Chat

736 89 13
                                    

Miya berbaring telungkup di ranjang ber seprei Naruto itu.

Masih jam satu lewat tiga, yang berarti Brian dan yang lain masih lama datang.

Baru saja Miya meng-upload video di channel YouTube-nya. Seperti biasa, hanya sebuah video dia bermain game. Kini gadis manis itu tengah membaca komentar dari netizen.

Komentarnya bermacam, ada yang positif ada juga yang negatif.

Saat sedang asik-asik membaca comment, tiba-tiba ada notifikasi WhatsApp masuk.

Tidak mungkin dari grup kelas, karena notifikasi dari grup kelas selalu dia mute-kan.

Vero

Miya?
Jadi ga?

Paan?

Skin hero ML
Kan gue udah janji
Atau ga jadi nihh??

Miya langsung duduk di kasurnya, mengetik dengan semangat karena tahu akan diberikan skin.

Vero

Oh iya!! Seriusan ni, gue ga suka kalo
php lohh

Iyaa

SKSKSKSK!!
Emang lo ga keberatan?

Heleh, ga
Berapa harga skin nya?
Pakai pulsa kan?

250K
Iyappp, makasih ^°^
Jadi sayang

Iya
Ntar, gue kirim pulsanya

Siapp

Udah?

Udahh! Makasih lagi Veroo!!ヾ(^-^)ノ

You look so happy

Iyaa, gue selalu bahagia dikasih skin

Iya, gue juga selalu bahagia kalo di deket lo

Miya tertegun. Dia kembali membaca chat itu. Setau nya, Vero ini tipe cowok yang serius dan tidak neko-neko.

Vero


Ahh aku baper, tanggung jawab :(

Kalo gue serius gimana?

Miya kembali membaca chat itu, dia mengerjap beberapa kali.

Ini cowok kok ngegas banget!

Vero

Hilih
Ga mau ah, gantengan kak cahyo
Ama kak Jae.

Wkwkwk
Doi lo banyak amat dah

Bukan.Gue cuma suka liatin merekaa
Ada Juki, Mas Dhio, kak Arlan, Ahmad,
Pak Agus, pak Sehun, pak Dio.
Ughhhh

Banyak benerr

Mas Vero cemburu yak :(
maafff
Aku cuman sayang Vero kok
Peyuk cini :3

Masih bocah ga boleh peluk peluk

Heheheheh

Hmmm

Miya terkekeh begitu saja saat membaca pesan singkat dari Vero. Entah kenapa rasanya dia sudah kenal begitu lama dengan Vero ini.

Pintu kamar terbuka, Miya langsung menoleh ke sumber suara. Ada Simon yang sedang memegang gagang pintu.

"Kenapa pak?" tanya Miya. Simon tak langsung menjawab, dia duduk di tepi kasur Miya.

"Napa dah?" tanya gadis itu lagi. "Mau nyari bini baru?"

"Heh, sembarangan" ucap Ayahnya menjitak pelan kepala Miya.

Anak itu mengadu pelan. "Abis bapak sih, diam-diam bae. Kaya nahan gugup pas mau lamaran."

"Lamaran apa?! Masih kecil juga udah bahas kawin kawin." ucap ayahnya.

Miya meringis kecil. "Ga kepikiran gitu pak?,nyari bini baru?"

"Kaga, bapak cuman butuh kamu." ucap sang ayah.

Miya terkekeh kecil lalu berguling kesamping ayahnya dan memeluk ayah nya. "Uluh-uluh, Baginda ku ini..." ucap anak itu memeluk ayahnya dari samping.

Ayahnya tersenyum kecil lalu mengelus rambut sang Putri perlahan. "Kamu itu... segalanya buat bapak" ucap ayahnya tulus.

"Bapak juga kok!" ucap Miya seperti anak-anak. Dia bergumam sebentar membuat sang ayah mengernyit heran. "Tapi setelah alucard hehehehe ADOH!"

Simon mendesis kesal setelah menoyor kepala anaknya.

"Yang tadi itu cowok kamu?" tanya Simon pelan mengingat Vero.

"Hm, yang mana?"

"Yang tadi temenin kamu di pos"

"Ohhh, temen" jawab anak itu santai dan kembali membuka hapenya, cuek.

"Dia pernah nganterin kamu." ucap ayahnya kini berbalik menatap sang putri. Tak ingin mengatakan bahwa Vero serius menyukai anaknya.

"Ohh itu cuma nganter pak, ga lebih." jawab Miya masih santai.

"Baguslah." ucap sang ayah kini menerawang kedepan.

"Hm? Kenapa bagus?" tanya gadis itu.

"Karena bapak ga suka jelek"

"Yeuu ngereceh!"

"Hhehehe"

Mereka hening.

"Em... pak" panggil Miya lembut.

"Iya?"

"Besok ada pertemuan orang tua.." Ucap Miya ragu-ragu, takut bahwa Simon tak akan sempat untuk pergi.

"Ohh. Ya udah besok jam berapa?" ucap Simon membuat Miya langsung menatapnya berharap.

"Jam delapan,"

"Ya udah, besok bisa. Bapak mau ke kantor juga jam sepuluh. Nanti antar kamu, terus ke suatu tempat, terus ke sekolah kamu. " ucap ayahnya.

Miya mengangguk semangat, memeluk ayahnya. Biasanya jika ada dapat begitu Bi Sari yang datang.

"Heheheh maaci bapakku"

GAMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang