PDKT atau kepanjangan dari pendekatan adalah hal dimana seseorang ingin mendekati seseorang.
Hal itu yang ingin vero lakukan, namun dia bingung bagaimana caranya. Ini pertama kalinya dia mendekati seorang cewek.
Sebelumnya dia sama sekali tidak tertarik dengan yang namanya pacaran.
Ini benar-benar pertama kalinya selama dia hidup.
Sejak tadi Vero menatap Miya yang tampak asik bercengkrama dengan teman-teman nya.
Menatap dari jauh dan tak berani mendekati.
Sebenarnya bukan tak berani mendekati, hanya saja bingung cara mendekati nya.
Miya itu tampak seperti orang yang tak memiliki celah, dia cantik, dia pintar, dia baik, ramah, asik, lucu. Benar-benar cerah dan bersinar.
"Von, gimana cara dekati nya?" tanya Vero bingung pada Devon saat mereka berdua duduk di antara kerumunan kelasnya.
Devon menoleh, lalu mendecih. "Lo lakik, masa gini doang ga tau." ucapnya setengah mengejek.
"Ya deketin aja Ver, ajak ngomong, bicara in tentang hobinya,lama lama dekat juga tuh" ucap seorang pemuda lainnya, Rafael.
Mereka bertiga duduk sejajar sambil memantau miya dari jauh.
"Lo tau kan gue ga main game." ucapnya sambil mendecak kesal.
"Iya juga ya, eumm ngomong aja tentang hal hal lucu, tu anak kan receh." ucap Rafael sambil menepuk-pundak Vero memberi semangat.
"Lo emang teman yang paling-paling yang pernah gue jumpa!" ucap Vero alay sambil menggenggam tangan Rafael.
"Cuekin aja gue teros." ucap Devon sambil memutar matanya. Dia cemburu.
"Suruh siapa jahat." ucap Vero kesal lalu kembali menatap Miya yang masih tertawa dengan teman-teman nya.
"Btw ini pertama kalinya lo mau deketin cewek," ucap Rafael yang diangguki setuju oleh Devon.
"Iya, jadi selama tujuh belas tahun gue hidup, gue ga pernah pacaran." ucap Vero tenang .
"Miris"
"Dari pada lo gamon dari mantan." ejek Vero ke Rafael.
"Ck, gue bukan ga move on. Tapi gue belom nemu aja pengganti nya." ucap Rafael beralasan.
Padahal dia masih sayang sama mantannya .
"Alasan kamu bang," ucap Devon setengah tertawa.
Miya dan anak kelasnya masih duduk di pinggir lapangan, masih dengan Noval dengan wajah datarnya, Miya dan Boby dengan lawakan khas mereka, Mawar yang tak berhenti tertawa.
"Heh Mi, lihat tuh ada yang lihatin lo dari tadi" ucap Larisa sambil menunjuk kumpulan Vero dengan dagunya.
Miya menoleh kearah mereka lalu tersenyum dan mengangkat tangannya, menyapa. Membuat Vero dan lainnya salting tak karuan.
"Jangan dilihatin doang dong bang, deketin dedek siap kok!" ucap nya keras agar dapat terdengar oleh mereka.
Karena ucapan Miya itu mereka langsung semakin malu.
"Ratu mu ini pergi dulu ya, mau mengunjungi rakyat dan hambaku." ucap Miya sambil menepuk-nepuk bokongnya yang berpasir dan berdebu depan muka Vania membuat gadis itu menutup mata dan hidungnya secara refleks.
Miya langsung kabur, takut kalau Vania akan segera menghabisinya.
Dasar manusia tak bertanggung jawab
Miya berjalan menghampiri kumpulan Vero.
"Woy Von!" sapanya lalu melakukan tos ala-ala dengan Devon.
Lalu matanya menoleh kearah Vero dan Rafael.
"Eh si cakep!" ucapnya sambil melihat wajah Vero.
Mengingat kejadian yang baru beberapa jam berlalu. Vero meringis kecil sambil tersenyum kikuk.
"Hehehehe, siapa namanya bang? " tanya Miya pada Vero.
Dan sekali lagi Vero terkejut, di mana-mana sudah pasti cowok yang mengajak cewek duluan kenalan apalagi posisi Vero sekarang mau pendekatan.
"Vero," ucapnya sambil meringis.
"Cocok, cocok, namanya cakep sama kaya orangnya." ucap Miya lalu sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Vero tertegun, menyadari bahwa gadis ini benar-benar penuh dengan kejutan.
"Abang namanya siapa bang?" tanya Miya pada Rafael.
"Rafael, panggil aja Rafa." ucapnya tersenyum manis menampakkan gingsul nya.
"Aw manis bener senyum lo bang, jangan keseringan senyum dah ntar anak orang pada diabetes." ucapnya sambil tertawa kecil membuat yang lain juga tertawa.
"Lo kok manggil kami abang sih? Kan kita semua seangkatan." ucap Rafael bingung dan Vero menoleh penasaran.
"Ohhhh ga ada yang special sih. Suka aja manggil Abang sama orang baru dikenal, tapi kebiasaan juga dikelas."
"Kebiasaan dikelas?" tanya Vero.
"Iya Miya ini kecepatan sekolah, sebenarnya dia setahun dibawah kita." jelas Devon pada yang lain.
"Oohhhhhh " ucap Vero dan Rafael sambil mengangguk-anggukan kepala mereka.
"Jadi ada apa ni merhatiin gue dari jauh, ga elit banget." ucap Miya sambil tertawa.
Vero langsung salah tingkah dan gugup seketika mendengar ucapan dari gadis yang baru saja mencuri perhatian nya.
"Oohh ini si Vero katanya mau pdkt ama lo" jelas Devon sambil menunjuk Vero dengan dagunya.
Vero menoleh, melotot gemas dan nyaris memgumpat.
"Ohhh mau pdkt lo ama gue bang?" tanya Miya sambil terkekeh kecil diakhir kalimat.
Vero membuang mukanya sembarangan, malu luarbiasa menyerang nya sekaligus.
"Kalo mau gue bantu nih, gue kasih nomor WA gue, IG gue, id ML gue, user PUBG gue. Gimana? Gimana?" tawarnya pada pemuda itu yang kaget mendengar ucapan nya itu.
"Hah?" dari ribuan, juta-an, miliaran, bahkan triliun kata, hanya kata itu yang keluar dari mulut Vero.
"Gini bang, gue cuma mau mempermudah lo pdkt an ama gue. Kan enak tuuuh kalo lo udah ada semua yang gue sebutin tadi. Lancar bang lancar," ucapnya tersenyum lebar sekali.
Dan ya, Vero masih diam, kaget mendengar kalimat cewek ini yang seakan membiarkan orang asing memiliki nomor nya.
"Alah diam mulu lo, ga seru. Kalo lo mau yang tadi minta sama Devon aja gue mau pergi ke kerajaan gue." ucapnya sambil berdiri dari duduknya dan segera pergi dari tempat itu.
Dan Vero masih terdiam.
Vero masih terperangah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Miya, mulus dan lancar sekali dia mengucapkan hal itu.
"Maksud nya gimana nih?" ucap Vero masih bingung.
"Mungkin dia ngasih jalan mulus buat lo deketin dia." jawab Rafa.
"Bener tuh," ucap Devon setuju dengan ucapan Rafa.
"Hmm," gumam Vero, diikuti dengan Devon dan Rafael secara berurutan.
"Misi." ucap Rafa menatap miya dengan mata menyipit dan tangan didagu.
"Baru kita." sambung Devon yang juga menatap Miya, melakukan hal yang dilakukan Rafa.
"Bantuin gue pacaran ama Miya" sambung Vero dan diangguki oleh Devon dan Rafael secara bersama-sama.
ur_helena
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...