Handphone Vero diletak dimeja, tepatnya ditengah tengah meja. Vero dan Miya saling berhadapan,disamping Miya ada Boby yang sedang mengunyah batagor nya. Dan disamping Vero ada teman-teman nya yang sibuk dengan handphone
Mereka mulai main.
Biru duluan yang keluar.
Berati Miya duluan yang main, dapat angka enam, dan langsung saja Miya keluarkan satu pion nya, dapat enam lagi untuk yang kedua kalinya, Miya keluarkan lagi dan untuk terakhirnya dapat enam lagi.
Setelah kejadian beruntung itu, Miya dapat poin empat. Dan dia langsung memajukan pion nya.
Giliran Vero, dia sudah berharap kuat dapat angka enam, namun sayang dia hanya mendapatkan satu poin
"YAHH" ejek Miya dan Boby keras sambil tertawa membuat Vero mendelik kesal.
"Satu buat apa njir," ucap boby mengejek sambil tertawa setan bersama Miya.
"Buat beli permen aja ga cukup!" sahut Miya tertawa terbahak-bahak.
Vero, Rafa dan Devon menatap mereka datar. Padahalkan mereka semua baru saja berkenalan tadi, mereka belum terlalu akrab kecuali Devon dan Miya tentunya. Lalu mereka sudah berani mengolok-olok begini.
"Noh liat noh jari dewa," ucap Miya sambil menyentuh layar handphone Vero.
Enam!
"HAHAHAHHAHAHA!!!"
Vero menatap datar Miya dan Boby yang lagi sedang tertawa seperti orang kerasukan membuat beberapa orang menoleh penasaran pada meja mereka.
"Bukan tandingan gue lo mah." ucap Miya sambil mengibaskan rambutnya sombong.
Permainan itu terus berlanjut dan keberuntungan selalu memihak Miya. Dan tebak saja, kesialan terus memihak Vero.
Dewi Fortuna sedang sayang pada Miya.
Padahal Vero sengaja memilih merah karena merah adalah warna keberuntungannya.
Miya menang telak.
Devon dan Rafael melihat miris kearah Vero yang masih terdiam melihat kesialan nya.
"Yahahahahahhahahhahahahahhahahahhahahahhahahahahh.." tawa Miya dan Boby kembali mengolok-olok.
"Udah gue bilang ini nih tangan dewa!" ucap Miya sombong sambil memajukan tangannya dan disembah oleh Boby.
Dasar bodoh.
"Anjir." umpat Vero kesal.
"Catat nomor gue bang, ehh jangan lah ntar ga lo chat. Nomor lo aja sini," ucap Miya sambil mengeluarkan handphone nya, bersiap mengetik nomor Vero.
Vero terperangah, ini cewek serius minta nomor cowok.
"Apa nomornya, cepetan!" ucap Miya galak.
"0823--------- " ucap Vero.
Miya langsung mengirimi berbagai pesan ke nomor Vero, padahal satu atau dua pesan saja bisa. Tapi dia meng-spam sampai berbelas belasan pesan.
"Okeh ntar gue kirim baju PUBG-nya, pokoknya harus lo beliin gue," ucap Miya lalu berdiri bersama Boby.
"Eh, tapi kalo lo mau jalan sama gue boleh aja, asal lo traktir!" ucap Miya sambil terkekeh kecil lalu melambaikan tangannya ke Vero dan pergi menarik tangan Boby .
Hati Vero menghangat, senyuman gadis itu benar-benar membuat dia bahagia.
Cengiran polos nya begitu menggemaskan dan membuat hati nya terasa menghangat.
Kenapa gadis itu begitu manis, Vero belum pernah melihat cewek semanis itu di hidupnya. Kenapa miya itu begitu imut? Vero benar-benar dibuat gila oleh senyuman polosnya itu.
Vero tersenyum kecil.
Tak ada salahnya kalah main ludo tadi. Meski main ludo tadi dia sial, namun sekarang dia benar-benar merasa beruntung. Miya chat dia duluan, Miya menawarkan dia untuk jalan.
Vero sedikit menghela nafas nya. Gadis itu sangat unik.
"Kan gue jadi gila," ucap Vero sambil tersenyum manis entah kesetanan apa dia.
"Anjir baru pertama kali gue liat cewe begitu," ucap Devon yang menatap punggung Miya dan Boby yang mulai menjauh.
"Terlalu unik dan langkah," ucap Rafa yang ikut menatap punggung kedua orang yang perlahan menjauh. "Kaya komodo," bisiknya pelan.
"Pantesan banyak yang suka ya," ucap Devon sambil terkekeh kecil.
"Pantesan gue jatuh cinta." ucap Vero sambil tersipu malu.
Seorang Vero tersipu malu karena seorang gadis luarbiasa.
Seorang gadis dengan penampilan boyish, seorang gadis yang lucu dan menggemaskan.
"Dan si Vero dibuat menggila," ucap Rafa sambil terkekeh. Dan diangguki oleh Devon.
Dan yap seorang Vero yang pendiam dibuat menggila oleh seorang Miya.
ur_helena
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...