12. THANKYOU 😰

20.7K 803 4
                                    

"Kemeja Nicholas?" Tanya Aby bingung.

"Iya non. Pesta itu kan di adakan di hotel milik tuan Adam, nah penthouse di hotel itu di tempati oleh tuan Nicholas. Dan tadi non bilang kalau non bangun dan berada di sebuah kamar besar? Nah itu non, kalau kamar hotel biasa kamarnya pasti tidak terlalu besar. Dan tadi bibi baru ingat kalau wangi kemeja yang non pakai sama dengan wangi baju-baju tuan Nicholas di lemarinya, dan juga sama dengan wangi yang tertinggal di sofa ini kemarin." Jelas Alice panjang lebar menepuk-nepuk sofa yang mereka duduki tanpa memberi Aby waktu untuk membantah.

"Tidak mungkin Nicholas yang membantuku bi. Bibi ingat kan ancaman Nicholas yang selalu akan membunuhku? Nah kalau seandainya benar Nicholas yang menolongku waktu pingsan di toilet, harusnya dia tidak melakukan itu, dia pasti senang melihat aku mati di sana." Jelas Aby.

"Tapi bibi sangat yakin non." Sahut Alice.

Aby diam, tapi kerutan didahinya menandakan pikirannya sedang tidak diam.

"Bi, setelah kemejanya bersih jangan di masukan ke lemari Nicholas dulu ya. Biar aku yang mengembalikan langsung ke Nicholas. Aku mau berterima kasih, setidaknya dia telah berbuat baik." Ujar Aby tulus.

***

Setelah makan malam, Aby mondar-mandir resah di dalam kamarnya. Dia ingin mengurungkan niatnya untuk menemui Nicholas. Bayangan wajah tampan dan mengerikan milik Nicholas selalu membuatnya merinding ketakutan. Tapi di sisi lain, dia juga ingin berterima kasih kepada Nicholas. Biar bagaimanapun ini adalah kebaikan pertama Nicholas selama 10 tahun mereka hidup satu atap.

Sebentar-bentar dia melirik ke arah kemeja yang terlipat rapi di atas tempat tidurnya.

Akhirnya dia membulatkan tekad untuk menemui Nicholas. Ya, dia akan menunggu Nicholas sampai pria itu datang dan dia akan mengembalikan kemeja itu.

Dia turun ke lantai bawah sambil membawa kemeja milik Nicholas. Dia berencana akan menunggu Nicholas di sana.

Aby menyibukkan dirinya dengan menonton sambil memakan cemilan dan minum kopi dan sesekali melirik ke arah pintu untuk memastikan kedatangan Nicholas.

Satu jam, dua jam, tiga jam dan Aby pun tidak bisa menahan kantuk di matanya dan langsung tertidur di atas sofa. Pengaruh kopi tidak bisa membuat matanya bertahan.

***

Perlahan pintu besar itu terbuka dan menampilkan sosok tinggi Nicholas. Jam sudah menunjukkan pukul 4 subuh. Dia hendak menaiki tangga ketika matanya tidak sengaja melihat sosok Abigail yang tidur pulas dengan posisi menyamping di atas sofa ruang tamu.

Seketika Nicholas terdiam. Dia melihat bekas cakaran di lengan Aby yang sudah di beri salap. Kemudian matanya naik ke atas hingga menemukan sudut bibir Aby yang masih membiru. Tanpa sadar dia mengangkat sebelah tangannya dan mengulurkan nya di depan wajah Aby hendak mengelus sudut bibir itu. Tapi tangannya hanya menggantung saja, dia tidak berani menyentuh bibir gadis itu. Nicholas kembali menarik tangannya dan membuang nafasnya kasar.

Satu jam kemudian.....

"Non, kenapa tidur disini?" Ujar Alice sambil mengguncang pelan tubuh Aby.

Perlahan Aby membuka matanya.

"Ya ampun! Ini jam berapa bi?" Tanya Aby panik mengingat misinya yang sepertinya sudah gagal.

"Jam 5 non." Jawab Alice mengernyitkan dahinya bingung.

"Nicholas pasti sudah pulang."

"Iya tuan Nicholas sudah pulang, tadi bibi lihat mobilnya di halaman depan." Jelas Alice masih bingung.

ABIGAIL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang