Vero terbaring di ranjang UKS. Matanya sudah seperti orang mabuk. Lalu Miya duduk disamping ranjang Vero. Rafa keluar, mencari buk Suzy sang penjaga UKS.
Jadi Miya dan Vero berdua di UKS.
"Pening banget ya?" tanya Miya khawatir.
Vero malah senyum-senyum.
"Heh, masih waras kan? Jangan gila lo. Ntar gue masuk penjara," ucap Miya.
Pintu UKS terbuka. Tampak seorang wanita cantik dengan seragam perawat miliknya dan Rafa dibelakangnya.
"Eh, ada Miya." ucap buk Suzy kaget melihat Miya ada didalam.
"Lihat ini dulu buk, ntar aja kita ngegibah," ucap Miya. Buk Suzy mendekat ke ranjang Vero, dia tampak mengecek keadaan Vero.
"Ohhh ini cuman butuh istirahat, mau dibuat minum kamu?" ucap bu Suzy.
Buset kena bola basket disuruh istirahat doang.
Vero tak menjawab. Dia menutup matanya rapat. "Buat aja kaya nya deh buk.." ucap Miya menyarankan.
"Oke, buatin Raf. Sekalian untuk ibu, kalo ibu pakai es batu ya," bu Suzy malah menyuruh Rafa.
"Gue juga, pakai es batu kaya bu Suzy." Miya ikut ikutan.
Rafa menganggukkan kepalanya pasrah, lalu berjalan berlalu ke dapur sekolah. Buk Suzy menarik tangan Miya untuk duduk didepan mejanya. Miya mengekor ibu perawat itu.
Sebenarnya sudah lama Miya dan bu Suzy ini dekat. Dulu saat kelas sepuluh, Miya selalu bolos ke UKS saat pelajaran pak Agus. Dan dari situ lah Miya dekat dengan bu Suzy ini.
"Eh kamu udah dengar gosip baru ga??" tanya bu Suzy mulai acara ask time.
"Apaan bu?" Miya mendekatkan wajahnya ke bu Suzy.
"Itu loh, denger denger pak Indra sama pak Sehun itu pedofil," ucap bu Suzy dengan suara pelan agar terdengar begitu menyakinkan .
"Ih! Seriusan bu?"
"Iyaaaa! Ibu pernah lihat ya. Ada anak pak Sehun yang pingsan pas jam pelajaran nya, terus dia yang gendong secara langsung!"
"Alah palingan juga perhatian seorang guru sama muridnya bu," ucap Miya menyangkal. "Tapi pedofil itu bukannya suka ama bocah?" tanyanya bingung.
"Ihhh itu udah jelas pedofil, kamu tau selama tiga jam murid itu pingsan pak Sehun genggam terus tangan itu murid tanpa beranjak sedikitpun..." ucap bu Suzy menyakinkan.
Miya terbelalak. "Wadaw! Serius bu?!"
"Ihh bener, terus ni ya pak Indra. Ada anak kelas sepuluh yang cerita sama ibu. Katanya pak Indra itu suka nganterin dia pulang, terus suka banget main ke rumahnya. Apalagi ni anak ya, dia itu tinggal sendiri..." ucap bu Suzy dengan bibir yang dia gerakkan dramatis. "Ni, ni ibu punya buktinya," sambung bu Suzy. Dia mengeluarkan handphonenya.
Ada foto pak Indra dan murid itu naik motor bersama. Murid perempuan itu tampak tak nyaman sedangkan pak Indra tampak tersenyum senang.
"Ihh ini mah nyata buk!" ucap Miya memekik nyaring.
"Nah tuh kan, percuma cakep tapi pedo!"
"Tapi ini beneran pedo ya buk?" tanya Miya bingung namun kemudian, "Eh buk aku juga punya gosip ini!" ucapnya semangat.
"Apaan apaan??" bu Suzy yang kebetulan tak terlalu mendengar tadi langsung mendekat.
"Aku dengar dengar dari teman sekelas aku ni ya, semalam Juki itu baru nembak Larisaa," ucap Miya dengan nada pelan dan misterius.
"Seriusan!"
"Iya bu, tapi ni ya. Lisa ga mau ngomong ama sekali!"
"Ih pada ibuk lebih setuju kalo Lisa sama Bintang ketimbang Juki," ucap bu Suzy cemberut.
"Kak Juki cocoknya sama aku kan bu?" Miya menaik turunkan alisnya.
"Cocokkan ama ibuk lah" ucap wanita itu tanpa sadar umur.
Lagi pula cinta tidak dibatasi dengan umur bukan?
"Ya udah lah, aku kak Cahyo aja."
Mereka berdua sama-sama terkekeh. Pintu UKS terbuka, tampak Rafa dengan nampan berisi tiga gelas teh, yang satu teh hangat dan dua es teh manis.
"Kalian ga tau ya, suara kalian kendengaran ampe luar," ucap pemuda itu sambil meletakkan teh hangat di meja kecil yang ada disamping ranjang.
"Kalo gibah itu pelan-pelan aja kali." ucapnya lagi sambil meletakkan dua es teh dimeja bu Suzy.
"Iya iya," jawab bu Suzy dan Miya berbarengan dengan sedikit tawa.
"Btw thanks ya," ucap Miya tersenyum .
Rafa mendengus lalu keluar dari pintu UKS dengan membawa nampanya.
"Eh, kamu sama Rafa beda jurusan kan? Kok bisa disini?" tanya bu Suzy.
"Ohh tadi dilapangan aku ga sengaja lempar bola basket sama Vero. Sebagai manusia yang bertanggung jawab aku harus tanggung jawab dong," anak itu menjawab.
"Jangan mau sama dia, Mi." ucap bu Suzy.
"Hah? Apa? Eh kenapa?" tanya anak itu bingung.
"Ganteng sih ganteng, tapi kayanya hidup nya ga asik," ucap bu Suzy sinis. "Yang ada flat mulu kaya layar tipi!" ucapnya lagi.
"Apaan sih bu" ucap Miya tertawa canggung.
"Jangan sama dia pokoknya. Ga seru, ntar putusnya cepat." jelas bu Suzy. "Mendingan kamu sama Brian tuh, ibuk dukung loh. Apalagi kalian udah lama kenal," sambung bu Suzy.
"Apaan sih bu, Miya ga mau pacaran," Miya menjawab sambil terkekeh.
Miya menolehkan kepalanya pada Vero yang masih terlelap. Lalu tersenyum tipis. "Lagi pula, aku punya banyak orang yang selalu ada kapanpun aku mau. Jadi apa gunanya aku pacaran." ucap Miya menatap Vero seakan kalimat itu dia tunjukan pada Vero secara langsung.
"Aku belum mau pacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...