[Sudah diterbitkan oleh Penerbit Cerita Kata] Sadar salah jurusan kok pas wisuda? Usaha Brianna untuk mencari pekerjaan di luar bidang kuliahnya memang membuahkan hasil. Masalahnya, banyak sekali tantangan yang dia hadapi setelah nyebur ke pekerjaan...
Brianna menggotong kotak-kotak lego ke dalam kamarnya. Mendadak, tadi siang Jay minta dibawakan lego. Untung saja mereka masih di kantor, jadi kotak-kotak itu masih bisa dibawa. Trainernya itu mendadak minta dibuatkan tujuh macam bentuk lego untuk training besok di Semarang.
Brianna meletakkan kotak lego dan mulai membuka laptop untuk mencari inspirasi bentuk-bentuk lego. Saat mencari inspirasi, dia tertawa saat teringat pertama kali diminta Jay membuat lego.
***
"Brianna, saya minta tolong buatkan empat lego berbentuk sederhana. Tapi empat-empatnya beda ya. Nanti ini untuk game komunikasi. Kotak lego, ada di dalam gudang. Kamu bisa ambil sendiri di sana. Kuncinya, bisa ambil di Bunga. Inget Bunga kan? Resepsionis di depan. Nantinya kamu aja yang pegang kunci gudang. Bilang sama Bunga, saya yang suruh." Permintaan Jay di pagi dengan matahari yang bersinar terlampau cerah, ditanggapi Brianna dengan setengah hati.
Lego adalah sesuatu hal yang baru bagi gadis itu. Maklum, sejak kecil dia tidak suka bermain lego. Diminta untuk membuat lego yang berbentuk, seketika membuat kepalanya pening. Dia hanya tahu bagaimana menumpuk lego, bukan menjadikan keping-keping itu berbentuk sesuatu.
Menyeret kakinya ke resepsionis, Brianna meminjam kunci gudang ke Bunga. Perempuan itu menyerahkan kunci dengan raut wajah malas. Entah kenapa, Brianna memiliki perasaan kalau Bunga tidak terlalu menyukainya. Buktinya gadis resepsionis itu tidak pernah satu kalipun menyebut namanya.
Setelah mengambil kotak-kotak lego, Brianna mengeluarkan kepingannya. Dia menatap lautan lego, lalu mendesah. Terlalu bingung harus berbuat apa. Diambilnya gawai, dan diketiknya pesan ke Mila, sahabatnya yang super duper cerdas tapi centilnya kebangetan.
Brianna: Mil, bantuin dong. Gue disuruh bikin lego yang berbentuk nih. Gue harus gimana?
Mila: Ya tinggal disusun, Neng.
Brianna: 😢 Gue nggak pernah main lego. Bingung harus gimana.
Mila: Googling aja. Jangan kayak orang susah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brianna nyengir senang. Ide Mila boleh juga. Dia segera membuka browser dan mencari info tentang lego. Mainan bongkar pasang plastik ini ditemukan oleh Ole Kirk Christiansen di Denmark. Permainan yang dirancang untuk meningkatkan kreativitas, mengasah kesabaran dan imajinasi ini memang cocok dimainkan oleh semua usia. Pertama kali Brianna membuat lego, dia tertawa sendiri karena ternyata main lego itu seru.
"Seneng amat, Bu. Dapet mainan baru ya," goda Fidel saat melewati mejanya.
Saat itu Brianna sedang membuat lego berbentuk kapal. Dia mendongak dan menatap temannya yang sedang memegang kepingan lego. Fidel lalu mengamati lego-lego yang sudah dibentuk oleh Brianna.
"Gue baru tau. Main lego itu asik ya, ternyata," kekeh Brianna sambil terus menyusun lego.
"Yap. Buat peserta training juga seru. Ini nanti mainnya gimana, Bee?" tanya Fidel.
"Hem, Jay bilang nanti tiap grup akan dapat satu bentuk lego. Ketua grup akan diperlihatkan foto lego yang harus dibentuk dan menyampaikan pesan ke anggota grupnya."
"Oh, I see. Komunikasi memang unik. Oke deh, gue mau meeting dulu. Doain deal ya, dear. Lumayan kan buat jajan bakso." Fidel melambaikan tangan lalu pergi.
Kantor di siang menjelang sore hari, cukup sepi. Semua account executive sedang keluar, beberapa trainer juga sedang keluar. Seseorang menyalakan musik yang terdengar sayup-sayup dari meja Brianna. Gadis itu meregangkan tubuh ketika lego yang disusunnya sudah selesai. Setelah itu dia berdiri dan berjalan menuju pantry. Tenggorokannya terasa kering, setelah tiga jam untuk menyusun lego.
Jay berdiri membelakangi pintu pantry. Tangan kanannya memegang gawai yang menempel di telinganya sementara tangan kirinya dimasukkan ke saku celana. Secangkir kopi yang masih mengeluarkan uap di atas meja, menandakan bahwa laki-laki itu belum lama di sana. Brianna berjingkat-jingkat menuju galon air. Setelah mengisi air, dia segera beranjak menuju pintu.
"Kenapa kamu kaya gitu? Takut sama saya?" Suara itu terdengar. Brianna memutar tubuhnya perlahan.
"Nggak, kok. Cuma nggak mau ganggu aja. Kan tadi lagi nelepon," sahut gadis itu sambil tersenyum.
Jay membalas senyumnya dan akan mengatakan sesuatu, ketika gawainya kembali berbunyi tanpa panggilan masuk. Laki-laki itu melambaikan tangan dan kembali membelakangi Brianna saat menerima panggilan telepon. Kesempatan ini tentu tidak disia-siakan oleh gadis yang langsung menuju mejanya. Dia tahu pasti Jay akan mengecek hasil kerjanya segera setelah menerima telepon.
***
Brianna menatap hasil kerjanya satu jam ini. Rasa bangga sedikit membuncah di hatinya ketika melihat deretan lego dengan berbagai bentuk. Rasanya sudah lama sekali sejak Jay menginstruksikannya untuk membuat lego pertama kali itu. Kini, dia merasa, menyusun lego adalah kegiatan menyenangkan yang menantang.
*** Kata penulis:
Aku selalu suka untuk nyusun lego. Rasanya senang kalau satu bentuk jadi. Saking seringnya nyusun lego untuk training, anakku suka bilang kalau kerjaan emaknya ini adalah: bikin lego. Hahaha