13. CHICAGO 🛬

19.9K 747 7
                                    

Franklin Mansion, 12.30 PM

"Bibi, besok aku akan ke Chicago mengunjungi Mommy. Aku sudah minta ijin ayah." Ujar Aby kepada Alice setelah selesai makan siangnya.

"Kalau begitu bibi akan ikut." Sahut Alice menawarkan diri.

"Tidak perlu bi, aku bisa sendiri. Aku juga tidak akan lama di sana, mungkin 2 atau 3 hari aku akan kembali." Jelas Aby meyakinkan Alice.

"Non Aby yakin?" Tanya Alice memastikan.

Aby hanya mengangguk mantap.

"Pesawat jam berapa non?" Tanya Alice.

"Ayah sudah menyuruh James untuk menyiapkan semuanya bi, jadi tinggal tunggu kabar dari James." Jelas Aby.

***

01.00 PM

Nicholas menatap tajam ke arah George yang baru saja menerobos masuk ruangannya tanpa mengetuk pintu. Kebiasaan George.

"Mukamu bisa santai saja Nick?" Ujar George santai tanpa memperdulikan tatapan Nicholas.

"Aku sedang tidak ingin berbasa-basi. Mau apa kau kesini?" Tanya Nicholas datar.

"Ibumu mengundangku menghadiri pesta pernikahannya. Kau mengijinkanku?" Tanya George Melihat Nicholas mulai jinak. "Sebenarnya aku sempat berpikir kenapa aku harus minta ijin. Tapi mengingat aku adalah calon adik iparmu, maka tidak ada salahnya aku minta ijin bukan? Ya manatahu saja kau mengijinkanku datang dengan membawa Abigail." Lanjut George sambil terkekeh.

"In your dream George." Sahut Nicholas datar. "Kau juga tidak kuijinkan untuk menghadiri pesta itu. Aku tidak mau membiarkanmu mendapat bahan lelucon menghinaku." Lanjut Nicholas santai.

"Sudah kuduga." Sahut George santai. "Nick, besok aku mau pergi tanpa sepengetahuan ayah dan ibuku. Aku bisa minta tolong?"

"Heh? Kau mau kawin lari?" Sahut Nicholas bingung.

"Kalaupun harus kawin lari, maka Abigail yang akan jadi partnerku berlari." Tawa George membahana di seluruh ruangan. "Ayah dan ibuku mau menjodohkanku dengan Chaterine, dan aku tidak mau."

"Langsung ke intinya saja." Sahut Nicholas geram dengan basa-basi George.

"Jadi aku mau kabur. Nah aku berencana akan menggunakan orangmu saja untuk mengantarku ke bandara umum. Kalau aku menyuruh anak buahku atau anak buah ayahku, ayahku pasti akan memaksa mereka untuk memberitahu kemana aku pergi. Jadi amannya aku pakai orangmu saja. Tenang, aku tidak akan memintamu mengantarku ke bandara.Aku tahu kau CEO yang sibuk." Jelas George panjang lebar. "Sebenarnya sok sibuk" Lanjut George tidak merasa berdosa .

***

"Besok pagi antarkan George Anderson ke bandara, jemput dia di kantornya. Dan satu lagi jangan ada yang tahu kalau dia pergi ke bandara." Jelas Nicholas pada James melalui ponselnya.

"Maaf tuan, tapi besok pagi aku di tugaskan tuan Adam untuk mengantar non Aby ke bandara." Jawab James dari seberang sana.

"Bandara? Dia mau kemana?" Tanya Nicholas.

"Non Aby akan pergi ke Chicago mengunjungi ibunya." Jelas James singkat.

Nicholas langsung memutuskan panggilannya kepada James. Dia tampak sedang berpikir. Kemudian dia mencoba menghubungi seseorang.

"Besok pagi ikuti James yang akan ke bandara bersama seorang wanita. Wanita itu akan pergi ke Chicago. Mengunjungi ibunya. Ikuti wanita itu dan laporkan apa saja yang di lakukannya di sana. Dan cari data lengkap ibunya serta riwayat hidup ibunya secara lengkap, juga semua keluarganya. Aku tidak mau hasil yang setengah-setengah." Perintah Nicholas kepada anak buahnya.

***

Keesokan harinya...

"Kami sudah sampai di Chicago tuan, saat ini gadis itu sedang bersama seorang supir yang sepertinya suruhan James. Mereka sedang dalam perjalanan, tapi kami tidak tahu mereka akan menuju kemana. Kami akan kembali menginformasikan jika ada kabar terbaru tuan" Lapor pria itu kepada Nicholas melalui telefon. Pria dan 1 orang temannya itu adalah orang suruhan Nicholas untuk memata - matai Abigail.

***

"Sudah sampai non." Ujar Edison ramah ketika mereka sudah sampai di depan sebuah hotel berbintang lima. Edison adalah supir suruhan James untuk menemani Abigail selama di Chicago.

"Ini hotelnya?" Tanya Aby heran karena takjub melihat hotel di depannya.

"Iya non, sesuai permintaan James" Sahut Edison.

Aby menghela nafasnya. "Baiklah. Aku langsung masuk saja kalau begitu."

***

"Dia sekarang sudah berada di hotel milik keluarga anda tuan." Lapor anak buah Nicholas dari seberang sana.

"Sewa kamar yang berada di sebelah kamarnya, dan pantau dia terus." Perintah Nicholas kepada orang suruhannya.

***

Ponsel milik Aby berdering. Sebuah panggilan dari nomor tidak di kenal. Ponsel Aby tidak memiliki banyak kontak. Hanya nomor ponsel Adam, Emma, Alice, James dan Alex yang di miliki oleh Aby.

"Halo?" Tanya Aby memberanikan diri menjawab panggilan itu.

"Ini aku Kenneth. Maaf karena lancang meminta nomormu di sekretariat sekolah. aku hanya mau bertemu denganmu. Apa besok kau ada waktu?" Kenneth sedikit gugup berbicara.

"Maaf Kenneth. Tapi beberapa hari yang lalu aku di tuduh menggodamu." Aku Aby polos. "Aku tidak mau mereka mengganggapku benar-benar melakukan hal itu, jadi maaf aku tidak bisa menemuimu." Lanjut Aby sedikit merasa bersalah.

"Justru aku mau meluruskan masalah itu." Sahut Kenneth.

Aby tampak berpikir sesaat. Ya, dia memang harus tahu masalah yang sebenarnya. Karena jujur saja dia masih bingung kenapa dia bisa di perlakukan seperti itu dan bahkan di tuduh menggoda Kenneth yang baru beberapa jam berkenalan dengannya.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa menemuimu besok. Aku sedang berada di Chicago dan baru akan kembali lusa." Jelas Aby.

"Benarkah? Kalau begitu apa kita bisa bertemu malam ini saja? Kebetulan malam ini aku juga berada di Chicago." Sahut Kenneth girang.

"Oh kebetulan sekali. Baiklah. Kita bisa bertemu di mana?" Tanya Aby.

"Tidak Abigail, biar aku jemput saja. Kau menginap dimana?" Tawar Kenneth.

"Itu terlalu merepotkan." Sahut Aby sopan.

"Tidak Abigail. Aku jemput jam 7 malam."

"Franklin Hotel." Ujar Aby yang kemudian sadar jika nama hotel ini sama dengan nama hotel ayahnya. Suatu kebetulan, pikirnya.

***

tbc...

ABIGAIL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang