Huruf miring bisa jadi Flashback atau ngomong dalam hati. TYPO BERTEBARAN HARAP ABAIKAN SAJA.
Happy Reading!!
**
Di sebuah ruangan gelap, seorang pria duduk meringkuk di atas ranjangnya. Sudah lebih dari 5 hari dia tidak keluar dari kamarnya. Pria itu tak lain adalah Hae In. Dia begitu terpukul semenjak Jihye menjauhinya karena insiden di kamar mandi waktu itu. Dia menyadari kelakuannya benar-benar bejat kepada Jihye, tapi itu dilakukan karena dia takut Jihye meninggalkannya lagi.
"Jihye.. Jihye... hikss.."
Kedua orang tuanya sudah berusaha menyembuhkannya dengan memanggil seorang dokter psikologi, namun belum ada kemajuan sama sekali. Dokter terus menganjurkan agar lebih baik untuk mendatangkan gadis bernama Jihye yang terus disebut oleh Hae In, tapi orang tua Hae In tidak ingin membahayakan Jihye lagi setelah mereka tahu hal bejat yang dilakukan putra mereka pada gadis itu.
"Jihye.. kau tidak meninggalkanku, bukan? Ka-kau hanya sedang sibuk saat ini... hikss... Jihye, aku merindukanmu..."
Cklek
Pintu terbuka menampilkan nyonya Jung membawa nampan. Wanita paruh baya itu membawa makanan serta obat yang harus diminum Hae In putranya. Wanita paruh baya itu harus menahan tangis ketika melihat keadaan putranya yang semakin parah saja. Dia ingin bersikap egois dengan memanggil Jihye, tapi dia tahu jelas bahwa Jihye pasti ketakutan saat ini karena mereka sama-sama perempuan. Nyonya Jung tidak ingin memaksa Jihye hanya demi putranya.
"Sayang, makan dulu setelah itu minum obat" ucap ibu Hae In lembut. Ia duduk ditepi ranjang anaknya dan mulai mencoba untuk menyuapi Hae In yang hanya menangis kecil sambil menggumamkan satu nama. Mereka bisa saja memaksa Hae In kembali dikarantina, tetapi sepertinya itu bukanlah rencana yang terbaik untuk putra mereka.
"Sayang... ayo makan..." Hae In menggeleng lemah dengan matanya menatap sendu ibunya.
"Aku ingin Jihye bukan makanan, omma. Aku ingin Jihye datang padaku. Dia hanya boleh menikah denganku. Hanya denganku! Dia... dia tidak boleh pergi lagi" Nyonya Jung meletakkan mangkuk berisi bubur dalam pangkuannya sedangkan ia memalingkan wajah karena tak tahan menahan tangisnya.
Nyonya Jung menarik nafas perlahan kemudian menghapus air matanya sebelum kembali menatap sang putra. "Kalau kamu ingin Jihye kembali dan menikah denganmu, kamu harus sembuh. Dengan keadaanmu seperti ini, Jihye takut untuk sekedar mendekatimu" Hae In sentak terdiam, tangisannya berhenti kemudian memandang sang ibu lekat-lekat.
"B-benarkah?" Nyonya Jung mengangguk cepat. Hae In terlihat berpikir sambil memandang sebuah bingkai yang berisi foto dirinya dengan Jihye. Senyum terbit di bibirnya untuk pertama kalinya setelah 5 hari terus dirundung kesedihan dan ketakutan.
"aku mau sembuh, omma. Tolong buat aku sembuh, omma"
"Kalau begitu makan dulu, setelah itu kita konsultasi sama dokter..."
Hae In menerima suapan dari ibunya dengan semangat sehingga wanita itu sentak saja menangis bahagia. Akhirnya putranya mau makan juga setelah beberapa hari belakangan ini mogok makan. Ibu mana yang tidak khawatir melihat keadaan anak mereka yang mengalami stress berat? Pasti akan sakit juga melihat anaknya kesakitan. Begitu juga nyonya Jung yang sangat mencintai Hae In melebihi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You & I
Random"Kau sungguh gay!!!" Pekik tak percaya Jaera yang kini tak bisa bergerak setelah mendengar ucapan penuh keyakinan pria dihadapannya. "Siapa bilang jika rumor itu salah, hah?" Balas Kyuhyun santai seraya menyandarkan tubuhnya di dinding. Keduanya ber...