Now playing :
Raisa - teka teki
*****
Gue sudah berada di Indonesia sejak tiga hari yang lalu untuk membicarakan kembali tentang pertunangan gue dengan Devara. Ayah sudah setuju, tetapi keluarga Devara tepatnya papanya dan juga Audi benar-benar menolak keras. Alasannya, Devara bukanlah kebahagiaan gue yang sesungguhnya. Apa yang dikatakannya benar-benar terlihat seperti pembual besar. Gue tahu siasat Audi. Dia tidak akan membiarkan Devara untuk gue.
Oke, tidak apa. Mungkin gue harus cari cara paksa agar mereka cepat menyetujuinya. Kalau tidak, setuju atau tidak, gue akan tetap melanjutkan keputusan gue.
"Lo mau apa sih hah? Kalo lo gak suka gue tunangan sama Devara. Tutup aja mata sama telinga lo."
"Deva, gue cinta sama lo sudah cukup lama. Tidak bisakah lo nerima perjuangan gue?"
"Gue gak cinta sama lo Audi ! Lo gak bisa maksa gue. Terserah. Intinya gue tetap melanjutkan pertunangannya lusa." Gue beranjak pergi dari rumah Audi. Dia tidak akan pernah sadar. Padahal banyak cowok yang mengantri diluaran sana untuk mendapatkan Audi. Dasar cewek barbar.
Devara belum menelepon gue. Katanya dia akan pulang ke Indonesia hari ini karena disana masih ada urusan yang harus dia selesaikan. Bunda juga mengatakan seperti itu. Syukurlah, gue tidak akan khawatir karena bunda selalu menjaga Devara dengan baik.
"Deva, tunggu."
Papanya Devara----Audi----menghampiri gue. Beliau menatap gue dengan tatapan teduh. "Saya menyetujuinya. Bahagiakan anak saya ya?"mohonnya. Gue tahu perasaan papa Devara bagaimana. Beliau juga sudah mengetahui perihal penyakit Devara.
"Papa ! Kok papa setuju sih? Harusnya yang sama Deva itu aku pah."
"Audi ! Cukup ! Biarkan Deva dan Devara bahagia dengan pilihannya masing-masing. Kamu kan sudah punya pacar. Ajak saja pacar kamu tunangan dan menikah. Bukan keluar malam saja setiap hari." Gue memperlihatkan senyum smirk ke arah Audi. Benar-benar barbar nih cewek. Dia menghentakkan kakinya ke atas tanah, kemudian masuk ke dalam rumah.
"Anda benar-benar setuju? Tidak sedang membuat rencana kan?"
"Deva. Saya sadar selama ini saya menyakiti Devara, tetapi sebagai seorang papa angkat, saya juga ingin anak saya bahagia."
"Baiklah." Audi kembali keluar dengan membawa koper besar. Sepertinya dia akan pergi. HAHA, pergilah yang jauh. Gue tidak peduli.
"Audi, kamu mau kemana?"tanya papanya.
"Pergi. Bosan Audi disini,"katanya yang kemudian masuk ke dalam taksi. Ingin sekali gue melempar dia dengan sepatu gue ini, tetapi dia cewek. Spesies manusia seperti dia harusnya tidak hidup berkeliaran bebas.
"Saya pamit dulu. Dimohon anda datang tepat waktu. Terimakasih."
"Hati-hati, nak Deva."
Senangnya oh senangnya. Papanya menyetujuinya. Saatnya kita bersuka cita menyiapkan pertunangannya. Gue akan membeli cincin, kemudian menunggu Devara datang.
Bunda is calling ...
Halo bunda
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA & DEVARA ✅
Teen FictionDia adalah seseorang yang berperan penting dalam kehidupanku dan menjadi pusat semestaku. Dia bukan orang yang patuh atau rajin. Dia juga tidak pandai memainkan kata. Dia, Deva Ghanali Achmad. Seorang most wanted dan juga cowok paling menyebalkan ya...
