Si Noval

1.2K 137 21
                                    

Setelah selesai membelikan Brian teh hangat, Miya langsung mampir ke ruangan OSIS.

Karena dia gabut.

Miya duduk di meja Ketua OSIS atau tepatnya meja Noval. Miya duduk diatas meja lalu mulai main game, COC.

Padahal dia bisa di kelas, tapi dia lebih milih di OSIS.

Miya asik dengan dunianya.

Namun pasti rasanya bosan juga. Dia turun dari meja dan duduk di kursi Noval.

"Puter kesini puter kesana!" ucap gadis itu sambil memutar kursinya ke kiri dan ke kanan.

"Yuhuuuu!" teriaknya saat kursi itu dia putar kuat-kuat.

Noval masuk kedalam dan melihat tingkah Miya.

Dia menghela napas lalu menggelengkan kepalanya.

"Ntar pening, ngadu ama gue." ucapnya sambil memberhentikan kursi itu.

"Heheheh," kekeh Miya.

"Ga sama Brian lo?" tanya cowok itu duduk di depan Miya.

Asal kalian tahu, Noval meninggalkan tugasnya cuman demi lihat keadaan Miya sekarang.

Noval tau darimana Miya disini? Tadi ada anak OSIS yang lewat dan mengintip bahwa Miya sedang di sini.

"Brian lagi persiapan terakhir, ga mau disana," ucap Miya kembali memutar putarkan kursi itu.

"Boby?" tanya pemuda berparas tampan itu.

"Boby pacaran, malas ah." ucap Miya sambil berdecak kecil. "Ntar gua jadi nyamuk" ucap gadis itu malas.

"Iya-iya," ucap Noval sambil mengelus rambut Miya.

"Ga ada yang nemanin lo disini, dikelas aja." sambungnya menurunkan tangannya dari kepala Miya .

"Mau sama lo!!" ucap miya setengah berteriak.

"Dorongin dong, ayo kelapangan," sambung Miya bersiap-siap untuk didorong.

"Hm, ayo." balas Noval berdiri dari kursinya dan mendorong kursi yang diduduki Miya itu keluar.

"Yuhuuuu!" ucap gadis itu senang membuat Noval juga senang.

Noval itu terkenal sebagai murid teladan dan panutan sekolah. Tapi kalo demi Miya dia bakal melakukan apa saja. Bahkan hal memalukan sekali pun.

Sama seperti Brian, Noval juga memiliki sisi gelap.

Dulu sekali, Noval mempunyai seorang adik perempuan yang begitu dia sayangi.

Benar-benar dia sayangi.

Adik perempuan Noval itu bernama Bella. Bella itu mempunyai fisik yang benar-benar lemah. Bahkan rasanya berdiri setengah jam dilapangan yang tak terlalu panas tidak bisa dia lakukan.

Bella meninggal dunia. Dan semenjak itu Noval menjadi lebih pendiam. Dia hanya menjawab seperlunya dan bertanya seperlunya.

Kedua orang tua Noval tidak bisa melakukan apa pun. Noval menjadi tidak tersentuh. Namun pada hari itu, tepat setelah dua bulan Bella meninggal,  Noval mendapat sedikit cahaya.

Flashback

Noval kecil duduk di kursi taman dekat rumahnya. Masih dengan seragam olahraga SD miliknya dan tas yang dia sandang. Tampak sekali dia baru pulang sekolah.

Noval menyentuh dadanya. Terasa begitu sesak. Dia menangis.

"Maafin kakak, Bella." ucap Noval sendiri. Dadanya semakin sesak dan tangisnya semakin menjadi. Adik yang begitu dia sayangi telah pergi jauh.

Seorang gadis kecil berseragam olahraga sama seperti Noval datang menghampiri Noval.

Dia berjongkok untuk melihat wajah Noval yang merunduk. "Kamu kenapa? " tanya Miya kecil pada Noval.

"Kamu nangis, jangan nangis. Nanti kamu bisa pilek!!" ucap miya setelah melihat cowok yang tidak dikenal nya itu menangis terisak-isak.

Noval masih menangis, membiarkan Miya menatapnya bingung dari bawah.

"Kamu kenapa nangis?" ucap Miya duduk disamping cowok itu.

"Jangan nangis dong!" ucap Miya keras. Mata Miya mulai berkaca-kaca. Dia tidak bisa melihat orang lain menangis.

"HIKS HIKS HIKS!" mereka berdua saling menatap dan menangis.

"Kamu kenapa nangis?" ucap Noval sambil menangis.

"Gara-gara kamu! Huwaa!!" ucap Miya yang ikut menangis.

Mereka berdua sama-sama terisak-isak. Hingga akhirnya Noval berhenti dan di ikuti Miya.

"Ayo temanan!" ajak Miya sambil mengelap air matanya dengan ujung lengan bajunya.

"Ayo!" balas Noval juga terisak.

Flashback end

Semenjak itu, Noval menganggap Miya adalah adiknya. Adiknya yang begitu dia sayangi.

"AER PANAS KAKAK " ucap Miya keras sambil menggenggam kuat kursi itu. Dibelakang nya ada Noval yang lagi lari-lari dorong kursi itu.

Semua orang di koridor menoleh pada Miya dan Noval yang bertingkah gila. Ada ada saja Ketua OSIS mereka.

"BERKEMAH BERKEMAH!! BERKEMAH DENGAN SI NOPAL!! SI NOPAL ANAK NYA BAHENOL, BAHENOL BAHENOL !! YUHUUU!" Miya berteriak nyaring membuat semakin banyak mata melihat mereka.

Beberapa orang terkekeh kecil melihat tingkah mereka berdua. Namun tetap ada orang yang nyinyirin mereka berdua.

Sampai dilapangan, Noval langsung mendorong pelan kursi itu menuju bawah pohon agar gadis itu tidak kepanasan.

"Gue pergi dulu, ntar balik lagi," ucap noval. Miya mengangguk lalu Noval meninggalkan dirinya sendiri.

Noval mengawasi kegiatan anak OSIS yang lagi kerja. Sedangkan Miya dibawah pohon beringin itu masih duduk bersandar di kursi.

Dia melihat anak marching yang juga lagi latihan dilapangan.

Disana ada dua orang temannya yang tampak fokus latihan. Anggi dan Bintang, mereka berdua tampak serius.

Miya melihat Vero datang menghampiri nya. Miya tersenyum kecil saat Vero menyapanya.

"Kursi darimana ni?" tanya cowok itu bingung.

"Dari ruangan OSIS" jawab miya tanpa melihat cowok itu. "Pacar gue Ketos, jadi enak." sambung Miya sambil terkekeh manis menoleh kearah Vero.

Vero tertawa kecil.

Tenang, Vero tau Miya bercanda.

Noval merhatiin itu semua dari jauh.

Dia memandang tajam Vero.

Siapa cowok angkuh itu?

Tidak mungkin dia gebetan Miya, Miya tidak  suka cowok yang mukanya cuek.

Cowok itu lumayan ganteng, kayanya bukan anak berandalan, orang kaya juga kayanya dilihat dari sepatunya.

Hmmm boleh juga.

Noval sibuk menilai Vero.

"Ga bakal jadian, Miya sama sekali ga tertarik." ucap Noval lalu kembali fokus pada tugasnya.

"Ya iyalah, toh dia suka nya ama Alucard."

Setiap ada cowok yang mencoba untuk lebih kenal dengan Miya, Noval langsung menilai cowok itu.

Kalo Miya mengenalkan cowok ke Noval, maka seperti Miya memperkenalkan calonnya ke orang tua nya.

Noval, Noval.

GAMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang