Chapter 28: Hari Pertama

2.6K 250 1
                                    

Brianna merapikan blazer yang dikenakannya dan melirik jam. Sudah jam tujuh pagi, sebentar lagi mungkin para peserta training akan datang. Dia dan bunga sejak jam enam pagi sudah menyiapkan ruangan training di salah satu hotel berbintang lima tersebut. Mereka menyusun training kits untuk peserta, mengetes semua perlengkapan elektronik yang digunakan dan mengecek materi untuk hari ini.

Training akan berlangsung selama delapan hari, dipotong dengan acara outbond di hari keempat dan kelima. Hari pertama ini akan ada pembukaan, karena itulah semua trainer yang akan memberikan materi dalam delapan hari ini akan hadir.

Lexy mendatangi meja Brianna. Dia memperhatikan susunan ID card yang sudah dirapikan oleh gadis itu, lalu mengangguk. Baru kali ini Brianna melihat Lexy begitu serius. Pipi chubby Lexy yang biasanya merah, kini terlihat sedikit pucat. Rasanya laki-laki itu grogi, tapi Brianna tahu, begitu di depan kelas Lexy pasti akan berubah. Mengajar adalah salah satu hobi yang tidak bisa dihentikan oleh siapa saja, apalagi hanya sekedar grogi.

Tidak lama setelah kedatangan Lexy, Jay bersama Pak Melviano datang. Brianna sama sekali tidak mengira manajernya itu akan menjadi salah satu trainer. Dia kira, bosqi hanya bisa bekerja di balik layar. Rasanya sudah tidak sabar melihat bosqi beraksi, yang kata Fidel jago dalam topik operational.

"Brianna, gue taruh cadangan baterai untuk microphone di tools-kit kita ya. Ohya, cadangan kertas flipchart juga gue taruh di belakang. Tas lo boleh gue pindahin juga ya. Biar rapi di bagian belakang. Jay minta games tebak nama," kata Bunga sambil melongokkan kepalanya ke arah Brianna duduk.

Gadis itu mengangguk. Meskipun secara garis besar, dia dan Lexy yang menyusun games secara keseluruhan, Jay tetap meminta agar dia diperbolehkan memberikan ice breaking dan fun game di acara pembukaan ini. Idenya disambut dengan hangat oleh Lexy yang sudah sangat senewen menyusun games secara keseluruhan beserta debrief-nya.

Bagi setiap games, debrief atau de-briefing adalah puncak dari penjelasan games. Peserta training bisa mendapatkan makna dan ilmu yang disajikan melalui permainan dalam sesi ini. Itu sebabnya menyusun games tidak boleh dilakukan secara asal-asalan.

Satu jam kemudian, Brianna disibukkan oleh kedatangan para peserta training. Gadis itu menyapa dengan ramah dan memperkenalkan dirinya. Beberapa peserta menanyakan rundown hari itu, yang lain menanyakan susunan tempat duduk mereka. Brianna dan Bunga sibuk mengarahkan para peserta.

Jam delapan tepat, mereka mulai. Bunga menutup pintu ruangan dan perwakilan dari kantor client memperkenalkan diri dan menjelaskan mengapa kantor mereka menyelenggarakan training ini. Fidel sibuk mencatat ucapan yang sekiranya penting. Catatan ini nantinya akan membantu para trainer dalam menyampaikan materi training.

Brianna mengambil kamera DSLR dan mulai memotret peserta serta pembicara. Setelah perwakilan client dan Pak Melviano selesai membuka acara, Jay sebagai salah satu trainer sekaligus lead-project memberikan informasi journey program. Namun, sebelum dia masuk ke materi, games perkenalan pun diberikan.

"Lo kenapa sih motonya fokus ke dia mulu?" bisik Lexy pada Brianna.

"Lo jangan rese deh. Ini tuh kerjaan. Dia kan lagi kasih materi, lo lagi sibuk makan," sahut Brianna melirik piring temannya yang berisi berbagai macam buah. Lexy hanya tertawa mendengar ocehan Brianna.

"Brianna. Sini gue aja yang moto." Suara Bunga membuyarkan perdebatan tidak bermutu kedua manusia itu. Brianna memberikan kameranya dengan lega. Lensa kamera itu cukup berat sampai tangannya sedikit kaku. Dia mengibas-ngibaskan tangan untuk melancarkan peredaran darahnya.

Hari itu berjalan dengan lancar. Brianna hanya berharap, perjalanan training ini akan terus lancar sampai selesai. Gadis itu tidak sadar, bahwa apa yang kita harapkan, terkadang berjalan sebaliknya bahkan di luar imajinasinya.

Miracle Work Of Happiness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang