Now playing :
Bebe rexha - i am a mess****
Aku benar-benar terkejut karena kedatangan Elma. Apa yang harus kulakukan? Aku takut jika Dea melihat ini. Aku tidak ingin membuat masalah dengan Dea. Bagaimanapun juga, aku harus tetap mempertahankan nama baikku di sekolah. Elma tertawa,"Selow aja kali, Ra. Tegang amat tuh muka. Mau gue setrika?" Aku menatapnya dengan wajah kesal,"Apaan sih, El."
Aku melirik wajah Deva yang masih tertidur pulas. "Enak ya di kelas sama do---"
"El."
★
Aku mengemasi novel dan earphone-ku, kemudian memasukkannya ke dalam tas. Ah ya, aku hampir lupa. Aku harus pulang sendirian. Sedih juga kalau diingat. Aku keluar dari kelas dan berjalan menuju kelas Chelsea. Aku melihat Chelsea sedang mengobrol bersama Deva. "Devara, why?" tanya Chelsea, yang tiba-tiba menoleh ke arahku. Ternyata dia sadar keberadaanku. "Aku boleh nebeng, gak?" tanyaku.
Chelsea menatapku sendu,"Yahh, maaf ya, Devara. Bukannya aku tidak mau, tetapi aku ingin bertemu Rizki nih."
"Oh gitu. Ya sudah gapapa."
"Eh, gimana kalau kamu bareng Deva aja? Kamu mau kan, Dev?"
What? Gila. Kalau sampai Deva mengiyakan, akan kuputuskan jika hari ini adalah hari baper Devara. "Boleh,"kata Deva. Oh No! "Bukankah kamu harus mengantar Dea? Aku naik bus saja."
"Yaudah," jawab Deva sekenanya. Menyebalkan. Eh, kok jadi menyebalkan, padahal aku tidak mau baper.
Ayolah, Devara, jangan baper. Baper hanya membawamu kepada harapan yang tidak mungkin menjadi kenyataan. Deva itu ganteng, hitz, kaya, sedangkan kamu? Kamu hanyalah seorang Devara yang suka bergaul dengan buku-buku, cantik saja tidak. Sisi lain diriku memberontak. Aku harus meminimalisir harapanku untuk memiliki Deva, bukannya aku pesimis.
"Deva, antarin aku pulang ya?"
Bagaimana makhluk ini tiba-tiba datang di tengah obrolanku yang hampir membuatku dekat dengannya. "Aku harus antar Devara,"ucap Deva dengan melirikku sekilas. Bukankah tadi dia tidak menyuruhku untuk pulang bersama?
"Kok gitu sih? Pacar kamu aku atau dia?"
"Kamu."
"Yaudah, anterin aku aja."
"Lo tunggu sini, gue mau nganter Dea dulu. Nanti baru gue antar lo pulang."
Aku memaksakan senyumku ke sepasang makhluk di depanku, "Aku pulang sendiri saja. Duluan ya," sambil melambaikan tanganku.
Mungkin aku yang memang terlalu baper tanpa melihat apa aku baginya dan apa perasaanku baginya.
Jalanan sore cukup padat oleh kendaraan yang terus berlalu lalang, untung saja cuaca sangat cerah setelah hujan tadi siang. Semburat warna juga menghiasi langit sore yang menemaniku dalam keadaan cukup ceria. Aku bersenandung ria menyanyikan lagu I'm a mess milik Bebe Rexha.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA & DEVARA ✅
Roman pour AdolescentsDia adalah seseorang yang berperan penting dalam kehidupanku dan menjadi pusat semestaku. Dia bukan orang yang patuh atau rajin. Dia juga tidak pandai memainkan kata. Dia, Deva Ghanali Achmad. Seorang most wanted dan juga cowok paling menyebalkan ya...