"Enak euy," ucap Miya saat mencoba taster buah Melon, dia mengambil sepotong buah menyuapkan nya pada pemuda jangkung disamping nya.
"Eum, manis." ucap Vero setuju sambil mengunyah buah Melon itu.
Sabtu pagi hari ini, pasangan itu memilih untuk membuat sop buah ketimbang untuk berjalan-jalan di mal seharian.
"Apalagi?" tanya Miya pada Vero yang mendorong troli.
"Anggur." jawab Vero seadanya. Miya mengangguk, mereka berdua berjalan menuju stan anggur.
"Coba nih," ujar Miya memasukan buah anggur kemulut Vero yang membuat Vero langsung mengunyah buah itu.
"Kamu makan mulu taster nya" ucap pemuda itu tertawa sambil memasukan buah anggur kedalam troli.
"Taster itu ada untuk dicoba," ucap Miya membuat Vero menarik tangannya menuju stan buah kelengkeng.
Vero kembali sibuk memilih beda dengan Miya yang kembali mencobai taster.
"Mau rambutan." ucap Miya yang kini sudah duduk di lantai membuat Vero melihat nya sekilas.
Miya itu memang paling malas kalo sudah diajak berbelanja.
"Rambutan huhuhu" ucapnya kini memeluk kaki panjang Vero.
"Lagi ga musim, Miya." ucap pemuda itu memasukan buah kelengkeng kedalam troli. Menarik tangan Miya agar berdiri.
"Tapi pengen" ucapnya sambil memeluk pinggang Vero dari belakang membuat Vero susah berjalan.
"Nanti batuk, ga usah." ucapnya kini memilih buah semangka mana yang terlihat paling manis.
"Tapi mau." ucap gadis itu membuat Vero tertawa kecil.
Pemuda itu berbalik, membuat pelukan Miya lepas begitu saja. Dan sekarang kedua orang berbeda kelamin itu saling menatap.
Tersenyum manis, "yaudah, nanti kita cari ya" ujarnya manis membuat Miya mengangguk semangat.
Vero mengusak surai hitam gadis itu lembut, "beli susunya dulu sana. Biar aku bawa belanjaan ke motor," ucap cowok itu.
Miya mengangguk semangat lalu melompat-lompat kecil menuju rak yang menjual susu.
Vero tertawa kecil, lalu membawa troli berisi buah-buahan itu menuju kasir. Karena tak ada yang mengantri membuat pemuda itu dapat langsung membayar buah-buahan itu.
Dengan langkah santai, pemuda itu berjalan menuju parkiran. Menunggu Miya disana.
Wajah tampannya agak mengernyit ketika melihat seorang gadis dengan rok pendek digoda beberapa orang disana, gadis itu tampak tak nyaman.
Kaki panjangnya melangkah cepat menuju gadis itu.
"Ini kenapa ya?" tanyanya dingin. Langsung menarik tangan gadis itu agar dibelakang nya.
Kedua orang itu mengernyit bingung melihat Vero, mendongak menatap wajah dingin Vero.
Wajahnya dingin dan sengak, badannya tinggi dan bongsor, dapat membuat orang-orang itu merasa begitu kecil ketika berada didekat nya, apalagi suara berat itu membuat kedua orang itu merinding .
"Ah, gapapa dek. Gapapa kok." ucap salah satu dari mereka.
Kemudian tanpa mengucapkan apa-apa lagi, kedua orang itu pergi begitu saja meninggalkan Vero dan gadis itu.
Vero berbalik, melepaskan tangannya dari si gadis. Tanpa banyak bicara berjalan menjauh.
"Tunggu!"
Panggil gadis itu membuat Vero berhenti dan menoleh. Gadis berwajah menggemaskan itu berjalan cepat.
"Makasih ya," ujarnya manis sambil tersenyum malu-malu.
Vero mengangguk.
Gadis cantik itu terlihat gugup sesaat karena melihat Vero tak bereaksi lebih ketika melihat senyuman nya.
"Anu, nama lo siapa?" tanyanya.
"Vero." jawab Vero seadanya.
Gadis cantik itu tersenyum ringan, "nama gue, Chelsea." ucapnya membuat Vero mengangguk pelan.
Gadis itu mendecih tak percaya. Namun dia tak akan menyerah untuk lebih dekat dengan pemuda tampan itu, "ah, lo--"
"Vero!!!"
Kedua orang itu kompak menoleh pada seorang gadis berambut panjang yang memakai jumpsuit hitam. Gadis itu tersenyum lebar hingga membuat orang-orang disana menatap gadis itu, terpana begitu saja.
Aura riangnya membuat orang-orang disana tanpa sadar tersenyum begitu saja.
Miya melangkah riang menuju Vero yang menatap tajam kearah pemuda didekat supermarket yang melihat Miya dengan tatapan terpesona.
"Tadi aku beli agar-agar, biar lebih enak hehehe" ucap Miya dengan ringsan manis membuat Vero ikut tersenyum.
Pemuda jangkung itu merunduk, menatap Miya yang hanya mencapai dadanya. Tangannya mengusak rambut gadis itu, "iya" jawabnya lembut.
Miya tertawa kecil, namun ujung matanya melihat seorang gadis yang menatapnya datar.
Gadis itu kini menoleh pada gadis didepannya, tersenyum lebar, "hai!!!" sapanya hangat.
Chelsea tertegun.
Bagaimana mungkin ada gadis secantik ini?
Matanya bundar dan cerah, terlihat berbinar setiap saat, dengan alis rapi dan lebat, bulu mata lentik, hidung bangir nya, wajahnya yang bulat dan menggemaskan, kulit putih halus nya, bibir tipisnya yang berwarna merah cherry.
Apalagi aura gadis itu yang benar-benar ceria, seakan dapat membuat siapa saja akan merasa bahagia ketika berada disekitar gadis ini. Ditambah dengan suaranya yang agak basah namun lembut.
Gadis ini sempurna secara penampilan.
"Gue Miya," ucapnya ramah membuat Chelsea yang melamun menjadi sadar.
"Chelsea," balas gadis itu tersenyum.
"Udah, ayo balik!" ajak Vero membuat Miya mengangguk kecil.
Pemuda itu mengulurkan tangannya membuat Miya langsung menggengam tangan itu.
"Da, Chelsea.." ucapnya lalu melambaikan tangannya kecil.
Chelsea mau tak mau tersenyum membalas. Menatap punggung mereka berdua yang mulai menjauh.
HelenaLai
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Dla nastolatkówSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...