dalam,lalu mengeluarkannya dengan pelan.
"Deva, ada Dea dibawah."
"Bohong ya? Dia mana tau rumah aku."
"Ihh, kamu udah bangun daritadi ya? Cepetan mandi! Aku gak mau telat sekolah." Dia bangun dari tidurnya dan duduk di sebelahku. Dia mengucek matanya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Aku menatapnya kesal. Kok, ada ya manusia menyebalkan sejenis dia.
Aku memunguti sampah-sampah yang berserakan di kamarnya dan membuangnya di luar rumah. Setelah itu, aku bergabung di meja makan untuk sarapan. Suasana pagi ini tidak sebaik suasana pagi kemarin. Dimana ada kak Brey yang membantuku untuk menguncir rambut dan mama yang berlarian ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Aku mendesah pelan, mengapa kenyataan ini seakan-akan menjatuhkanku lebih dalam lagi.
Aku menghampiri bunda dan Davina yang memindahkan beberapa piring ke ruang makan."Aku bantu ya, bunda." Bunda tersenyum kepadaku sambil menganggukkan kepala. Aku meletakkan beberapa wadah yang berisi sayuran dan lauk pauk lainnya diatas meja makan. Setelah itu, ayah turun ke ruang makan dan duduk menunggu sarapan yang hampir siap. Aku memanggilnya ayah karena permintaan beliau sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA & DEVARA ✅
Teen FictionDia adalah seseorang yang berperan penting dalam kehidupanku dan menjadi pusat semestaku. Dia bukan orang yang patuh atau rajin. Dia juga tidak pandai memainkan kata. Dia, Deva Ghanali Achmad. Seorang most wanted dan juga cowok paling menyebalkan ya...