Miya duduk dikelas. Padahal sudah jam istirahat pertama. Rambutnya yang tadi berantakan sekarang sudah rapi karena dikuncir oleh Vania.
Tapi masalahnya, Miya ngambek sama Brian. Dan Brian tidak bisa tenang.
"Kantin kuy!" ajak Boby semangat setelah selesai menyalin tulisan dipapan tulis.
"Ga." jawab Miya sambil merapihkan barang-barangnya. Dia menoleh sinis pada Brian yang berada di sebrang mejanya dan sedang memperhatikan dirinya.
"Apa lo?!" teriak Miya kesal. Brian langsung diam.
"Kantin kuy Mi!" ajak Joy dari mejanya, dia tau kalo Miya berantem sama Brian.
"Kaga, lo aja." jawab anak itu.
Sebenarnya Brian sudah dari tadi minta maaf, tapi Miya tetap Miya. Dia tetap malas berbicara dengan pemuda itu.
Miya berjalan keluar kelas. Duduk di kursi panjang yang ada didepan kelasnya, samping pintu tepatnya.
Dia buka aplikasi Mobile Legends nya. Karena di handphone Miya itu hanya ada aplikasi Mobile Legends, PUBG, Instagram dan terakhir WhatsApp.
Hanya itu tidak lebih.
Miya mulai main. Dia tidak peduli Brian yang duduk di sampingnya.
"Mi-"
"APA LO?!" ucap gadis itu memotong ucapan Brian.
"Maaf." ucapnya.
"Minggir lo, gue alergi." ucap gadis itu sinis.
Brian mengumpat pelan.
"Udah sana kekantin." ucap Noval sambil menepuk punggung Brian. "Gue yang urus," sambungnya.
"Heheheh" cengir Brian lalu pergi kekantin bersama Boby.
Noval duduk disamping Miya. "Ga makan? " tanyanya.
"Engga."
"Ntar lapar loh, terus cabut nantikan jam pelajaran pak Lay." ucap nyoval memperingati.
"Ntar pak Lay gue makan."
"Ntar--"
"Bacot! Ga liat gue lagi fokus!" ucap Miya kesal.
Noval hanya tersenyum lalu mengangguk.
Mereka hening. Hanya ada suara game dari handphone Miya. Tak ada suara lain hingga game itu selesai.
"Temenin gue kuy, ke IPA,jumpa Gilang." ucapnya menunjuk lantai atas.
Miya belum sempat menjawab, namun tangannya sudah ditarik oleh Noval. Mereka berjalan menuju tangga kelas IPA, karena memang kelas IPA ada diatas.
"Mau ke kelas Gilang? Malas ah," ucapnya.
"Ga baik malas-malas."
"Cot ih."
"Kasar bener mulut nya neng."
Miya mengumpat dalam hati. Noval terkekeh. Memang Miya tidak bisa menolak Noval.
Mereka sampai dikelas 11 IPA 5. Noval mengetuk pintu beberapa kali, hanya ada beberapa murid didalam.
"GILAKK!!" ucap Miya senang. Entah kemana dirinya yang misuh-misuh tadi
Gilang Syahputra yang lagi tidur dimeja belakang langsung menoleh pada orang yang memanggil nya. Dia tersenyum saat gadis itu dengan semangat menghampirinya.
"Ihhhh makin item cieeeee" ucap Miya duduk disamping kursi kosong yang ada disamping Gilang.
Gilang Syahputra. Atau kerap dipanggil Gilang. Pemuda tinggi berkulit gelap dengan paras tampan. Pemuda yang kerajaannya cuman kelahi dan tawuran tapi bisa masuk jurusan IPA.
Noval masuk lalu duduk didepan kursi Gilang.
"Lo ngehina apa muji." ucap Gilang tersenyum.
"Ngehina dungs" Miya dan Noval terkekeh.
"Kok dikelas Lang?" tanya Miya.
"Males kekantin, makanya gue suruh kalian kesini." ucapnya.
"Maunya sekalian..." ucap Noval menggantung.
"Sekalian apa? " tanya Gilang.
"Sekalian malas napas," ucap Noval sambil tertawa. Miya ikut tertawa juga.
Jokes bapak-bapak.
"Anjir."
"Eh Juki mana Juki? " tanya Miya melihat bahwa dikelas ini hanya ada tiga murid. Satu Gilang, satu cewek yang lagi main handphone dipojok, satu lagi cowok sedang menyalin isi papan tulis.
"Juki mulu Juki mulu, jadi cewek jangan menel." ucap Gilang.
"Tuh dengerin," ucap Noval.
Padahal kalimat 'tuh dengerin' kan punya Miya.
"Apasih, cemburu bilang." ucap Miya menaik turunkan alisnya.
Gilang dan Noval mendesis kesal lalu sama sama menjitak kuat kepala Miya.
"Aduhh, kekerasan terhadap anak ini!!, gue lapor ama kak Seto lo semua!" ucap Miya mengadu kesakitan sambil mengusap kepalanya. "Gue bilang Bapak lo pada! "
Gilang dan Noval langsung tersenyum manis.
"Aduhhh reflek Miii, sini-sini." ucap Noval lalu mengelus-elus kepala Miya lembut.
"Tadi gue ga sadar, sorry ya.." ucap Gilang meringis lebar membuat Miya mendesis kesal padanya.
"Takut kan kalian?! HAHAHAH!" tawa Miya penuh kemenangan pada mereka berdua.
Ya bagaimana mungkin tidak takut, Ayah Miya atau bernama lengkap Simon Johandra. Pria setengah baya dengan pangkat Mayor.
Galak sekali kecuali dengan putrinya, punya aura pemimpin yang tak ingin dibantah, ganteng dan berkharisma kuat.
"Takut gue ditembak kaya di Papji, kan ngeri." kata Gilang.
"Hooh," ucap Noval setuju lalu menatap Miya, "wajar lah ya, bapak lo jago nembak, lo juga jago."
Miya tersenyum bangga, "Bapak gue gitu lohhh," ucapnya bangga. "Tapi bapak noob main PUBG."
"Halah sok pro lo sat." ucap Gilang menoyor kepala Miya.
"Pro nih Pro, buktinya gue ga toxic," ucap nya bangga.
"Iya ga toxic, tapi kalo kalah lo report semua teman team lo." ucap Noval datar.
"Hilih sok tau kamoeh!" elak gadis itu.
"Gue kenal lo udah lebih dari lima tahun, gue tau sifat lo" ucap Noval.
Gadis itu meringis lebar, "Kita udah kenal lima tahun tapi ga ada perkembangan" tiba-tiba suara Miya mendadak lesu.
"Kalo bukan cewek udah gue tendang lo ampe keluar kelas." ucap Gilang kesal.
Bukannya takut, Miya malah semakin tersenyum lebar.
Alih-alih merasa kesal, justru sekarang mereka terpesona.
Dasar Gamers noob.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...