Ada-Ada Saja

1.1K 134 34
                                    


Miya duduk di kursi plastik yang ada di lapangan. Acaranya sudah mau dimulai.

Ada sebuah panggung kecil didepan dengan tenda.

Syukurlah hari ini tak panas.

Dalam kumpulan anak 11 IPS 2 hanya Noval, Joy, Bintang dan Anggi yang tak ada. Noval pasti sibuk dibelakang, Bintang dan Anggi mungkin tampil pertama jadi mereka siap-siap. Joy dia jadi MC acara ini.

Brian dan Boby duduk disamping Miya. Brian pakai jaket denim dengan logo band sekolah. Masih lama gilirannya untuk tampil.

Miya merunduk menatap handphonenya. Kalian sudah tau pasti dia ngapain.

"Halo semua!!" sapa Juki dan Joy semangat membuat warga sekolah antusias menjawab.

"Halo sobat SMANDA!!," ucap si  ganteng Juki Ardiansyah.

"Siang semua!!" ucap Joy bersemangat.

Game Miya selesai.

Dan dia kalah. Gadis itu berdecak kesal, namun setelah melihat Juki didepan wajahnya yang kesal menjadi semangat.

"Pemanis hidup ku," ucap gadis itu tanpa sadar.

Hana yang berada disamping Brian langsung mendekat kearah Miya dan menjitak kepala Miya keras hingga membuat gadis itu mengadu kesakitan.

"Aku ga suka ya Kak Hana nakal," ucap Miya sambil mengelus elus kepalanya.

"Mari kita sambut kepala sekolah tercinta. Pak naga!! " ucap Juki dan Joy keras dengan mic.

Miya dan Hana langsung diam.

Pak Naga. Bapak kepala sekolah dengan badan tegap, penuh kharisma, ganteng, baik hati. Mata Miya bersinar saat itu juga.

Brian berdecak kesal. Kenapa Miya ini mudah sekali jatuh cinta. Jatuh cinta yang gagal tepatnya.

"Bob! gue jatuh cinta Bob!" ucap Miya sambil menarik tangan Boby.

"Pak Naga, saya mau jadi istri kedua anda ."ucap cewek itu.

Brian langsung menjitak kepala Miya setelah mendengar kalimat singkat itu.

"Ga lucu." ucap pemuda itu datar.

"Heheheh," balas Miya terkekeh lalu melepaskan tangan Boby.

Pak Naga sibuk pidato. Ya seperti kepala sekolah pada umumnya. Membahas nilai, sekolah, kebersihan lingkungan, kedisplinan dan lainnya.

Dan tanpa mereka sadari pidato Pak Naga selesai sehingga Joy dan Juki kembali memandu acara.

"Jadi gitu teman-teman, sekolah kita ini sekolah Adiwiyata, jadi kita harus mejaga kebersihan!" ucap Joy semangat.

"Tapi jangan cuma karena nama sekolah kita Adiwiyata. Kita harus jaga kebersihan dimana pun itu!" ujar Juki.

"Nih ada pertanyaan Nih buat anak cewek kelas sepuluh dan sebelas. Siapa idola sekolah kita yang cewek?!" tanya Juki semangat sambil menodongkan telinganya kearah penonton.

"KAK JUKI! "

"KAK CAHYO! "

"MAS DHIO! "

"Wahhh ada gue ternyata," Juki tertawa bersama Joy.

"Tanpa basa-basi, mari kita sambut KAK CAHYO DIRGANTARA!!!" teriak Joy dan Juki keras membuat suasana semakin ricuh.

Miya terpanah seketika. Sang Kakak Kelas favoritnya naik keatas panggung dengan membawa gitar.

Semua angkatan berteriak heboh. Ya, hanya perempuan tentunya.

Cahyo duduk di kursi kecil yang ada disitu. Didepannya ada sebuah mic.

Cahyo mulai memainkan lagunya dengan senyuman manis. Para murid perempuan sudah kaya nonton konser dan yang laki-laki pada masang muka datar.

"Ya Tuhannnn.." ucap Miya dan Hana dramatis.

Cahyo membawakan lagu Justin Bieber 'Love Your self'. Manis sekali suaranya. Semua orang ikut bernyanyi bersama-sama ketika bagian reff lagu itu, membuat suasana semakin menyenangkan dan ramai.

Lagu itu selesai.

Tepukan meriah terdengar dimana-mana. Namun sudah terlalu biasa jika tepukan meriah untuk seorang Cahyo, tentu ada teriakan namanya dimana-mana.

Miya berdiri, ikut-ikutan dengan yang lain. "KAK CAHYO AKU SUKA KAKAK!" ucap Miya keras.

Padahal dia sudah berusaha berteriak sekeras mungkin, tetap saja suaranya kalah sama yang lain.

Tapi ya sudahlah. Miya kembali duduk . Dia meletakan kepalanya dibahu Brian, lalu meletakan tangan Brian ke kepalanya. Agar tak terkena sengatan matahari.

Brian mengelus-elus kepalanya Miya secara perlahan.

"Nanti gue maju, lo harus lihat." ucap pemuda itu masih memandang kedepan.

Dia memerhatikan anak marching yang lagi tampil dilapangan. Lebih tepatnya memerhatikan kedua temannya.

"Liat ntar." jawab gadis itu malas. Dia menguap merasa ngantuk, "Gue ngantuk Yan." ucap gadis itu yang gini meletakan kepalanya dipaha Brian.

Brian mengelus-elus rambut Miya. "Harus liat. Nanti nama lo gue sebut." ucapnya pemuda itu.

"Bayar, ga ada yang gratis didunia." jawab Miya lalu menutup matanya.

Brian tersenyum saja. Dia kembali mengelus rambut Miya.

"Nyanyi apaan lo?" tanya gadis itu.

"Ada lah. Liat aja ntar."

Miya menganggukkan kepalanya dan kembali menutup matanya.

Hingga saat Brian diminta untuk siap siap, Miya masih tertidur. Brian berdiri secara perlahan-lahan sambil memegang lembut kepala Miya lalu mendaratkan kepala miya dikursinya.

"Ayo Wak," ajaknya lalu pergi bersama Dewa menuju belakang panggung.

Grup band sekolah sudah ada diatas panggung. Dewa duduk dibelakang dengan drum didepannya, Wonpil dengan keyboardnya, Jae,Sungjin dan Brian dengan gitar masing-masing.

Lagu dari penyanyi  Adera 'Lebih Indah' dinyanyikan oleh mereka. Benar-benar cocok.

Mereka bernyanyi dengan penuh penghayatan.

Sebagian orang diam menikmati lagu, sebagian lagi ikut bernyanyi bersama atau hanya sekedar meramaikan. Lagu itu dinyanyikan dengan begitu dalam.

Brian menyanyikan bagiannya.

'Dan kau hadir
Merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Dan membuatku utuh
'Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukku'

Matanya menjelajah lapangan. Mencari Miya. Nihil, tampaknya gadis itu masih tertidur.

Boby yang menangkap itu, menggoyangkan pundak miya berkali-kali agar gadis itu segera bangun. Miya terbangun dia mengerjapkan matanya beberapa.

"Yan noh," ucap Boby.

Miya langsung bangkit dari tidurnya dan duduk tegap melihat Brian yang bernyanyi.

Brian tersenyum, Miya sudah bangun.
Dia kembali menyanyikan lagu itu.

'Kini kuingin hentikan waktu
Bila kau berada di dekatku
Bunga cinta bermekaran dalam jiwaku
'Kan kupetik satu untukmu'

Hingga lagu itu selesai dan Brian tetap menatap lurus pada Miya.

Mereka saling menatap ditengah kerumunan, ditengah bisingnya suara musik, ditengah lapangan.Saling menatap seakan berbicara dari mata mereka .

Brian tersenyum manis, beberapa orang berteriak histeris melihat cowok itu. Mereka tak sadar saja senyuman itu hanya untuk gadis yang tengah dia tatap.

Ada-ada saja kamu Brian.

GAMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang