Restu

721 80 10
                                    

"Anjirrr kapan tanggal mainnya babi?!" ucap Boby kaget.

"Ngumpat aja mulut sampah lu!" ucap Noval menepuk pelan mulut Boby.

"Apasih Pal? Kan gue kaget!" ucap Boby setengah berteriak.

"Jadi, lo suka ama tu orang?" tanya Brian mencoba tenang.

Meskipun sejak tadi dia sudah ketar-ketir dan keringat dingin.

Miya mengangguk, mengerjap beberapa kali. "Iya..." cicit nya kecil.

Muka Brian kaku sesaat namun kemudian pemuda itu tersenyum manis, senyuman yang hanya dia yang bisa mengerti.

"Cieeeee, ada yang lo suka." ucapnya.

"Ga usah pacaran dulu." ucap Noval melarang.

"Kenapa?" tanya Brian, Miya dan Boby kompak.

Cowok itu menarik napasnya singkat, "Sekolah dulu yang baik." ucap Noval.

"Dari SD bilang gitu mulu!" ucap Miya kesal.

"Lo ga usah sok-sok an kaya Boby." ucap Noval tegas.

Miya merengut kecil.

"Iya Mi, lo main Mobile legends aja sana." saran Boby.

Brian mengigit bibirnya kecil, melihat perubahan garis wajah Miya. Awalnya gadis itu menceritakannya dengan senyuman dan pipi yang merona, kini terlihat kesal.

Brian tak boleh egois.

"Udah sih woy." ucap Brian pelan, namun dapat membuat ketiga temannya menoleh sempurna.

Padahal biasanya, Brian selalu menentang keras Miya untuk pacaran.

Dia tersenyum setulus mungkin, "Gapapa kali Miya pacaran, dari kecil kita selalu larang dia. Sekali-kali gapapa lah," ucapnya tenang membuat mata Miya berbinar sempurna.

"Brian!" panggilnya senang.

"Lagi pula cowoknya baik aja kok, ga perlu terlalu takut. Kalo Miya diapa apain, gue yang tanggung jawab." ucapnya lagi menatap kedua teman laki-lakinya.

"Apaan tanggung jawab? Emang dia hamil?" ceplos Boby dengan wajah datar.

"Dih serius lo!" ucap Brian memukul pelan kepala Boby.

"Lo yakin?" tanya Noval datar. Dia menatap lurus Brian.

"Yakin, lagi pula. Kalo Miya terus ama kita, gimana dia mau punya pacar?" ucap Brian tenang. Menarik napas pelan, menatap kedua teman laki-lakinya lagi.

"Kita cuma temannya, kita ga berhak buat ngelarang dia." lirihnya.

"Briannn!" panggil Miya terharu.

"Belum ditembak njir!" ucap Vania yang tiba-tiba muncul dari belakang. "Kalian heboh banget njir, kaya si Miya mau dilamar aja." sinisnya lalu kembali berjalan menuju pintu kelas.

Noval menarik napasnya, menghembuskan nafasnya lelah, "Ya udah, iya." ucapnya sedikit tak rela sebenarnya.

Seperti seorang kakak laki-laki yang takut adiknya pergi jauh.

"Ck, akhirnya ada yang nyusul gue buat dapat pasangan." ucap Boby meringis lebar.

"Hehehe ILY guy's" ucap gadis itu riang.

Brian tersenyum tipis, menghela nafasnya singkat.

Jadi begini rasanya berkorban. Begini rasanya bahagia saat melihat orang yang disuka bahagia. Rasanya manis dan pahit sekaligus.

Brian....putus asa.

----

"Kayanya gue bakal nembak dia deh." ucap Vero menatap kedua temannya yang sibuk bermain Ludo didepannya.

GAMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang