Abigail melangkahkan kakinya dengan santai memasuki gedung perusahaan Franklin Coorporation. Semua pegawai yang melihat kedatangannya langsung membungkukkan badan memberi hormat. Abigail mulai membiasakan dirinya dengan situasi itudan tersenyum manis ke arah para pegawai.
Dia langsung berjalan masuk ke dalam lift khusus Nicholas yang hanya bisa diakses oleh dirinya sendiri dan Nicholas.
"Selamat pagi nona." Sapa sekeretaris Nicholas sambil membungkukkan badannya dan tersenyum ke arah Abigail.
Abigail membalas senyum sang sekretaris dan tanpa bertanya terlebih dahulu, dia langsung membuka ruangan Nicholas menggunakan kombinasi angka yang telah diberitahu Nicholas padanya.
Dan alangkah terkejutnya Abigail ketika dia masuk dan menemukan Nicholas sedang bersama seorang wanita yang sangat seksi. Wanita itu bahkan tidak segan-segan duduk di atas meja kerja Nicholas dan dengan rok mini ketat yang dikenakannya.
Nicholas sebenarnya tidak menggubris keberadaan gadis itu. Dia terlihat sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya, tapi gadis itu semakin bersemangat menggoda Nicholas. Walaupun tanpa menyentuh Nicholas.
Abigail tidak bersuara, dengan gerakan cepat dia langsung berbalik badan dan meninggalkan Nicholas bersama wanita itu sambil membanting pintu dengan keras.
"Non ada apa?" Tanya sang sekretaris melihat Abigail yang berjalan tergesa-gesa dengan wajah tegang tapi malah terlihat seperti ingin menangis.
Abigail tidak menggubris. Dia semakin mempercepat langkahnya dan buru-buru memasuki lift.. Melihat Nicholas bersama dengan wanita yang dengan terang-terangan menggodanya, membuat darah Abigail mendidih, namun dia tidak tahu harus bagaimana selain melarikan diri seperti pengecut.
"Apa karena tadi aku mengabaikannya makanya dia bersama wanita lain? Atau Nicholas memang selalu seperti itu di belakangku? Lalu apa artinya aku baginya?" Tanya Abigail dalam hatinya dan tanpa ia sadari air matanya jatuh.
***
Nicholas yang mendengar pintu ruangannya dibanting, langsung berlari dan mengejar sosok yang ia yakini Abigail.
"Apa tadi itu Abigail?" Tanyanya memastikan kepada sekretarisnya. Wajahnya terlihat begitu khawatir.
Sang sekretaris langsung menganggukkan kepalanya kikuk melihat sikap Nicholas.
"Dia pasti salah paham." Gumamnya dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya.
"Perintahkan pihak keamanan untuk mencegahnya keluar dari gedung." Perintah Nicholas kepada sekretarisnya. Percuma saja kalau dia mengejar Abigail saat ini, karena bisa dipastikan Abigail akan lebih cepat sampai di lantai bawah.
"Baik tuan." Sahut sekretarisnya dan langsung menghubungi pihak keamanan.
"Ada apa?" Tanya perempuan yang baru saja keluar dari ruangan Nicholas.
Nicholas mulai menyadari keberadaan Emilia, dan tiba-tiba dia melayangkan tangannya dan menampar wajah perempuan itu. "Sialan kau! Kalau sampai dia salah paham, kau yang harus bertanggung jawab jalang!" Seru Nicholas dengan tatapan berapi-api dan langsung berlari menuju lift.
"Aku sudah memperingatimu nona." Ujar sang sekretaris kepada wanita itu dengan tatapan menyindir dan mengejek.
"Sialan kau Nicholas." Geram wanita itu sambil mengelus-ngelus pipinya yang seperti terbakar terkena tamparan Nicholas. "Aku bahkan belum menyentuhnya."
***
Flashback on...
"Nicholas nya ada?" Tanya Emilia kepada wanita yang dia yakini sebagai sekretaris Nicholas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIGAIL (TAMAT)
RomanceOPEN PO!! Nicholas Franklin. Pria berwajah tampan pewaris tunggal perusahaan raksasa asal Amerika Serikat. Hidupnya terlihat sempurna, bahkan sangat sempurna dimata orang - orang yang hanya mengetahuinya sebagai pewaris tunggal. Berbanding terbal...