Chapter 24

28 6 0
                                    

Happy Reading ^^


At School

"ARSYA! Lu tuh bisa ga sih sehari aja... Gak usah ganggu gue"

Lelaki yang bernama Arsya itu hanya tersenyum manis.

"Gak bisa Dian"

Dian jadi geram sendiri.

"Lu tuh ada masalah apa sih sama gue? Atau.. gue ada salah apa sih sama lu?" Tanya Dian to the point.

Arsya memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana sekolah.

"Ga ada," balas Arsya singkat.

"Terus kenapa lu usil sama gue? Kenapa lu suka banget ganggu gue? Ga ada kerjaan apa?!" Tanya Dian berentetan sekaligus geram.

Lagi-lagi Arsya hanya tersenyum seolah dia tak membuat orang geram.

"Jawabannya adalah setelah kata lu"

🍃🍂🍃🍂

"EHHH ITU ES TEH PUNYA AKU DI"

Dian tak membalas protesan sahabatnya, dirinya masih sibuk meneguk es teh itu sampai setengah gelas.

Angel hanya melongo melihat sahabatnya itu.

"Kamu kenapa sih? Kayak orang dililit utang"

"COBA DEH BAYANGIN"

"Yak! Kecilkan suaramu!" Kata Angel yang sebelumnya menyentil dahi Dian pelan. Permasalahannya mereka tengah di kantin.

"Hehe... Piece," balas Dian dengan membentuk piece di jarinya.

"Aku sebal aja Ngel... Arsya tuh gak habis-habisnya usilin aku dan semacamnya lah!" Lanjut Dian mengeluarkan unek-uneknya.

Angel menaikkan alisnya.

"Masa sih? Aku gak tau tuh kalau dia akhir-akhir ini gangguin kamu"

"Ya karena kamu sibuk pacaran sama Jo," balas Dian sengit.

"Hehehe piece Di"

Dian masih merasa haus, dirinya niat menghabiskan es teh milik Angel.

"EH EH EH... NO DIAN"

Angel dengan sigap menyelamatkan es tehnya dari niat Dian yang ingin meminum es tehnya lagi.

"Ya udah... aku pesan makanan dulu. Belum makan, laper!" Ucap Dian dan beranjak dari duduknya.

"Kamu kan udah makan Di"

Ucapan Angel membuat langkahnya terhenti.

"Makan apa?"

"Makan hati gara-gara Arsya"

Dan setelahnya, hanya ada gelak tawa Angel membuat raut muka Dian datar.

🌻🌻🌻

"Kamu kok ngelamun aja, Di?"

"Hmm?"

"Gak mau diminum coffe lattenya?" Tanya Vero ke perempuan yang berada di sampingnya.

"Atau mau aku belikan coklat panas aja?" Tawar Vero.

Dian tersenyum melihat tanggapan berlebihan dari Vero.

"Gak perlu Ro. Nih aku minum coffe lattenya," setelah mengucap itu, Dian langsung menyesap coffenya.

Sekaranglah Vero yang tersenyum.

Keduanya kini menatap lurus ke depan. Pemandangan Sungai Han yang tampak indah saat malam hari.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang