Acara ulang tahun sekolah baru dimulai, pembukaan pidato oleh bapak kepala sekolah, bapak donatur, dan beberapa orang penting lainnya.Miya duduk di samping Vania yang sibuk dengan hapenya dan disamping Miya ada Larisa yang mendengar kan setiap kalimat dari kepala sekolah yang sedang berpidato itu.
Tadi mereka disuruh kumpul dilapangan, namun entah kenapa mereka tiba-tiba disuruh masuk ke aula. Padahal pidatonya juga bisa dilakukan dilapangan.
Miya menguap untuk kesekian kalinya, merasa bosan dan jenuh.
Mau main dengan hapenya, sayangnya keberanian nya tak sebesar Vania.
Ya karena dia takut ketauan sama bapak magang yang lagi mengawasi mereka.
"Kabur lah yok," ucapnya sambil menendang kursi didepannya.
Boby menoleh kebelakang lalu melihat muka jenuh Miya.
"Sabar, ntaran doang ini." ucap Boby lalu kembali fokus pada pidato tak berujung dari kepala sekolah mereka.
"Ck, Boby mah gitu." ucapnya kesal lalu kembali menyandarkan punggungnya ke kursi.
Malas memperhatikan si Bapak, mata Miya menjelajah aula.
Lalu matanya berhenti pada seorang guru magang yang tampan.
Pak Lay namanya, si guru magang yang tampan dan menggemaskan. Wajahnya sedikit ada keturunan Tionghoa nya punya senyuman yang manis sekali. Apalagi si bapak ini terkenal ramah.
Lalu mata miya menoleh ke guru magang disamping Pak Lay. Pak Sehun atau panjangnya Septian Hundrata. Guru yang tak kalah ganteng dari Pak Lay, hanya saja Pak Sehun ini sedikit cuek dan galak.
Miya sibuk memperhatikan dua visual guru magang itu, benar-benar mencuci matanya.
Lalu mata Miya menangkap seorang kakak kelas yang paling ganteng menurutnya.
Kak Cahyo, ganteng sekali dia itu. Tinggi dan tampan, Lucu, ramah, baik, bukan cowok yang kasar. Benar-benar tipe nya Miya.
Indah sekali kalo mereka bertiga dipersatukan seperti itu, menyejukkan mata, membuat tenang, adem.
Sebenarnya banyak Kakak kelas yang tak kalah ganteng dari Cahyo, hanya saja menurut Miya sendiri Cahyo lah yang paling ganteng .
Asik memperhatikan pemuda tampan itu, Miya tak sadar bahwa pidato para orang penting sekolah telah selesai. Murid-murid diperbolehkan istirahat sebentar.
Miya tidak langsung keluar dari aula. Dia masih duduk dikursi, menunggu yang lain keluar duluan.
"Hoy ada yang ngajak by one tu," ucap Boby pada Miya yang asik melihat timeline Instagram nya.
"Siapa?" tanya nya sambil melihat Snapgram orang.
Dan muncullah video dia mengcover lagu Blackpink dari akun Instagram Brian.
"YAN!!!" teriak Miya keras membuat semua perhatian orang yang ada di aula teralihkan akibat dia.
Brian menoleh, meringis kecil, tau kenapa tiba-tiba Miya meneriaki namanya.
Setelah itu Brian langsung berlari keluar aula, untunglah pintunya tak sepadat tadi.
Miya langsung mengejar Brian yang telah membuat dia malu. Asal gadis itu tahu saja, bahwa lari-lari begini juga hal yang memalukan.
Mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada dilapangan, termasuk Vero.
Miya menambah kecepatan larinya untuk mengejar si Pemain bass band sekolah itu.
Dan tak sampai dua menit, Miya langsung mendapatkan nya.
"HM! MATI LU!"
Miya menjambak kuat rambut Brian, sambil memukul mukul punggung Brian.
"A AAA AAMPUN!!"
Dan lagi mereka menjadi pusat perhatian.
Boby dan lainnya baru sampai, mereka semua meringis keras melihat tingkah kedua temannya yang buat malu.
Padahal mereka juga sering buat malu.
"AKHHHH, ampun, ampun!" pekik Brian kesakitan saat dirinya disiksa oleh Miya.
"Buat malu kamu ya," ucap Miya sambil melotot kesal pada Brian dan tetap melakukan aksinya.
"Udah Mi," lerai Vania saat melihat wajah Brian yang sudah memerah kesakitan.
Miya bangkit dari punggung Brian, lalu memukulnya sekali dan langsung membantu Brian berdiri.
"Heheheh," nyengir Brian saat melihat wajah jutek Miya.
"Heheh" ulang Miya dengan datar.
"Maap nyaik," ucap Brian memohon dan sungkeman.
"Apa lo?" balas Miya kesal menarik tangannya.
"Lo sih lucu sih," balas cowok itu setengah tertawa.
"Novall... liat anak lu noh, nyebelin." adu Miya pada Noval yang sejak tadi menghela napas melihat tingkah temannya .
"Yan, jangan nyebar yang engga-engga cepet hapus ntar keburu dilihat guru" peringat Noval yang sudah lelah sebenarnya.
"Siap Bos," balas Brian lalu membuka hape nya dan segera menghapus Snapgram miliknya.
"Marahin Pal, marahin," ucap Miya dibelakang Noval. Mendorong pemuda itu maju agar memarahi brian habis-habisan.
Dan entah kenapa Noval menurut saja.
"Jangan gitu lagi. Apa kata orang kalo lihat video itu. Mungkin sebagian bilang lucu tapi pasti ada yang bilang hal hal ga baik," nasehat Noval.
"Tuh dengerin." ucap Miya songong.
"Kalo mau share itu yang baik baik aja," ceramah Noval lagi.
"Iya," Brian hanya mengangguk-angguk kan kepalanya.
"Tuh dengerin," ucap Miya lagi sambil cengengesan merasa menang.
"Heh, tadi gue udah bilang kan kalo ada yang mau by one ama lo," ucap Boby menarik Miya menjauh dari kerumunan kelasnya.
"Oh iye, baru ingat gua bang." ucap Miya.
"Nah tu anak nya," tunjuk Boby pada tiga orang yang sedang melipat tangannya didepan dada seperti orang ingin melabrak saja.
Miya menoleh kearah telunjuk Boby, melihat Vero dan kawan kawan nya sedang berjalan kearah mereka.
"Yang mana nih mau bye one ama gue, kalo kalah beliin gue baju PUBG gue," ucapnya di depan Vero dan kawannya.
"Gue, dan kalo lo kalah lo harus mau jalan ama gue," ucap Vero menaik turunkan alisnya.
"Okay" ucap Miya tanpa ragu.
Mereka saling berjabat tangan .
"Deal " ucap mereka semua serempak.
"Super deal seratus," ucap Miya terkekeh lalu melepaskan tangannya dari Vero.
"Ya udah lo yang nentuin hero gue," ucap Miya menuntun mereka untuk duduk di kursi dipinggir lapangan.
"Lo biru gue merah," jawab Vero yang baru duduk.
"Hah?" ucap Miya bingung dia melongo. "Bukannya mau maen Mobile legend ya?" tanya Miya.
"Siapa bilang main Mobile legend, kalah dong gue." ucap Vero santai.
"Lah terus main apa? Helix Jump?"
"Main Ludo lah." jawab pemuda itu.
"Anjirrr lah, kok lo ga bilang si Bob?!" ucap Miya kesal pada Boby.
"Gue juga baru tau njir" jawab Boby sewot.
"Ya udah, tang penting, lo kalo kalah beliin gue baju PUBG," ucap miya tetap setuju meski masih agak tak menyangka orang yang mengajaknya duel justru memainkan game Ludo.
"Dan kalo lo kalah, lo harus jalan sama gue." ucap Vero tegas membuat Miya mengangguk setuju tanpa beban.
ur_helena
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...