Bagi Brian, Miya itu segalanya.
Meski cenderung bersikap tak peduli, namun pada nyatanya Brian lah orang yang selalu maju saat dibutuhkan maupun tidak.
Dia menganggap Miya itu bukan hanya sekedar teman atau sahabat. Miya itu segalanya baginya.
Sejak kecil Brian terlahir dengan keluarga kaya yang sibuk.
Brian sejak kecil selalu sendiri. Saat pertama kali masuk Sekolah Dasar disitu lah dia mengenal Miya.
Anak manis dengan cengiran polos yang dia punya. Miya membuat Brian tak sendirian lagi.
Semenjak itu, Brian selalu bersama Miya. Jujur brian tak ingin Miya pergi, dia ingin Miya dan dia selalu seperti ini.
Dulu sekali, Miya pernah diejek teman sekelas saat SD karena keluarga Miya yang hancur. Miya menceritakan hal itu pada brian sambil menangis. Dan langsung saja Brian menghajar habis-habisan murid murid yang membuat Miya menangis, meski pada akhirnya Brian babak belur.
Sedikit gila tapi bagi Brian, Miya itu benar-benar segalanya. Tak peduli jika keluarga nya jatuh miskin, Ibunya yang sibuk meninggalkan dirinya, Ayahnya pergi selamanya ataupun kedua kakaknya. Brian benar-benar tak peduli jika semua itu diambil asalkan jangan Miyanya.
Dia sudah gila.
"Heh Yan, serius dong." ucap Dewa sebagai drumer band sekolah. Dia terlihat kesal karena dari tadi hanya brian yang tak fokus.
Brian menoleh lalu tersenyum kecil. "Sorry sorry" ucapnya meminta maaf.
"Tumben lo ga fokus, ngapa lo Yan?" tanya Wonpil sang keyboardis.
Brian menoleh lalu menggelengkan kepalanya. "Ga papa kok. Perut gue masih agak nyeri aja." ucap Brian sambil terkekeh.
Ah iya, tadi pagi dia dan Miya sarapan bubur ayam dan nasi goreng super pedas. Miya nasi goreng dan brian bubur ayam, padahal Miya itu ga bisa makan pedas.
Flashback
Pesanan Brian dan Miya sudah selesai dan baru saja diletakkan didepan mereka.
Miya menatap nasi goreng nya yang tampak kemerahan itu, bahkan melihatnya saja Miya sudah tau bahwa ini sangat pedas.
"Yan, ga mau nasi goreng. Mau bubur" ucap gadis itu.
"Ya udah buang. Pesan lagi, ntar gue yang bayar," balas cowok itu sambil memakan bubur ayamnya.
"Sayang woy! Gue makan bubur ayam lo, lo makan nasi goreng gue." ucap gadis itu sambil menarik mangkok bubur Brian dan memberikan piring nasi gorengnya.
Brian menghela napas, lalu mulai makan.
Flashback end
"Boker gih" ucap Sungjin sambil tertawa membuat wajahnya makin tampak tampan. "makanya, kalo udah tau Miya itu suka aneh-aneh, rantai lah." sambungnya dan dibalas kekehan kecil oleh semua anggota band.
"Bangsad lo." balas Brian sambil terkekeh .
Pintu ruangan band terbuka lebar. Tampak disana gadis dengan cengiran polos yang ia punya dengan membawa satu botol Kiranti.
Semua melongo melihat Miya masuk dengan percaya dirinya memberikan minuman itu pada Brian.
"Lo bilang perut lo perihkan? Kata Larisa minum Kiranti kalo mau mendingan!" ucap Miya tersenyum polos.
"Pfftt- HAHAHAHA!!" tawa semua anggota band pecah saat itu juga kecuali Brian yang masih melongo.
"Neng, itu minuman buat cewek kalo lagi mens." ucap Dewa sambil terkekeh.
"Kan bisa hilangin perih!" ucapnya lalu kembali menoleh Brian, "Yan, lo ga mau yang ini? Gue beliin yang lain deh." ucap Miya.
"Perut gue gapapa, udah main Mobile Legends atau cari Pokemon sana sama Boby." ucap Brian sambil tersenyum hangat.
"Ga ah, Boby pacaran. Lagi pula gue kan khawatir ama pacar kesayangan gue." ucap Miya lalu pergi keluar sambil membawa botol kaca itu .
Miya hilang dari balik pintu. Brian masih saja menatap kearah pintu.
"Kejar gih ntar dia buat yang aneh-aneh lagi." ucap Jae. Brian mengangguk lalu meletakan bass nya didekat dinding.
"Pamit" ujarnya sebelum keluar dari pintu.
"Ada ada aja" ucap jae sambil terkekeh.
..
Miya masuk kedalam kelas sambil menggebrak pintu.
Semua menoleh kaget kearahnya. Bahkan saking kagetnya Sakura yang paling dekat dengan pintu, jatuh kelantai.
"Eh Sak, jangan jatuh kelantai jatuh kehati gue aja." ucap Miya sambil membantu Sakura untuk duduk kembali.
"Ogah." balas gadis keturunan Jepang itu cuek.
Miya hanya terkekeh mendengar ucapan Sakura.
"Heh Neng Larisa!" teriak Miya pada Larisa atau panggilan kerennya Lisa yang asik ngerumpi di pojok kelas sambil ketawa-ketiwi.
"Kamu minum ini! Mas Dewa bilang ini untuk cewek ya!" ujarnya sambil memberikan botol Kiranti itu pada Lisa.
"Lah gua kan ga tau buat Dewa, lo ada ada aja sih." ucap Lisa sambil terkekeh manis.
"Bukan buat Dewa, buat Brian."ucap Miya. "Ya udah buat lo, sayang dibuang." sambungnya dan diterima oleh Lisa.
"Buat cowok minumnya apaan?" tanya Miya pada mereka.
"Lah Brian haid?" tanya Yeri bingung.
Di belakang nya ada Hana yang sedang mengepang rambutnya ."Eh gue lupa nanya, jangan jangan beneran haid tu anak!" ucap Miya setengah kaget.
"Ga mungkin haid njir!" ucap Vania kesal sambil mengusap wajah Miya.
"Cuih, asem, belum cebok lo ya???" tanya Miya sambil berpura-pura merasakan tangan Vania.
"Yeuu kurang ajar ni bocah," ucap Vania sambil memukul bokong Miya.
"Aku ga suka ya, kak Nia main pukul-pukul!" ucap Miya sambil mengelus bokongnya yang sebenarnya tak sakit itu.
"Pembahasan kalian sampah,beda dengan gue yang serbuk berlian." ucap Mawar yang dari tadi sibuk dengan handphone-nya.
Tak tahan Vania langsung menoyor kepala gadis itu kuat.
"Kasih teh manis anget aja Mi, ntar baikan juga itu." ucap Hana yang sibuk mengepang rambut Yeri.
"Serius mbak? Xie xie" ucap Miya sambil membungkuk kecil dan keluar dari kelas.
Miya tak sadar sejak tadi Brian mengikuti dirinya.
Brian terjebak akibat perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS [END]
Teen FictionSejak lama sekali, Miya Helena tidak terlalu memikirkan apapun namanya cinta. Dia terlalu sibuk bermain game, menghabiskan waktu dengan temannya, dan membuat video YouTube. Namun pemuda jangkung bermata tajam itu datang dengan tekat yang begitu kuat...