9. Kenyamanan

1.2K 68 1
                                    

Huruf miring bisa jadi Flashback atau ngomong dalam hati. TYPO BERTEBARAN HARAP ABAIKAN SAJA.

Happy Reading!!



**


Jaera tersenyum pada Siwon yang pagi ini bersedia mengantarnya ke sekolah. Dia tidak mungkin menolak untuk diantar jika saja pria itu tidak berdiri di depan flatnya sejak pagi ini.


"Seharusnya oppa tidak perlu repot-repot mengantarku..." ujar Jaera merasa sungkan.
"Kau adalah adikku, jadi jangan sungkan. Kalau ada apa-apa, katakan saja padaku. Sebenarnya aku ingin membelikanmu apartemen dibandingkan flat sederhana itu, tapi tentunya kau pasti akan menolak" Jaera tersenyum seraya mengangguk setuju.
"Ya, aku akan menolaknya. Ya sudah, terima kasih tumpangannya..." Jaera melepas selfbeltnya namun, Siwon menahannya sebentar lalu menyentuh rambutnya yang kali ini tak diikatnya.
"Nah, lebih cantik..." Jaera menyentuh rambutnya dan tersenyum saat merasakan sebuah jepitan berbentuk kupu-kupu terpasang di sana.
"Hadiah untukmu... selamat belajar"
"Terima kasih, oppa. Aku pergi..."


Jaera keluar dari mobil mewah BMW diikuti dengan tatapan penuh heran dari beberapa murid. Ini pertama kalinya Jaera datang dengan diantar mobil mewah seperti itu.


"Hey..." Jaera menoleh saat seseorang menjepit lehernya dengan tangannya. Dan terlihat Jihye.
"Siapa yang mengantarmu? Sepertinya pria tampan..." Jaera tertawa kecil mendengar ucapan sahabatnya ini.
"Kalau ada yang tampan, kau tahu saja..."
"Jadi siapa?"
"Bukan siapa-siapa, dia bosku di tempatku bekerja" Jihye bersiul menggoda seraya menoel pipi Jaera dengan gemas.
"yakin? Kenapa dia baik sekali? Apakah ada seorang bos perhatian pada karyawannya sendiri?"
"Ya sudah kalau tidak percaya..."


Keduanya melanjutkan pembicaraan mereka seraya menuju kelas. Sampai keduanya berhenti di papan mading yang dikerumuni murid-murid.


"Kenapa?" Jihye yang merupakan gadis yang selalu ingin tahu, ia segera mendekati papan mading untuk melihat berita apa yang sedang dibaca oleh orang-orang itu.
"Waaa..." Jaera jadi merasa tertarik, ia mendekat ke arah Jihye yang masih sibuk melihat papan mading, namun langkahnya tertahan saat seseorang mencengkram tangannya.


Jaera menemukan Sungmin yang menahannya, ia mulai panik lalu mengedarkan pandangannya untuk berjaga-jaga jika ada Kyuhyun. Ia benar-benar tak ingin bertemu pria itu untuk hari ini dan hari ke depannya. Sungmin yang tahu dengan pikiran Jaera segera berucap sekaligus mengatakan tujuannya.


"Kyuhyun tidak ada... bisakah kita berbicara berdua?"


Mata bulat Jaera menatap Sungmin yang terlihat berbeda hari ini. Maksudnya, sikap dan raut wajahnya. Biasanya Sungmin dipenuhi senyuman ramah dan sikap yang terbuka. Tapi, sekarang pria ini berubah menjadi datar dan dingin.


@at school park.


Mereka berdua saling berhadapan dengan Sungmin yang masih belum mengutarakan tujuannya untuk berbicara. Jaera jadi bingung sendiri melihat perubahan sikap Sungmin hari ini.


"Ada apa, Sungmin?" Tanya Jaera membuka pembicaraan.
"..." Jaera mengusap tengkuknya tak enak. Kenapa sikapnya jadi persis seperti Kyuhyun ya?
"Kau ada masalah ya? Ceritaka sa__"
"Kyuhyun gay, nuna. Dia menyukaiku"

Between You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang