Senyuman Khas

662 83 0
                                    

"Ntar, kami kerumah loh!" ucap Boby memperingatkan.

Sekarang sudah pulang sekolah dan Noval, Brian dan Boby akan mampir ke rumah Miya.

"Iyaaaa, udah balik sana!" ucap gadis itu mendorong mereka bertiga agar segera pergi menuju parkiran.

"Gue nemenin lo nunggu bapak aja deh." ucap Brian khawatir.

Miya berdecak kecil. "Gue udah gede elahh, pergi sana. Ntar datang jam dua aja. Gue mau buat nge-record dulu," ucap gadis itu.

Brian mengangguk pasrah pada akhirnya.

"Ya udah, kami duluan." ucap Noval pamit lalu menuju parkiran dengan yang lain.

Miya mendengus kecil, dalam hati mendumel. 'Emang gue masih anak anak apa?, nunggu gini doang aja khawatir' .

Miya duduk di pos sekolah. Ayahnya mungkin akan sampai sepuluh menit lagi.

"Eh Miya?" Miya menoleh lalu tersenyum lebar khas miliknya pada cowok itu.

"Ngapain disini? Antek-antek lo dimana?" tanya Vero mendekat.

"Antek-antek apaan?" ucapnya. "Mereka temen gue kali. Mereka pulang duluan, gue dijemput bokap."

"Becanda nyai." ucap Vero meringis kecil lalu duduk di kursi panjang yang ada dekat pos itu.

Miya menoleh lalu mengerjap bingung.

"Ga pulang?" tanya gadis itu.

"Hm" gumam pemuda itu menatap gadis manis disampingnya. "Nungguin lo dijemput, ntar diculik." ucapnya tersenyum hangat.

Miya hanya mengangguk kecil. Masih sedikit canggung karena kejadian tadi pagi. Padahalkan mereka sudah berjumpa di kelas, dan Miya bisa santai karena ada Gilang.

Mereka hening. Tumben sekali.

"Tumben diam?" ucap Vero. Miya menoleh lalu meringis kecil.

"Gue lagi mikirin Mobile Legend." ucap gadis itu, dia menerawang lurus.

"Bagusan pakai Lancelot apa Karina ya?" gumam gadis itu membuat Vero terkekeh kecil.

"Lancelot." jawabnya asal.

"Lah? Lo main Mobile Legends juga?" tanya gadis itu.

Vero menggeleng pelan sambil tersenyum kecil menatap gadis disampingnya. "Lancelot kan laki-laki, lo kan suka," ucapnya.

Miya terkekeh geli, setuju dengan ucapan Vero.

"Oh iya!" Miya teringat sesuatu secara tiba-tiba. "Kenapa ga main game? Biasanya anak cowok kan doyan main game." ucapnya penasaran.

"Ga ada sih" ucap cowok itu lalu menatap gerbang sekolah mereka. "main game itu kaya narkoba.." sambungnya.

Miya melotot lalu mendelik kesal pada pemuda itu, tidak terima hoby nya di begituin.

"Kalo main game itu bikin candu, suka lupa waktu, lupa ngurus hidup, bikin mata rusak, makan ga teratur." sindir pemuda itu telak.

Miya mencibir. "Lo ga tau apa-apa, kalo main game itu bisa buat pikiran kita teralihkan, bisa nyalurin bakat, bisa dapat penghasilan." gadis itu menjawab.

Vero tersenyum samar melihat Miya yang tiba-tiba cerewet begini.

"Iyaaa maaf," ucap pemuda itu menyesal melihat sorot kekesalan dalam mata Miya.

Miya mendengus kesal lalu menatap arah lain, memutuskan kontak mata mereka.

"Ntar gue beliin skin nih." tawarnya.

Miya langsung menoleh dengan mata berbinar menatap Vero. Vero terkekeh melihat perubahan drastis dari gadis didepannya.

"Serius ya!!" ucap gadis itu heboh dengan senyuman yang sudah mengembang di wajahnya.

"Eumm" gumam Vero tersenyum tipis.

Senyum gadis itu kian merekah, membuat banyak orang yang berlewatan berhenti sejenak untuk menatap gadis itu.

Senyumnya benar-benar cerah dan manis sekaligus. Bahkan rasanya orang sekitar gadis itu merasakan kehangatan dari gadis itu.

"Makasih Veroooo!!" ucap gadis itu mengapit lengan gagah Vero dengan senyum merekah.

Vero terpaku. Tak sadar dia ikut tersenyum lebar saat melihat senyuman cerah gadis ini.

"Miya!" panggilan dan suara klakson mobil membuat Miya menoleh pada mobil hitam yang ada dekat gerbang sekolah.

"Eh bapak!" seru gadis itu lalu berdiri dan kembali tersenyum pada Vero.

Cantik. Semua orang terpaku saat itu juga. Matahari menerpa gadis itu, kulit putih bersih itu tampak bercahaya, pipi nya tampak sedikit merona, matanya masih membentuk eye smile dengan sempurna, senyum gadis ini sangat lebar dan Indah. Bahkan lingkungan sekitar nya juga tampak bercahaya seperti gadis itu.

"Dadah Veroo!!" pamit nya lalu berlari kecil menuju mobil yang ada dekat gerbang itu.

Vero masih terpaku, seakan sudah melihat pemandangan terindah semasa hidupnya. Tak menyangka sesederhana itu membuat gadis ini bahagia.

"Tunggu dulu......" ucap pemuda itu menyentuh dadanya yang berdegup kencang. "Anjirrr kencang bener!!!!" ucapnya lagi sambil melotot kecil.

Dia kembali menatap Miya yang sudah masuk kedalam mobil. Mobil itu melaju dengan perlahan.

Lagi-lagi, Vero tersenyum tanpa sadar.

Pengaruh gadis itu ternyata sekuat itu.


GAMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang