35. Terakhir [2] END

1.6K 65 0
                                    

Huruf miring bisa jadi Flashback atau ngomong dalam hati. TYPO BERTEBARAN HARAP ABAIKAN SAJA.

Happy Reading!!

**

Lee Sooman mendatangi rumah keluarga Cho bersama Donghae, awalnya Donghae tidak ingin ikut hanya saja dia ingin melihat reaksi Jaera. Dia juga sudah siap kalau gadis itu akan membencinya karena masalah ini. Donghae bisa melihat wajah tegang ayahnya ketika mereka sudah berada di depan pintu rumah keluarga Cho.

"ah, annyeonghaseyo..." Donghae membungkuk ketika nyonya Cho membuka pintunya. Wanita paruh baya itu tersenyum lebar kemudian memeluk Donghae erat.
"Donghae-ya, apa kabarmu? Ya ampun, sudah lama sekali tidak bertemu..."
"kabarku baik, ahjuma. Aku ke sini bersama appaku, beliau ingin bertemu dengan Jaera" nyonya Cho menatap Sooman yang terlihat pucat. Donghae juga menatapi ayahnya ketika mata tua itu memandangnya. Donghae mengangguk untuk menguatkan.
"ah, itu benar, nyonya Cho. Saya ingin bertemu Jaera, ada satu hal yang ingin kubicarakan" nyonya Cho mengangguk kemudian mempersilakan Donghae dan ayahnya masuk. Mereka disajikan minuman sementara nyonya Cho memanggil Jaera. Hari minggu Jaera memang lebih suka di dalam kamarnya bersama Kyuhyun.

Tak lama, gadis itu turun bersama Kyuhyun di sampingnya. Jaera membungkukkan tubuhnya dihadapan Sooman yang semakin pucat melihat Jaera di depannya. Kepercayaan dirinya tiba-tiba meluntur karena takut Jaera akan benar-benar membencinya.

"ada apa, ahjushi Lee? Pasti ada hal penting yang ingin dibicarakan" kata Jaera dengan senyum lembutnya. Kyuhyun yang duduk di sampingnya hanya sibuk bermain PSP yang memang ada digenggamannya sedari tadi. Sebelumnya Kyuhyun sedang mengajari Jaera bermain PSP.
"emm... nona muda... ekhm... begini... emm..." Donghae menarik nafas lambat mendengar ayahnya yang gugup setengah mati. Dirinya tak kalah gugup karena ini masalah ayahnya juga, jadi juga merasakan ketakutan itu.
"ahjushi ini kenapa? Tidak perlu gugup begitu, jangan karena kita sudah lama tidak bertemu ahjushi jadi canggung padaku. Dan aku bukan anak dari majikanmu lagi, jadi panggil aku Jaera saja" ujar Jaera mencoba menenangkan pria paruh baya dihadapannya ini. Kyuhyun yang awalnya sibuk dengan PSP mulai melirik kecil Lee Sooman dan Donghae bergantian. Seperti ada hal yang tidak beres di sini. Bahkan tanpa mereka ketahui tuan dan nyonya Cho menguping dari arah dapur.
"tidak nona muda... ahjushi ingin... mengatakan sebuah kejujuran..." Jaera mengangguk masih dengan wajah tenangnya.
"sebenarnya... kematian orang tuamu..." mendengar orang tuanya disebut, wajah Jaera perlahan berubah waspada. Senyumnya menghilang dan kini wajahnya terlihat penasaran dengan hal yang ingin dikatakan Sooman kepadanya.
"k-kenapa dengan orang tuaku, ahjushi?"
"aku... aku..." tanpa sadar Sooman menangis sebelum dia bisa mengakui kejahatannya itu. Dia tidak ingin seperti ini, tapi dia harus bertanggung jawab. Donghae yang melihat ayahnya begitu tertekan menggenggam tangan tua itu erat memerikan kekuatan. Jaera yang masih penasaran ikut menatap Sooman sedih.
"aku yang membunuh mereka.."

DEG

"apa..."

Tuan Cho bangkit dari duduknya kemudian melangkah cepat menuju tempat Sooman berada lalu mencengkram kerah kemeja Sooman kasar. Tatapan tuan Cho begitu tajam dan tidak bersahabat persis seperti putranya ketika marah.

"JADI KAU DALANG SEMUA ITU?!"
"ahjushi Cho..." Donghae bahkan tak bisa berbuat apapun ketika tuan Cho berteriak penuh amarah pada ayahnya. Ia menatap Jaera yang masih diambang keterkejutannya dipeluk oleh Kyuhyun. Wajah gadis itu dipenuhi air mata tapi tidak ada satupun suara isakan keluar dari mulutnya.
"bukan, tuan Cho. Bukan aku... aku disuruh oleh..." Sooman menghentikan ucapannya sehingga tuan Cho semakin geram.
"oleh siapa?! KATAKAN!"
"Oh Hyejun-shi!" jawab Donghae cepat. Dia ingin masalah ini cepat selesai, kalau ayahnya begitu sulit mengatakan kejujuran maka dia yang akan menjelaskannya.
"appa tergiur dengan tawaran Hyejun-shi tapi, appa harus membunuh majikannya sendiri. Kemarin appa mendapat ancaman dari Hyejun tentang fotonya yang sedang membunuh appa dan omma Jaera untuk berniat memenjarakan appaku karena anaknya telah kumasukkan ke dalam penjara"
"itu adalah hasil sebenarnya yang harus kau dapatkan karena telah membunuh orang tak bersalah seperti majikanmu itu. Kau tega melakukan itu tanpa berpikir banyak" sarkatis tuan Cho sambil melepaskan cengkramannya dengan kasarnya sampai Sooman tersentak ke bawah.
"tapi appa tidak ingin masuk penjara sendiri, dia mau bertanggung jawab asalkan Oh Hyejun juga mendapatkan ganjarannya karena menyuruhnya melakukan pembunuhan itu"
"kenapa, ahjushi?"

Between You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang