16. A HUG 👫

19.5K 782 12
                                    

Bukan pelayan hotel melainkan sosok pria bertubuh tinggi yang selalu menatapnya dingin dan datar. Dia langsung menundukkan kepalanya seperti yang biasa dilakukannya ketika berhadapan dengan pria itu.

"Apa kau akan terus membiarkanku berdiri disini?" Tanya Nicholas datar melihat Abigail yang sepertinya tidak berencana untuk mempersilahkannya masuk.

Aby tidak menjawab. Dia hanya menggeser sedikit tubuhnya agar Nicholas bisa masuk. Nicholas masuk dan Aby masih tetap berdiri di tempatnya. Pikirannya penuh dengan pertanyaan mengenai bagaimana pria itu bisa ada disini.

Nicholas memutar tubuhnya ke belakang ketika menyadari gadis itu masih diam di tempatnya. Dia kemudian mendekati gadis itu dan menutup pintu kamar.

Aby yang melihat hal itu mulai takut, dia tidak tau apa yang akan dilakukan Nicholas padanya. Kini Nicholas sudah berdiri di hadapannya.

Tiba-tiba sesuatu di luar akal sehatnya terjadi.

Nicholas menarik pelan tubuh gadis itu dan membawanya ke dalam pelukannya.

Tanpa suara, dia merangkul gadis itu semakin erat, seolah-olah gadis itu bisa saja menjadi debu jika dia melepaskan pelukannya.

Abyshock dengan sikap Nicholas. Dia tidak memberontak ketika Nicholas menarik tubuhnya dan membawanya bersandar di dada bidang milik Nicholas. Namun dia juga tidak membalas pelukan Nicholas. Dia hanya berdiri mematung di dalam pelukan Nicholas.

"Bicaralah." Kata Nicholas datar di tengah pelukannya.

Aby tetap diam, dia tidak tahu harus bicara apa. Otaknya masih belum bisa bekerja dengan normal saat ini.

Kemudian Nicholas melepaskan pelukannya. Dan menatap iris mata warna biru milik Aby.

Entah karena tatapan Nicholas atau mungkin karena sikap Nicholas baru saja, tiba-tiba saja muncul keberanian Aby untuk menanyakan sesuatu yang selama ini selalu menjadi pertanyaan Aby.

"Kenapa kau begitu membenciku?" Tanya Aby ragu-ragu.

Sekarang giliran Nicholas yang diam membeku. Dia tidak menyangka Abigail akan menanyakan hal itu. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

Aby hanya diam, dia masih menunggu Nicholas berbicara. Tapi Nicholas tidak memberikan reaksi apa-apa. Aby mulai merasa jika pertanyaannya tidak akan mendapatkan jawaban.

Nicholas yang sedari tadi hanya diam saja tiba-tiba beranjak dan berjalan menuju ranjang dikamar itu. Tanpa bicara, diamerebahkan dirinya di atas ranjang. Nicholas tidur telentang sambil memejamkan matanya.

Melihat hal itu, Aby berjalan pelan kearah sofa. Diam. Dia juga tidak ingin memulai pembicaraan.

Suara bel kamar terdengar. Segera Aby membuka pintu kamar, Nicholas juga ikut bangkit.

"Ini pesanan untuk kamar ini non." Ternyata pelayan hotel yang mengantarkan makan siang untuk Aby.

"Aku pergi." Ujar Nicholas datar seperti biasanya dan langsung berlalu menuju pintu dan keluar dari kamar Aby. Aby hanya diam. Sama halnya dengan pelayan hotel yang masih menganga karena pesona Nicholas yang barusan melewatinya.

***

New York, 04.00 PM

Rencana Nicholas untuk kembali ke kantornya dan melanjutkan pekerjaannya ternyata hanya sebatas wacana saja. Nicholas memang sudah berada di kantornya, tapi dia sama sekali tidak menyentuh pekerjaannya. Sepulang dari Chicago, dia hanya merebahkan dirinya di sofa ruangan kerjanya. Pikirannya masih dipenuhi dengan pertanyaan Abigail dan pertanyaan tentang Abigail.

Tiba-tiba pintu ruangannya diketuk. Ternyata kedua anak buahnya yg ditugaskan untuk memata-matai Abigail.

"Kami sudah berhasil mendapatkan beberapa informasi mengenai keluarga Abigail Jhonson tuan." Ujar pria itu memulai laporannya setelah duduk di hadapan Nicholas. "Tapi ada sesuatu yang mengejutkan tuan."

"Ada apa?" Sahut Nicholas sedikit penasaran.

"Ini tuan." Ujar pria itu sambil menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat. Nicholas mengernyitkan dahinya sambil membuka amplop itu. Dan tiba-tiba badannya menegang karena tak percaya dengan apa yang baru saja diketahuinya.

"Kalian bisa pergi." perintahnya kepada anak buahnya. "Dan jangan pernah beritahu hal ini kepada siapapun. Terutama Abigail." Lanjut Nicholas.

***

tbc...

ABIGAIL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang