Sudah pulang sekolah. Acara sudah selesai.
Miya berjalan ke pangkalan Ojek depan sekolah. Hari ini Noval sibuk OSIS, Boby pacaran dan babu tercintanya (re : Brian) lagi sibuk latihan band. Jadi Miya naik Ojek.
Miya berjalan ditepi jalan, untung sekali hari ini tak panas.
Saat asik-asik berjalan, sebuah motor besar berwarna putih berhenti didepan Miya. Miya menatap pengendara yang menutup wajahnya dengan helm itu.
Pengendara itu membuka helm fullface miliknya dan menampakkan wajah nya.
"Loh Vero? Ngapain lo?" tanya Miya bingung.
"Kan kita mau jalan." jawab cowok itu tanpa ragu.
"Lah sekarang? "
"Iya, kan gue yang nentuin."
"Ohhh, ya udah ayoo," ucap Miya lalu berjalan mendekati motor Vero.
Hah? Semudah ini? Kenapa ini terlalu mudah?
"Ehh tunggu dulu, gue ga pakai celana ntar bahaya." ucap cewek itu mengadu.
"Hooodie lo kan ada, tutup aja pakai itu." ucap Vero. Padahal kalo saja dia bawa jaket dia ingin Miya memakainya.
"Ga mau ahh ntar gue masuk angin." ucap Miya mencari-cari alasan.
Vero menggelengkan kepala nya pelan sambil terkekeh kecil. Ada-ada saja Miya ini. Dia membuka tasnya lalu mengambil celana olahraga yang nyaris selalu berada didalam itu. Dan memberikan celana itu pada Miya.
Miya memakai celana itu tanpa peduli Vero yang melihatnya, toh celana dalamnya tak akan terlihat.
Selesai memakai celana, Miya membuka roknya dan memasukan roknya dalam tas.
Jadi dia memakai kemeja sekolah lengkap dengan dasi tapi ditutup hoodie hitamnya dan dipadukan dengan celana olahraga kebesaran punya Vero.
Dan langsung saja, Miya naik keatas motor Vero.
"Nih pake." ucap Vero memberikan helm yang entah dia dapat darimana.
Miya menerimanya dan segera memakai nya.
"Jalan bang, nanti diperempatan belok kiri" ucap Miya sambil menepuk bahu Vero.
Cowok itu terkekeh, mengabaikan ucapan Miya dan segera memasang helm nya, lalu melajukan motor itu.
Tak seperti Boby atau Brian, Vero melajukan motornya dengan santai dan biasa saja.
Kalo Boby yang bawa mungkin Miya sudah teriak-teriak sekarang. Apalagi Brian, buka mata aja ga bisa dia buat.
Vero membawa motornya perlahan dan santai, dia menikmati sentuhan miya dipundaknya, dia senang bisa menghabiskan waktu seperti ini bersama cewek itu.
Sampai di Mall, mereka langsung masuk kedalam ruangan ber-ac itu.
"Kemana nih, nonton atau makan duluan?" tanya Vero menatap Miya sedang memperhatikan sekeliling.
"Lo laper ga?" tanya Miya.
"Kaga sih, tadi udah makan." jawabnya .
"Gue juga udah makan. Nonton lah yuk, ada film bagus gue rasa." ajak Miya yang tanpa persetujuan Vero langsung menarik tangan vero menuju bioskop.
"Nonton apa? L" tanya cowok itu sambil melihat daftar film yang akan tayang.
"Horor aja lah, gue rindu lihat setan." jawab cewek itu sambil nyengir kuda.
"Jangan takut ya?"
"Takut an ama lo."
"Ehh si anying," ucap Vero sambil terkekeh lalu menjitak pelan kepala Miya .
Buset baru kenal udah main jitak-jitak aja.
"Gue pesen tiket dulu, lo mau popcorn ga?" tanya cowok itu yang melihat Miya mulai sibuk dengan handphonenya
"Hooh, pesen gihh. Sekalian Cola." suruhnya. Miya berjongkok lalu menyandarkan punggungnya di dinding dengan kepala menunduk.
"Lo kenapa jongkok? Sesak boker lo?"
Tanya cowok itu bingung."Pesenin gihhh" usirnya tanpa menatap Vero.
Vero mengintip, ternyata miya sedang main Mobile Legends, ya sudahlah.
Vero pergi dari sana setelah berpamitan pada Miya.
Ya, dia nurut-nurut saja. Namanya juga lagi naksir.
Miya asik dengan dunianya, benar-benar asik tanpa dia sadari bahwa Vero sudah datang dengan sebuah popcorn, dua buah Cola dan dua buah tiket yang dia kantongin di saku kemejanya.
"VICTORY "
"Hehhehhehehhe, menang aku bang!" ucapnya sambil memukul pelan punggung Vero.
"Hm, nih pegang. Udah mau dibuka tuh pintu bioskopnya." ucap Vero sambil memberikan salah satu Cola pada Miya dan langsung diterima gadis itu.
Film dimulai, ya seperti biasa. Miya tak takut setan atau hantu, dia lebih takut gagal dapat chicken dinner di game.
Beda dengan cowok jangkung disamping Miya.
Cowok itu.... tampak sedikit menjijikkan?
Wajah putihnya tampak memerah, mulutnya dia buka lebar selebar mungkin, matanya membulat sempurna, wajahnya berkerut ,kedua tangannya menjambak kuat rambutnya.
"SETANNYA KELUAR MI!"
"JANGAN JANGAN!"
"HUAAA!"
"MIYA TERIAK DUNG!"
Mungkin seperti itu lah teriakan Vero setiap hantunya keluar, padahal rencananya tadi dia mau modusin Miya.
"Diam babi! " umpat Miya muak melihat reaksi berlebihan Vero.
Vero menarik tangan Miya yang tak menggenggam cola, lalu merangkul nya erat dan menyembunyikan wajahnya dibelakang tubuh kecil Miya.
"Apaan sih njirr" ucap cewek itu kesal tapi masih memberikan Vero merangkul tangannya.
Vero tersadar, adegan ini tak ada manis-manisnya. Dia sangat-sangat malu, cowok bertampang sangar itu ternyata mempunyai hati selembut sutra.
"AAAAAAAA!!!!!" hampir seluruh orang dibioskop berteriak keras.
Vero mencoba mengintip dari belakang punggung Miya, namun dengan sigap Miya membalikan wajah cowok itu agar menghadap kebelakang.
Vero terpaku, seharusnya dia yang diposisi Miya sekarang!
Miya menghadap ke Vero lalu merengkuh wajah Vero. Cowok itu diam, jarak mereka terlalu dekat.
"AAAA!!!!! " semuanya kembali berteriak. Dan lagi Vero ingin mengintip karena penasaran, namun Miya menahannya.
"Ga usah lihat." ucapnya sambil mengelus rambut Vero lembut.
"Ga usah lihat yang lain, cukup gue aja." ucap cewek itu lagi.
"AAAAAAAAA!!!" satu bioskop kembali berteriak dengan kencang nya, namun tak seperti tadi, Vero hanya terpaku pada cewek didepannya.
Dia mengabaikan teriakan orang lain, dan hanya fokus pada satu objek yang sedang ada didepannya.
Vero seharusnya tak lupa, miya itu kan tukang gombal. Tapi entah kenapa sekarang dia sama sekali lupa dengan fakta itu, dia terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...