Chapter 30

33 8 3
                                    

Happy reading^^

•Flashback ON•

Dear 6 July

"Gara-gara si kutu nih jadi gagal kan surprisenya!"

"Weh tap---"

"Hush... Udah dong jangan ribut terus!" Giny bersuara menengahi adu mulut antara Angel dengan Arsya.

"Kok lu belain si bule nyasar sih?!" Ujar Arsya tak terima.

Giny melongo. "Sorry... Siapa yang bela membela di sini? Cuma mau menengahi aja kak." Bela Giny.

"Malu lu sama Giny!" Dongkol Angel.

Baru saja Arsya ingin membalas perkataan Angel, sudah dihentikan lagi oleh Giny. "STOP!"

Giny udah pusing tujuh keliling ini. Sudah duduk berada di antara Angel dan Arsya, terus menjadi penengah. Giny kan hanya ingin menjadi orang yang baik dan tidak sombong. Hanya ingin menghentikan perdebatan kakak-kakak yang duduk mengapit dia. Tapi, Giny yang disemprot sama Arsya.

Sepertinya Arsya sangat sosok makhluk yang menyebalkan. Berarti apa yang diceritakan oleh Dian benar. Giny berharap untuk terakhir kalinya ia berurusan dengan makhluk yang bernama lengkap Arsya Ziad Andera. Semoga dirinya tidak ada urusan lagi dengannya.

"Udah lah. Dek, kakak pulang ya, besok sekolah. Jadi, gak bisa menginap di sini," pamit Angel ke Giny.

Giny mengangguk. "Hati-hati ya kak. Mari Giny antar sampai ke depan," balas Giny sopan dengan senyuman.

Angel mengangguk manis, kemudian menatap tajam seperti elang ke arah Arsya. Giny mengantarkan Angel yang telah dianggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri, sama seperti Dian.

"Lah kak... Lu belum pulang??" Giny baru ingat masih ada Arsya yang duduk di sofa.

Tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari adik sepupu si perempuan yang ia sukai, Arsya hanya melangkah hingga dirinya mendekat ke Giny.

Napas Giny tercekat. Waktu seakan melambat. Arsya mengikis jarak antara dia dengan Giny. Giny ingin pergi dari tempat ia berdiri, tapi entah kenapa kemampuan melesatnya hilang.

"L-lu mau ngapain k-kak?" Tanya Giny gugup. Giny lebih memilih menonton film horor ketimbang menonton wajah Arsya yang hanya berjarak beberapa centimeter darinya.

Arsya hanya menatap perempuan berumur satu tahun lebih muda darinya dengan tatapan biasa. Memang tak tahu diri, sudah membuat jantung Giny senam sesaat.

"Gue mau..." Arsya memberi jeda sejenak dan memperhatikan wajah Giny.

"Lucu juga nih orang!" Batin Arsya bersuara.

Arsya menjauhkan wajahnya dari Giny dan membuat jarak lebar. "Gue hanya mau minta kontak lu." Ucap Arsya santai.

Giny bernapas lega saat teman dari kakak sepupunya itu menjauhkan wajahnya. Tapi itu tidak sebentar, Giny langsung menatap Arsya yang meminta kontaknya. Dirinya juga ingin menuntut penjelasan, mengapa lelaki di hadapannya meminta kontaknya.

"Gak usah kepedean! Gue hanya minta pertanggungjawaban," ucap Arsya ketika melihat wajah bingung Giny.

"Gue gak ada salah sama lu kok kak." Bela Giny.

"Itu menurut lu. Menurut gue, lu ada salah sama gue." Balas Arsya santai membuat darah Giny mendidih.

"What?! Lu aneh tau gak?! Ck, kenapa harus ada spesies semenyebalkan lu?!" Giny sudah tidak peduli dengan tata krama.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang