Abigail keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan jubah mandi dan handuk yang masih terlilit di rambutnya yang masih basahdan berjalan menuju dapur untuk mencari Nicholas.
"Halo sayang. Kau sudah selesai mandi?" Tanya Nicholas. "Duduklah, kita sarapan." Lanjutnya dengan wajah sok manis sambil meletakkan dua piring berisi spaghetti dan dua gelas susu.
"Karena ulahmu bajuku basah, sekarang aku tidak punya baju. Bag-" Belum sempat Abigail menyelesaikan bicaranya, Nicholas sudah menarik tubuhnya dan mendudukkannya di kursi.
"Kita sarapan saja dulu. Soal baju itu urusan nanti." Jawab Nicholas yang juga ikut duduk di sebelah Abigail.
***
Setelah selesai sarapan, Nicholas berjalan menuju kamar dan diikuti oleh Abigail.
"Kau pakai ini." Ujar Nicholas sambil menyodorkan sebuah tas belanja ke hadapan Abigail.
Baru saja Abigail akan mengambil tas itu, Nicholas tiba-tiba menariknya kembali.
"Ini tidak gratis." Ujar Nicholas santai.
Mendengar ucapan Nicholas, perasaan Abigail mulai tidak enak.
"Apalagi sekarang?" Tanya Abigail dengan tatapan was-was.
"Kalau kau mau pakai ini, kau harus menemaniku mandi." Sahut Nicholas santai sambil nyengir.
"Apaa?!" Seru Abigail tidak habis pikir kenapa Nicholas terus menerus memanfaatkan situasi sulitnya.
Nicholas tidak menjawab, dia hanya menatap Abigail sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Baiklah. Aku akan pulang pakai handuk ini saja." Ujar Abigail yang tidak ingin dimanfaatkan lagi oleh Nicholas.
"Oke." Jawab Nicholas santai sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan membawa tas belanjaan yang tidak jadi di berikan kepada Abigail.
Abigail benar-benar geram dengan sikap Nicholas, tapi dia juga tidak mungkin pergi hanya dengan menggunakan handuk.
"Nicholaaas!!! Kau keterlaluan!!" Teriaknya geram sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Nicholas yang sudah mulai menanggalkan pakaiannya, tersenyum menang. Dia membalikkan badannya menghadap Abigail.
"Ada apa?" Tanya Nicholas pura-pura bingung.
"Kau benar-benar keterlaluan!" Seru Abigail geram.
"Aku kan memberimu pilihan sayang, dan kau memilih untuk pulang menggunakan handuk saja. Dan aku tidak keberatan dengan hal itu. Kenapa sekarang kau marah?Kau itu kadang membuatku bingung." Sahut Nicholas santai dan tidak merasa bersalah lalu kembali melanjutkan aktivitas mandinya. Dia sudah tahu kalau Abigail akan kembali kalah.
Abigail lagi-lagi hanya pasrah saja dan tidak ingin berdebat dengan Nicholas. Sambil menahan geram, dia lalu melepaskan jubahnya dan berjalan mendekati Nicholas.
Nicholas yang menyadari kehadiran Abigail, langsung menghadap Abigail dan mengeluarkan cengiran kemenangannya.
"Kau harus ingat janjimu." Ujar Abigail dengan wajah yang masih kesal.
"Janji? Emmm... Ah ya! Aku ingat!" Sahut Nicholas riang. Dia meraih tubuh Abigail dan membawanya ke dalam pelukannya. Dia menatap wajah Abigail sambil tersenyum "Setelah ini kita akan ke pantai." Lanjut Nicholas.
"Aku harap tidak ada lagi syarat dadakan." Sindir Abigail.
***
Nicholas dan Abigail sudah sampai di Long Beach. Abigail tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat ini. Melihat laut membuat dia bisa kembali mengenang masa-masa indah bersama Mommynya. Terlebih lagi karena cuaca pantai yang tidak terlalu terik dan entah karena kebetulan atau tidak, hari ini Long Beach begitu sepi. Tidak banyak pengunjung yang datang. Salah. Memang tidak ada pengunjung.
"Selamat pagi tuan. Selamat pagi nona. Selamat datang di Long Beach." Sapa seorang pria yang datang menghampiri mereka sambil membungkukkan badannya.
"Selamat pagi pak." Sahut Abigail sambil membungkukkan badannya. Nicholas seperti biasa tidak menyahut.
"Sesuai permintaan tuan muda, hari ini kami menutup wilayah pantai ini untuk um-"
"Kau sudah bisa pergi, tinggalkan kami berdua di sini." Nicholas memotong pembicaraan pria itu.
"Baik tuan. Aku permisi."
"Kau selalu saja memotong pembicaraan orang." Sindir Abigail kepada Nicholas dan langsung meninggalkan Nicholas menuju bibir pantai.
Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti, dia menyadari sesuatu yang janggal.
"Kau sengaja melakukannya?" Tanya Abigail menyelidik.
"Melakukan apa?" Nicholas balik bertanya.
"Kau menyuruh mereka untuk menutup pantai ini untuk umum?" Tanya Abigail dengan tatapan menyelidik.
"Emmm... Ya, aku meminta mereka melakukan itu." Jawab Nicholas santai. "Ada yang salah dengan itu?"
"Emm tidak ada. Kau tidak pernah salah. Kalau pun salah, kau pasti tidak akan mengaku salah." Sahut Abigail sinis.
"Aku cuma tidak mau kau merasa tidak nyaman berada di pantai. Saat ini kau bersama seorang pria tampan yang bisa dipastikan akan menarik perhatian seluruh pengunjung pantai. Hal itu pasti tidak menyenangkan. Makanya aku menyuruh mereka menutupnya untuk umum." Jelas Nicholas pura-pura serius.
"Terserah." Abigail kembali mengalah dan mengakhiri debat mereka. "Ayo ke sana." Abigail menarik tangan Nicholas dan mengajaknya ikut ke bibir pantai untuk bermain air laut.
Nicholas sebenarnya ogah bermain-main di pantai, tapi karena ini adalah permintaan Abigail, akhirnya dia menurut saja ketika Abigail menarik tangannya.
***
tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
ABIGAIL (TAMAT)
Roman d'amourOPEN PO!! Nicholas Franklin. Pria berwajah tampan pewaris tunggal perusahaan raksasa asal Amerika Serikat. Hidupnya terlihat sempurna, bahkan sangat sempurna dimata orang - orang yang hanya mengetahuinya sebagai pewaris tunggal. Berbanding terbal...