Mobil berwarna hitam itu berhenti di parkiran.
Turun seorang gadis dengan kemeja putih dan rok hitam dengan dasi berwarna senada dan seorang ayah.
Semua mata memandang Simon. Badan tinggi tegap, aura mengintimidasi khas pemimpin dan wajah tampan.
"Seganteng itu ya?" ucap Simon pada anaknya.
Miya menoleh, lalu melihat sekeliling. Melotot tajam pada mata perempuan yang genit menatap ayahnya.
"Ayo, aku anterin!" ucapnya langsung menggenggam tangan besar sang ayah.
Simon tertawa kecil. Melihat tangan Miya yang menggenggam tangannya. Tersenyum kecil melihat pertumbuhan gadis ini.
Padahal dulu, Miya masih sepinggang Simon. Sekarang gadis itu sudah hampir sebahunya.
"MIYA!"
Miya dan Simon kompak menoleh.
Ada Brian dan sang sekertaris ibunya. Mereka berdua berjalan cepat menghampiri ayah dan anak itu.
"Tumben pak," ucap Brian meringis kecil, menyindir.
"Hahaha, iya mumpung masih disini." ucap Simon sedikit terkekeh.
"Ohhh, yaudah, pak Moses sama pak Simon aja. Kami ke kelas." ucap Brian menyarankan.
"Ga! Banyak orang yang genit ama bapak gue." ucapnya sambil melihat kecil sekeliling yang sempat-sempatnya mencuri pandangan Simon.
"Dihh posesif.." delik anak laki-laki itu, "udah sih. Gapapa ya kan pak?" ucap Brian pada Simon yang masih menggenggam tangan Miya.
"Iya, udah sana." usir bapaknya halus.
Miya mendengus kecil, lalu menyalam tangan ayahnya. Dan mencium pelan punggung tangan itu. "Ya udah, aku pergi." pamitnya.
Ayahnya mengangguk pelan. Namun saat Miya ingin melepaskan jabatan tangan mereka, ayahnya segera menarik dan mencium pipi gadis itu cepat.
Semua terjadi begitu cepat. Bahkan banyak yang melongo tak percaya.
"Pak Moses ayo." ajak Simon pada sekertaris ibu Brian.
Moses mengangguk pelan lalu berjalan bersama Simon.
"Mau juga dong dicium.." ucap Brian menggoda pada Miya yang masih termenung.
Gadis itu menoleh, "pipi lo ga mulus. Males." ucap Miya sinis.
"Dihh mulus nih, mulusan kulit gue dari pada lu." ucap Brian tak terima.
"Dihh mulusan gue juga!"
"Gue lah!"
Dan akhirnya mereka sepanjang jalan menuju kelas cuman bahas tentang kulit siapa yang paling mulus.
---
"Bunda disini aja," ucap Vero setelah mengantarkan ibunya ke aula.
Bunda nya mengangguk angguk, "ya udah pergi sana." ucapnya.
"Dih ngusir."
"Apa?! Mau ngelawan?" sahut ibunya galak.
Vero meringis lalu pergi dari aula.
"Eh entar kenalin ama bunda pacar kamu!" teriak ibunya nyaring.
Vero menoleh kaget, melotot sepenuhnya. "Bunda!" bisiknya tertahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...