Rombongan kelas 11 IPS 2 sudah ada dilapangan. Masih banyak kelas lain yang belum sampai dilapangan.
Miya dan teman-temannya memutuskan untuk duduk dipinggir lapangan, padahal ada tribun tapi mereka memutuskan untuk duduk di rerumputan.
Beberapa adik kelas yang lewat depan mereka digoda habis-habisan. Apalagi kelas ini lumayan terkenal dengan paras mereka yang lumayan untuk cuci mata.
"Hei ganteng." tegur Miya pada salah satu adik kelasnya yang berjalan didepan mereka, dia terlihat terburu-buru.
Murid itu berhenti lalu menyengir mendengar ucapan sang kakak kelas yang cukup cantik itu.
"Mau kemana? Perlu Kakak temanin?" tanya Miya tersenyum lebar menggoda.
"Ga perlu Kak, mau ke kelas doang." ucap adik kelas itu tersenyum kecil.
"Ohhh Kakak kirain mau ke pelaminan kita," ucap Miya lalu setelahnya tertawa keras.
Dasar tak tahu malu.
Satu kelas tertawa keras membuat adik kelas itu menggeleng-geleng kecil.
"Duluan Kak." pamitnya lalu pergi begitu saja sebelum mendengar jawaban Miya. Bisa panjang nanti jika mendengar ucapan gadis itu.
"Sa ae lu anjir!" ucap Brian tertawa ngakak sambil memukul punggung Larisa atau Lisa . Membuat gadis itu melotot pada Brian.
"Eh ada degem Boby tu!" teriak Bayu keras membuat satu kelas menoleh pada tiga orang itu.
Dan mereka salting.
"Eh, Rina." Boby sudah tersenyum lebar melihat kekasihnya.
Gadis itu tersenyum kecil. "Kak Boby ga buka handphone ya? Tadi aku chat bilang nanti pulang kita mampir dulu ke toko buku depan." ucapnya pada Boby.
"Eh iya, handphone Kakak silent hehehe" Boby meringis kecil. "Yaudah nanti kita kesana." ucapnya lagi membuat Rina tersenyum kecil.
"Hei adik manis, kok ga jadi mutusin Boby?" tanya Miya tersenyum menggoda.
"Hehehe, aku suka sama Kak Boby." ucap adek itu malu-malu. Lalu tersenyum lebar, "jadi ga bisa putus." lanjutnya.
"IYA KAK, AKU SUKA SAMA KAK BOBY"
"BREAKING NEWS ANYING, ADA YANG SUKA AMA BOBY"
"WAGELASEH!"
"EH SHE UP"
"KAGET ANYING!"
"APA MAKSUD SEMUA INI??"
"VIRAL OY, KIRIM KE IG SMA!"
EHH TADI LO REKAM KAN YAN?"
"REKAM NJIRR, PADAHAL RENCANANYA GUE MAU NISTAIN SI BOBEH!"
"SHARE GRUP SEKOLAH!"
"GUE PIKIR SI RINA DISUAP ATAU DI ANCAM AMA BOBY BIAR MAU PACARAN!"
Kadang susah juga punya teman kaya gini. Orang-orang dilapangan menoleh penasaran pada mereka.
Merasa malu, Boby menatap datar teman-teman nya satu persatu.
"Iri bilang bos, gue tau gue cakep." ucap Boby sinis.
"Lo ama Kak Cahyo, gantengan Kak Cahyo kemana-mana!" ucap Miya menyebut salah satu nama Kakak kelas mereka yang sangat tampan.
Para anak cewek mengangguk setuju.
"Enggak kok Kak, menurut aku Kak Boby yang paling ganteng..." ucap Rina lalu melambai kan tangan nya dan pergi dari situ bersama teman-teman nya.
Bahaya jika mereka semakin lama disitu.
Mereka terdiam.
Hening.
Tak berbicara sama sekali, kaget setengah mati saat ada yang bilang Boby ganteng.
"Kayanya tu anak perlu di rukiyah deh, Bin." ucap Miya pada Bintang sambil menatap serius Rina yang menjauh bersama teman-teman nya
"Dikasih racun apa sama Boby sampe tu anak bilang Boby ganteng yak?" tanya Bintang yang juga menatap punggung Rina seakan punggung itu bolong.
"HOROR ANJIRRRR ADA YANG BILANG BOBY GANTENG! "
"AKU TAKUTTTTT!"
"JAUH JAUH DARI BOBY NTAR KITA KERASUKAN KAYA SI RINA!"
"DIKASIH PELET APA NJING?" tanya Brian lalu menghampiri Boby yang tampak bersemu.
Mendramatisir keadaan Brian malah mencengkram kuat kerah baju Boby sambil menggoyang-goyang kan kepala Boby.
"Ehhh mati ntar!" teriak Anggi panik saat Boby tampak seperti mayat hidup.
Sadar, Brian melepaskan cengkraman nya. "Hehehe maap Bob," ujar Brian sambil merapihkan kerah Boby yang tampak kusut.
"Aku kecewa sama kamu mas," lirih Boby mulai mendramatisir keadaan.
"Maafin mas dek, mas bisa jelasin..." ucap Brian yang ikut-ikutan. Brian menggenggam tangan kanan Boby.
Para anak alay mulai merekam adegan penuh drama itu.
"Jangan sentuh aku mas!" ucap Boby lalu melepaskan tangannya yang digenggam sepihak oleh Brian.
"Jangan sentuh aku, jangan sentuh aku, aku jijik sama kamu!!" ucap Mawar ngaco sambil tertawa terbahak-bahak mendengar suaranya sendiri.
"Dek dengerin penjelasan mas, mas cuman sayang sama kamu dek. Ga ada yang lain..." ucap Brian sepenuh hati membuat beberapa anak perempuan memekik tertahan saking gemasnya dengan drama ini.
Boby menatap mata itu lalu memegang tangan Brian.
"Aku percaya sama mas." ucap Boby lalu mencium tangan Brian seperti seorang istri yang mencium tangan suaminya.
"AMPUNNN BANG AMPUN!"
"UDARA UDARA"
"HUHUHU AKU LEBIH SUKA KAPEL INI KETIMBANG SONGSONG KAPEL!!"
"YAHHH"
"ACIKIWIRRR"
"GELI BANGSAD" ucap Noval yang sebenarnya sedari tadi sudah menahan kekesalan nya agar tidak meledak ledak.
"Pak bos marah njirr udah!" ucap Vania memperingati teman-teman nya yang masih tertawa.
Mereka menoleh kearah Noval yang menatap mereka datar. Lalu nyengir bersama, menyadari tingkah konyol mereka.
"Aduh guys, kalem ngapa kalem!" ucap Brian seakan dia tidak ikut-ikutan dalam kekacauan .
"Kaliann ini loh, kapan dewasanya?" ucap cowok itu frustrasi.
"Tuh dengar!" ucap Miya santai seakan dia tak salah.
"Kita senior disini, kita harus jadi panutan.." ucap Noval menceramah.
"Tuh denger," ucap Miya sambil menganggukan kepalanya.
"Apa kata orang kalo kita kaya gini, pasti malu kan?" tanya Noval.
"Tuh denger." ucap Miya.
"Jangan main game aja kerjanya " ucap Noval lagi.
"Tuh-"
"TUH DENGER!" teriak satu kelas padanya.
"Iya denger, apa lo?" ucapnya songong.
"Jangan godain Adek kelas."
"Iya ..."
Dan begitu terus hingga acara dimulai.
Waktu berharga mereka terbuang sia-sia karena mendengar ceramah dari Noval. Yang asal Noval tahu saja, meski dibilang sejuta kali mereka tetap akan melakukan apa yang dilarang itu.
ur_helena
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Dla nastolatkówSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...