41. ELLA 👵

14.3K 629 5
                                    

"Coba kau lihat." Ujar George sambil menunjuk dua orang yang baru saja keluar dari pintu besar asrama. "Dia baik - baik saja bukan?"

Nicholas mengikuti arah pandang George, dan benar saja sosok Abigail bersama dengan seorang biarawati sedang berjalan menuju sebuah taman yang tidak terlalu luas. Melihat sosok Abigail dari kejauhan, membuat Nicholas reflek ingin membuka pintu mobil. Tapi tidak bisa.

"Eiiittt. Kau sudah janji tidak akan menemuinya. Pintumu sudah kukunci. Kau tidak bisa keluar." Ujar George sambil tertawa.

"Sialan kau George!" Seru Nicholas menahan marah.

"Kau sudah janji Mr. Franklin." Sahut George santai.

***

Abigail dan suster Ella kini sedang duduk santai di bawah sebuah pohon rindang di tengah - tengah taman. Mereka tidak menyadari jika mereka sedang di intai oleh Nicholas dan George.

"Emmm.... Sebenarnya aku hanya penasaran saja bagaimana kehidupan Mommyku dulu. Mommy pergi saat aku berusia 8 tahun, jadi aku tidak sempat mendengar cerita - cerita Mommy saat dia masih muda." Ujar Abigail sambil menundukkan kepalanya dan tersenyum.

"Sebenarnya, ada satu hal juga yang agak membuatku penasaran" Sahut suster Ella. "Tapi baiklah, aku akan menceritakan bagaimana Mommymu dulu. Anetta Jhonson yang cantik dan lemah lembut." Lanjut suster Ella sambil tersenyum mengingat mendiang Anetta Jhonson.

Abigail mengangguk ceria.

"Ibumu adalah wanita yang sangat cantik. Karena kecantikannya, ibumu begitu digilai oleh seorang pria kaya raya. Dan ternyata ibumu juga mencintai pria itu, dan akhirnya mereka menjalin hubungan. Mereka cukup lama menjalin hubungan, bahkan sampai ibumu menamatkan kuliahnya dan mendapatkan pekerjaan pun mereka masih berhubungan. Tapi mungkin karena status sosial ibumu, keluarga pria itu tidak merestui hubungan keduanya. Sampai akhirnya pria itu harus menikahi wanita lain dan meninggalkan ibumu." Lanjut suster Ella.

Abigail yang mendengar cerita itu langsung menjatuhkan air matanya. Mommynya pasti melewati masa-masa sulit itu sendirian, mengingat Mommynya memang tidak memiliki sanak saudara karena kebakaran yang menimpa mereka sekeluarga dan hanya Mommynya yang selamat.

"Tapi untung saja ibumu adalah wanita yang kuat. Dia mampu melewati semua itu." Suster Ella mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Abigail, sehingga dia mencoba menghibur Abigail."Dan sebenarnya ada satu hal yang membuat aku penasaran." Lanjut suster Ella dengan wajah penasaran.

Abigail menoleh dan memperhatikan wajah suster Ella. "Apa itu sus?" Tanya Abigail antusias.

"Katamu sampai sekarang kau belum tahu siapa ayah kandungmu yang sebenarnya, dan setahuku setelah ibumu ditinggalkan oleh kekasihnya itu, ibumu tidak pernah menikah." Lanjut suster Ella kembali menggantung omongannya.

"Maksud suster apa?" Tanya Abigail semakin penasaran. Dia seperti mendapatkan setitik harapan untuk bisa mengetahui siapa ayah kandungnya.

"Mungkin sajakau adalah anak ibumu dengan pria yang meninggalkannya." Sahut suster Ella dengan berhati-hati. Dia tidak ingin menyakiti hati Abigail dengan kata-katanya.

Abigail diam membeku. Otaknya yang sedang berfungsi normal langsung bisa menyimpulkan penjelasan suster Ella. Dia kaget membayangkan jika memang benar ayah kandungnya tega melakukan hal itu kepada Mommynya. Ada rasa benci yang muncul dari dalam hatinya kepadai sosok ayah kandungnya yang sebenarnya belum diketahuinya.

"Itu hanya kemungkinan. Bisa saja faktanya bukan seperti itu. Aku hanya mencoba menghubung-hubungkan beberapa hal. Dan biar bagaimana pun, kau berhak tahu siapa ayah kandungmu." Sahut suster Ella merasa bersalah. Dia pikir kata-katanya barusan memang menyakiti hati Abigail.

"Apa suster kenal dengan pria yang meninggalkan Mommyku?" Tanya Abigail lirih karena dilema antara mau bertanya atau tidak.

"Ya, aku tahu. Kau juga pasti mengenalnya." Sahut suster.

Abigail sangat terkejut mendengar fakta bahwa ada kemungkinan dia juga mengenal ayah kandungnya yang selama ini tidak diketahuinya.

Apa mungkin ayahnya selama ini ada di sekitarnya. Apa mungkin selama ini ayahnya mengetahui bahwa Abigail adalah putrinya tapi tidak ingin menampakkan dirinya. Atau mungkin ayahnya adalah orang yang begitu terkenal sehingga Abigail bisa mengenalnya?

Dia semakin takut dan juga semakin penasaran untuk mengetahui kemungkinan siapa ayahnya. Karena berdasarkan cerita dan petunjuk dari suster Ella, kemungkinan terbesar adalah ayah kandungnya memang pria yang pernah meninggalkan ibunya.

"Benarkah? Apa kami begitu dekat?" Tanya Abigail tidak ingin langsung ke inti pertanyaan.

"Sepertinya tidak." Jawab suster Ella singkat.

"Kalau begitu apakah dia seorang yang begitu terkenal?" Tanya Abigail dengan jantung yang semakin kuat berpacu.

"Seperti yang aku katakan sebelumnya, dia pria yang berasal dari keluarga yang sangat kaya dan terkenal." Jawab suster Ella.

"Suster mengetahui nama pria itu?" Tanya Abigail memberanikan diri.

"Carlos Armstrong." Jawab suster Ella singkat.

Abigail seperti disambar petir dengan tegangan yang kuat. Jantungnya yang semula berdegup kencang, sempat terhenti sepersekian detik.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya suster Ella khawatir melihat reaksi Abigail.

"Aku baik-baik saja sus." Ujar Abigail dengan suara bergetar. Air matanya kembali jatuh.

"Seperti yang aku katakan tadi, bisa saja faktanya tidak sesuai dengan perkiraan kita." Sahut Ella mencoba menenangkan Abigail.

"Sepertinya perkiraan kita benar sus." Sahut Abigail lirih.

"Kenapa kau bisa yakin?" Tanya suster Ella penasaran.

"Aku tidak pernah bertemu dengan dia sebelumnya, tapi ketika pertama kali melihatnya, wajahnya terlihat tidak asing bagiku, seolah-olah kami sering bertemu sebelumnya." Sahut Abigail.

"Benarkah? Jangan-jangan dia juga merasakan hal yang sama." Sahut Ella.

"Sepertinya dia mengetahui fakta yang sebenarnya." Ujar Abigail masih dengan suara yang sedikit gemetar.

"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?" Tanya suster Ella yang malah semakin penasaran.

"Aku dekat dengan putranya. Putranya pernah mengatakan kalau Carlos menyimpan foto dan namaku di meja kerjanya." Jawab Abigail menahan air matanya yang sudah mulai kembali menumpuk di pelupuk matanya.

Bagaimana pun, fakta mengejutkan yang barusan didengarnya membuat hatinya begitu sakit. Bagaimana tidak? Selama ini Carlos mengetahui bahwa Abigail adalah putri kandungnya, tapi dia seolah-olah tidak mengetahui hal itu. Mereka sudah beberapa kali bertemu, tapi Carlos bahkan bersikap seolah-olah tidak menganggap keberadaan Abigail.

***

tbc....

ABIGAIL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang