Chapter 31

31 8 3
                                    

Happy reading ^^


"Tumben gak banyak bicara." Ucap Arsya sedikit berteriak supaya terdengar oleh gadis yang diboncenginya. Sebab, mereka berada di jalan yang membuat suara keluar menjadi tidak jelas.

"Udah diam aja sih!" Balas Giny sebal. Bagaimana tidak? Niatnya kan mau nonton drama Korea, jadi gagal kan. Ditambah lagi si Arsya memaksa bukan mengajak. Arsya tersenyum penuh arti, ketika melihat wajah Giny yang tertekuk dari kaca spion motor.

Giny terlonjak kaget, saat tangannya di tarik oleh tangan kanan Arsya untuk melingkar di pinggangnya. Herannya, Giny tidak menolak atau protes seperti biasanya.

Suasana hening menyelimuti perjalanan mereka. "Khem... Kita mau ke mana sih?" Tanya Giny sembari menetralkan rasa aneh yang sempat hinggap di dirinya.

"Nanti lu juga tau. Udah diam aja. Asal lu tau, lu lebih bagus diam!" Balas Arsya yang membuat Giny tak berpikir dua kali untuk memukul lengan Arsya, namun kali ini tidak kencang.

Giny jadi bingung sendiri dengan dirinya, kenapa dia tidak mau memukul kencang? Justru ia sempat berpikir kasihan dengan laki-laki menyebalkan itu.

Biarkanlah suasana hening dan semilir angin menerpa keduanya. Dan biarkan Giny berpikir keras, kenapa dia menjadi aneh.

🕊️🕊️🕊️

Angel masih menggulung dirinya dengan selimut. Bukan, bukan karena ia ingin bermalas-malasan. Tapi, dia sedang tidak enak badan dari semalam. Cuaca terlihat baik-baik saja, tapi ia merasa sangat kedinginan. Ia semakin mengeratkan selimut yang dipakai.

Bunyi getaran dari benda pipih membuat ia terpaksa membuka matanya. Ternyata Giny meneleponnya. Ia mengangkat telepon itu, namun yang ia dengar hanyalah perbincangan---ralat, hanya perdebatan Giny dengan seseorang yang Angel yakini adalah Arsya.

Tak lama setelah itu, sambungan telepon terputus. Angel menatap handphone yang sudah menampilkan wallpaper dengan heran.

Saat Angel ingin merebahkan kembali tubuhnya, dering dari handphone-nya muncul lagi.

"Halo? Siapa sih ini?" Angel bersuara ketika telepon telah tersambung.

"Bagus ya... baru bangun tidur hm?" Suara seseorang terdengar dari seberang sana.

Angel yang mengangkat telepon dengan mata terpejam kini sudah membuka matanya. Sekaligus membelalakkan matanya. Ia tahu persis ini suara milik siapa.

"Jo?" Kaget Angel.

"Kenapa? Kenapa baru bangun tidur hm? Apa semalam maraton nonton drama Korea?" Tanya Jo lembut dan masih dalam sambungan telepon.

Angel yang mendengar pertanyaan itu mendengus. "Yakk! Siapa yang maraton? Aku semalam itu mengerjakan tugas sekolah tau!" Balas Angel sebal.

"Sejak kapan kau menjadi rajin?" Tanya Jo lagi di seberang sana.

"Ck. Kau ini! Jangan menyebalkan! Atau aku akan menyembelih mu!" Balas Angel sebal dan mengancam.

Hanya ada gelak tawa dari seseorang yang menelepon Angel. "Sayangnya aku gak takut dengan ancaman mu itu."

"Yakk! Terserah mu lah." Ucap Angel menyerah.

"Baiklah kalau terserah ku. Lelaki tampan ini menyayangi mu!" Balas Jo lagi.

"Tidak nyambung dasar ketua kelas abal-abal!" Balas Angel yang tersenyum, walau tidak bisa dilihat oleh kekasihnya itu.

"Kalau begitu, aku ingin mengganti jabatan." Ujar Jo masih dalam sambungan telepon.

"Apa?" Tanya Angel.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang