Berjuang

875 103 9
                                    

Berjuang. Kata singkat dan sederhana namun memiliki berbagai maksud dan arti. Tak ada yang mudah jika disangkut pautkan dengan kata itu.

Ya. Ini yang sekarang ingin Vero lakukan, berjuang.

Bel sekolah berbunyi. Belum sempat pak Sehun menutup pelajaran Vero sudah lari keluar dengan membawa tasnya, seakan tak ingin terlambat.

Vero berlari kecil terburu-buru. Hingga dia sampai didepan kelas 11 IPS 2 yang juga baru keluar.

Miya keluar dengan Noval dan Brian disamping kiri dan kanannya.

Dia menoleh bingung kearah Vero sedangkan Brian sudah menatap Vero dengan tatapan tak suka. Boby tak ada karena dia pasti menjemput sang kekasih.

"Ngapain sini bang?" tanya Miya ramah. "Mau narik" sambungnya bercanda garing.

"Iya, gue mau narik lo ke motor gue." jawabnya kalem.

Beda lagi dengan penghuni 11 IPS 2 .

"ANJIRRRR BENERAN DI GAS WOY!!"

"YESS KAK CAHYO BUAT GUE!"

"YUHU SAINGAN BUAT NGEJAR KAK DHIO KURANG SATU!!"

"UHUY PAK LAY BUAT GUA!"

"ANJIRR COWOK NYA DINGIN BEUT!"

"IH MATANYA SIPIT NJIRR, TAPI CAKEP!"

"APAAN!" teriak Noval membuat yang lain diam saat itu Juga.

"Miya pulang bareng gue, simpan aja bensin lo buat berangkat sekolah." ucap Brian sinis.

Kalian tahu lah maksudnya, kalimat itu seperti merendahkan Vero.

"Kaga kok." Vero justru tersenyum manis namun tampak menyeramkan. "Kalo bensin gue habis gue bisa beli pom nya sekalian." jawabnya angkuh.

"HOLKAY CUYYY!!"

"MINTA DUIT DONG!"

"YUHUU COWOK MIYA KAYA, NTAR PEJE NYA DI RESTORAN PRANCIS YA!"

"LANGSUNG POM NYA NJIRR!"

"WOY!" bentak Noval.

Mereka kembali diam. Fokus menonton drama ini.

Brian tersenyum sinis. Merasa bahwa pemuda didepannya merendahkan dirinya.

"Miya udah biasa pulang sama gue, jadi dia pulang sama gue." ucap Brian penuh penekanan.

"Bukannya karena udah biasa harus diganti?" tanya Vero tersenyum merendahkan.

"Karena dia udah biasa makanya dia lebih nyaman sama gue." Brian membalas.

"TUBIR TUBIR!"

"AYO GELUT AKU GA SUKA LIHAT KALIAN AKUR!"

"AYO BERANTEM BIAR BISA DI VIDEO IN TERUS VIRAL!"

"GELUT GELUT!!"

Yang lain manas-manasin. Sampai mereka diam karena dapat tatapan tajam dari Noval yang terganggu karena sedang menonton drama.

"Kalo gitu sekali-kali gue pulang sama Miya dong, biar Miya ngrasain hal berbeda namun justru buat dia lebih nyaman dari pada lo." Vero masih tetap tersenyum.

"Kaga. Miya. Pulang. Sama. Gue." ucap Brian kembali menggunakan kalimat penuh penekanan.

"Kita tanya sama orangnya aja, dia mau sama lo ya udah gue ngalah tapi kalo dia mau sama gue, lo ngalah." ucap Vero.

Miya yang dari tadi diam pun terlonjak kaget saat ditatap semua mata yang ada disitu.

"Eumm sama Vero aja ya heheh, sekali kali ganti ntar sama lo lagi...." ucap Miya canggung tiba-tiba.

Vero tersenyum penuh kemenangan. Dan Brian mendesah kecewa .

"Emang gue barang yang bisa diganti-ganti." gumam Brian pelan namun dapat didengar Miya.

Miya mengapit lengan Brian. "Lo ga bakal terganti kan kok!" ucap Miya semangat membuat hati Brian sedikit menghangat.

"Dadahhh," ucapnya melambaikan tangan sambil berjalan bersama dengan Vero menuju parkiran.

Noval menghela nafasnya. Akhir drama yang tak jelas.

"Dia udah besar." ucap Noval tiba-tiba membuat Brian menoleh pada pemuda itu.

"Miya bukan lagi anak kecil yang bisa kita larang, dia udah tumbuh." ucap Noval menepuk bahu Brian menguatkan.

"Dia bukan lagi Miya kecil yang ga ngerti cinta. Sekarang dia tau itu apa." ucap Noval lagi, sedikit ada perasaan tak rela. Seperti ayah yang tak rela anak gadisnya akan segera meninggalkan dirinya.

"Eumm Miya gue.... Mungkin bakalan jadi Miya orang juga." ucap Brian tersenyum tipis menatap punggung kecil itu.

Jujur ada perasaan tak rela yang sangat mendalam. Namun Brian tetap Brian.

Dia bukan cowok egois yang mementingkan dirinya sendiri, dia cowok baik.

Dari dulu ada satu kalimat yang dia pegang sampai sekarang. "Asal dia bahagia, gue juga bahagia kok" .

Ya, seperti kalimat kebohongan, namun jika kalian tau saja itu adalah kalimat tertulus dari hati brian.

Miya dan Vero berjalan bersama. Vero yang berbadan tegap dan Miya yang kecil. Manis sekali jika dilihat.

Vero yang menyamakan langkahnya dengan Miya dan Miya yang menyamakan langkah kakinya dengan Vero. Saling menyamakan.

"Kiri," ucap Miya saat kaki kiri Vero melangkah dan Miya mengikuti nya.

"Kanan," ucap Miya saat  kaki mereka maju ke kanan.

Vero terkekeh. Miya ikut terkekeh.
Seperti sepasang kekasih.

"Tau ga apa bedanya lo ama kaki?" tanya Miya.

Vero menggeleng "apaan emang?"

"Kalo kaki itu buat gue melangkah menuju jalan yang pengen gue tuju dan kalo lo itu tujuan gue eakkkkkk!!" gombalnya sambil tertawa keras.

"Bisa ae lo bocah." ucap Vero tertawa sambil menjitak kepalanya Miya.

"Apa sih yang ga bisa buat lo." ucapnya menggoda.

Vero terkekeh. Miya tertawa. Posisi yang terbalik. Seharusnya Vero yang gombalin Miya dan Miya yang senyum-senyum karena digombalin Vero.

GAMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang