Chapter 5

60 18 0
                                    

Di perjalanan pulang

Suasana hening menyelimuti hanya ada suara derap langkah mereka.

"V-vero.. kita naik bus kan pulang nya?" Tanya Dian memecah keheningan

"Iya"

"Memang k-kamu ga membawa kendaraan seperti yg lainnya?" Tanya dian. Entah keberanian darimana Dian bisa bertanya seperti itu.

Vero pun tersenyum. Dengan senyum khas miliknya itu mampu membuat rasa aneh itu hinggap lagi di hati Dian.

"Biasanya aku bawa motor sih kalau ke sekolah lama. Tapi tadi diantar jadi tidak bawa motor"

Dia hanya menganggukkan kepalanya pertanda ia paham.

"Memang kamu mau nanti aku boncengin setiap pulang sekolah?" Tanya Vero.

"Mwo??" Dian terkejut.

"Hahahaha wajah mu sangat lucu Dian" tawa vero pecah.

"Aishh.. kamu ini" Dian malu.

"Tanpa kamu minta memang aku mau mengantar mu pulang setiap pulang sekolah" ucap vero yg mampu membuat dian terpaku diam dan terkejut lagi.

"Hei Dian.." panggil Vero melambaikan tangannya di hadapan Dian.

Dian masih tak bergeming.

"Dian?"

"Eh ada apa?" Tanya Dian polos.

"Kamu ngapain berhenti di situ? Ga mau pulang?" Tanya Vero diakhiri kekehan kecil karena tingkah Dian yg lucu.

"Menggemaskan sekali" batin Vero.

"Eh.. mianhae" balas dian sembari melangkahkan kakinya lagi.

"Ver"

"Ya?"

"Ka-kamu serius dengan ucapan mu tadi?"

"Eum.. yg mana?" Tanya Vero sembari berfikir.

"Ah lupakan saja"

"Kita berhenti di situ dulu ya di" ucap vero sembari menunjuk supermarket kecil.

"Baiklah"

"Aku mau beli sesuatu dulu. Kamu mau nitip apa?" Tanya Vero

"Tidak ada" balas dian sembari tersenyum.

"Baiklah"

Vero pun memasuki supermarket itu.

Dian menunggu Vero di luar supermarket itu dan duduk di bangku yg telah disediakan.
Tak lama setelah itu Vero pun keluar dari supermarket.

"Ini buatmu"

"Ice cream?" Kaget Dian dengan mata berbinar melihat ice cream.

"Ya.. buatmu"

"Ta-tapi aku tidak menyuruh mu untuk--"

"Aku yg mau. Ini buatmu ambilah"

"Baiklah.. gomawo vero" ucap Dian tak lupa dengan senyuman manisnya.

Vero membalasnya dengan mengacungkan jempol nya.

"Dimakan lah dulu ice cream nya..nanti lumer"

"Tapi kalau kita ketinggalan bus bagaimana?"

"Tak apa" sahut Vero santai

"Yak" kaget Dian.

"Terus nanti kita pulang nya bagaimana?" Tanya Dian dengan bibir yg celemotan karena ice cream.

"Hahahahaha.. kamu ini"

"Wae? Kenapa menertawakan ku?"

"Kemari"

Dian menurut.

Degg

Vero dengan sigap dan sikap santainya menghapus ice cream yg belepotan di bibir Dian.

"Ya Tuhan.. sudah berapa kali rasa aneh ini datang?" Batin dian.

"Hei! Kau melamun lagi"

"Hehe..mian"

Tak lama setelah itu.

"Yak.. itu kan bus yg harus kita tumpangi.." teriak Dian tidak selow..

Mungkin kebanyakan bergaul dengan sahabat nya, Angelina.

"Yakk..Vero bagaimana ini?" Tanya Dian

"Ya ga gimana gimana"

"Aish.. kau ini" ucap Dian mempoutkan bibirnya.

"Lihatlah ini.. mengapa dia harus seperti itu. Bikin gemas saja" batin Vero.

"Nanti kita naik taksi" ucap vero.

"Tapi.. uang ku tidak cukup" balas dian masih mempertahankan ekspresi imut nya tanpa ia sadari membuat jantung seseorang berdetak lebih kencang.

"Pakai uang ku" balas Vero.

"Jangan..."

"Wae?"

"Aku sudah banyak merepotkan mu" ucap Dian merasa bersalah.

"Takkan.. kamu tidak membuat ku repot. Justru kamu yg membuat ku senang dan tidak akan melupakan moment hari ini" balas Vero dengan senyum khasnya.

"Ba-baiklah"

"Hei.. apakah kamu selalu gugup berbicara dengan lawan jenis?" Kekeh Vero.

"E-eum.. Vero mending sekarang kita mencari taksi. Aku juga sudah selesai memakan ice cream nya" ucap dian menghindari pertanyaan Vero.

Tanpa aba-aba Dian langsung jalan duluan dan meninggalkan Vero yg terbelalak kaget kemudian terkekeh geli atas sikap Dian yg menurut nya lucu.

"Rumah mu dimana?" Tanya Vero saat mereka sudah didalam taksi.

"Di komplek perumahan mawar. Kalau kau?"

"Jinjja? Rumah ku di komplek perumahan anggrek"

"Wah.. berarti kita bersebelahan ya komplek perumahan nya" ucap Dian girang. Entahlah dia senang saja mendengar dia dekat dengan Vero. Hehe

"Iya.." balas Vero tersenyum melihat tingkah Dian.

"Dan berarti kita bisa lebih dekat lagi" lanjut Vero dalam hati.

"Sudah sampai mbak-mas" suara supir taksi menginterupsi.

"Baiklah.. kalau begitu aku duluan ya ver. Dan bersabarlah rumah mu dikit lagi sampai kok tinggal beberapa meter saja" kekeh Dian.

"Iya.. hati hati Dian"

"Mwo? Aku sudah sampai kok"

"Ya tapi tetap saja hati hati. Entahlah aku Ingin kau berhati hati.. dan jangan lupa salam buat Eomma mu"

Dian terbelalak kaget.

"A..baiklah akan kusampaikan. Bye"

Vero hanya membalas dengan senyuman.

Dian pun langsung pergi dari hadapan Vero menuju rumahnya.

Taksi pun mulai berjalan lagi menuju komplek perumahan Vero.

"Perasaan apa ini? Mengapa rasa ini selalu ada disaat ku bersamanya?" - Dian

"Tingkahnya Sangat lucu" - Alvero

--------------------------------&-------------------------------

Hallo readers tersayang..

Apa kabarnya?

Author update lagi nih..

Saat nulis nya author senyum" sendiri ya ampun wkwkwkwk.

Ok deh.. vote and comment ya.

Jangan menjadi reader gelap.

Bye

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang