Brianna meregangkan tubuh sambil menguap. Sudah jam tujuh malam dan mereka baru saja selesai untuk pengecekan ulang seluruh persiapan training di ruang meeting yang penuh barang. Di hadapannya Jay masih menunduk memeriksa materi di laptop sementara Lexy menumpuk boardgame dan memasukkannya ke dalam container. Bunga sedang mengepak materi ke dalam dus-dus.
Tidak pernah terbayangkan oleh Brianna, bahwa dia akan melihat Bunga yang biasanya memakai rok mini dan memamerkan kuku cantik, kini harus membungkuk dan mengikat-ikat dus dalam baju kerja biasa. Brianna kemudian mengalihkan tatapannya ke Jay. Mantan atasannya itu terlihat tenang seperti biasanya. Sejak kejadian di Yogyakarta, Brianna jarang mengobrol dengannya lagi.
"Akhirnya makan malam," teriak Lexy ketika semua selesai.
"Lo mah makan mulu mikirnya. Gue sih maunya tidur." Brianna kembali menguap. Dia sangat lelah setelah seminggu persiapan training ini. Untungnya training diadakan di Jakarta.
"Cih. Weekend ini. Thanks God its friday." Lexy mencibir.
"Weekend gini tuh sama pacar. Bukan temen," canda Brianna. Kali ini dia mengambil tas dan bersiap pulang.
"Ngomong tuh sama tembok. Sendirinya jomblo. Makan yuk sebelum pulang, gue anter nanti." Setelah sejuta bujuk rayu, akhirnya Brianna setuju untuk makan malam.
"Kita nggak diajak nih?" tanya Bunga dengan nada merajuk.
Lexy menatap Brianna sejenak, lalu memutuskan untuk mengajak Bunga dan Jay. Dengan heran Brianna melihat Jay menyetujui ajakan Lexy. Maka, mereka pun menuju rumah makan Padang favorit Lexy.
"Lo nggak apa-apa kan Bee kalau gue ajak mereka?" Lexy bertanya di dalam mobil ketika menuju Kemang. Jay membawa mobil sendiri dan tentu saja Bunga menempel sama laki-laki itu.
Brianna sama sekali tidak keberatan. Jika Lexy bertanya dua minggu lalu saat dia masih menata hati, pasti Brianna akan keberatan. Tapi sekarang yang dirasakannya hanya rasa pasrah. Mereka sudah saling meminta maaf, jadi untuk apa mengungkit-ungkit masa lalu. Lagipula saat ini mereka adalah tim besar. Selain Lexy yang mengajar finance dan Jay yang mengajar komunikasi, masih ada trainer lainnya. Hanya saja mereka praktisi atau trainer part-time, jadi mereka tidak masuk dalam seksi repot angkat-angkat barang.
Mereka memasuki daerah Kemang yang sedikit padat. Brianna memanfaatkan waktu yang singkat untuk memejamkan mata. Badannya terasa sangat lelah. Sebentar saja dia sudah terlelap. Lexy hanya tertawa kecil melihat sahabatnya tertidur dengan mulut terbuka.
*
Brianna melirik jam tangannya sambil berlari keluar rumah. Sudah jam enam lewat, dia terlambat. Kondisi jalanan Jakarta yang luar biasa, membuatnya harus berangkat jam lima pagi supaya jam tujuh sudah sampai di tempat training. Entah mengapa alarmnya mati, jadi dia terlambat bangun.Ojek online yang dipesannya lama sekali baru sampai. Jam enam lewat sepuluh. Brianna mulai gelisah. Dia memutuskan untuk menunggu di depan kompleks rumah supaya gampang. Biasanya ada ojek yang mangkal di sana, tapi hari ini kosong. Tiba-tiba ada anjing liar lewat. Brianna yang takut, segera menutup matanya. Terdengar suara geraman. Membuka mata takut-takut, gadis itu menghadapi anjing liar yang segera mengejarnya. Brianna menangis ketakutan sambil berteriak-teriak. Dia berlari terus sampai lelah sekali.
**
"Neng, bangun. Udah sampe, nih." Brianna langsung membuka mata ketika Lexy berteriak di kupingnya. Jantungnya masih berdebar kencang. Bayangan anjing yang mengejarnya berkelebat. Mungkin dia mengalami rasa khawatir berlebih sampai otaknya mengirimkan sinyal untuk memproses mimpi absurd yang melelahkan.
"Untung cuma mimpi," ucap Brianna dalam hati.
"Lo gila, ya? Bisa muntah darah kuping gue kalau lo teriak kaya gitu," kata Brianna sambil memukul laki-laki yang memandangnya tanpa dosa.
"Gila, gue baru tau kalau lo muntah itu dari kuping. Karena muntah dari mulut udah terlalu mainstream ya," tawa Lexy meledak.
"By the way, lo kenapa sih teriak-teriak sambil nangis. Sumpah, lo tidur berisik banget. Emak lo puyeng kali ya tiap hari di rumah?" Brianna mencubit Lexy sampai laki-laki itu minta ampun.
***
Sejujurnya, aku sering mimpi seperti itu. Terutama kalau lagi banyak project. Hahaha. Kamu pernah ngalamin juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Work Of Happiness (Completed)
ChickLit[Sudah diterbitkan oleh Penerbit Cerita Kata] Sadar salah jurusan kok pas wisuda? Usaha Brianna untuk mencari pekerjaan di luar bidang kuliahnya memang membuahkan hasil. Masalahnya, banyak sekali tantangan yang dia hadapi setelah nyebur ke pekerjaan...