Chapter 42

23 6 0
                                    

Happy reading ^^


🕊️🕊️🕊️

"HAPPY GRADUATION!"

Suara teriakan Angel menggema di gendang telinga Dian dan Cindy.

"Belum mulai acaranya, neng geulis!" Sahut Cindy dengan aksen sunda yang ia buat-buat, dikarenakan ia tidak memiliki darah sunda.

"Tak apa. Sangat senang, bangun pagi-pagi sungguh senang," balas Angel dengan bernyanyi.

Dian hanya tersenyum untuk menanggapinya. Moment seperti inilah yang akan ia rindukan. Setelah selesai acara graduation, ia harus melanjutkan misi dan menata masa depannya.

Saat dirinya sedang memasang potongan-potongan untuk misinya nanti, kalimat yang dilontarkan oleh Angel membuyarkan semuanya.

"Kira-kira Alvero ikut graduation di sini atau gak??"

Dan setelahnya, Dian bisa melihat dengan jelas Cindy menyikut lengan milik Angel.

🕊️🕊️🕊️

•Di Jerman, H-1 Graduation•

"Hallo, papa!" Sapa sang anak dengan raut wajah ceria yang menambah kesan cantik pada dirinya.

"Hallo! Ada apa ini? Apakah cahaya matahari berpindah ke dirimu, hm?" Sambut sang papa dengan lembut.

Alea sempat terkekeh kecil dengan sambutan dari orangtua yang satu-satunya ia miliki saat ini.

"Apakah papa masih ingat dengan sosok anak laki-laki, saat aku masih kecil dulu?"

Pria paruh baya itu tampak berpikir keras, sebisa mungkin agar siapapun tidak mengetahui apa yang ia resahkan selama ini. Apakah kalian mengetahuinya?

"Pekerjaan membuat ku menjadi seorang pelupa," balas sang papa.

"Apakah aku boleh kecewa?"

"Ah, maafkan papa, nak. Bukankah kau belum mengetahui namanya? Dulu kau katakan, bahwa laki-laki itu tak sempat bertemu untuk melakukan salam perpisahan."

Alea merengut sebentar. Entahlah, ia merasakan seperti ada hal yang mengganjal dengan Alvero. Tapi apapun yang terjadi, walaupun nanti dirinya melakukan kekeliruan, Alea sudah terlanjur menaruh rasa dengan Alvero.

Alea memang merupakan tipe perempuan yang ambisius, di sekolah pun seperti itu. Ia termasuk ke dalam urutan siswi berprestasi. Teman-temannya sering menasihatinya untuk tidak terlalu ambisius, karena itu tidak terlalu bagus untuk seorang perempuan. Namun Alea tetaplah Alea, perempuan yang ambisius.

"Iya. Tapi saat kami bermain dulu kecil, dia tau nama kecil Lea. Jadi gak mungkin Lea salah, pa." Jelas gadis cantik, bernama Alea Martha. Setelahnya, ia meneguk minuman yang ia tuang.

Setelah membaca beberapa berita di koran, kini papa Alea melipat koran tersebut dengan rapi dan menatap putrinya lagi.

"Pasti ada hal lain yang ingin kau bicarakan," tembak sang Papa, tepat sasaran.

"Sosok anak laki-laki itu akan graduation besok, pa!" Ujar Alea bahagia.

Tampak sang papa mengangguk-angguk kepalanya. Ia paham betul sifat salah satu anak perempuannya ini.

"Kejarlah dia, Tata."

Alea mengembangkan senyumannya dan berhambur tuk memeluk sang papa. Sungguh manis sekali pemandangan ini.

Sepertinya.

🕊️🕊️🕊️

"Kejarlah dia, Tata!" Dukung sosok laki-laki berparas tampan di hadapan Dian sekarang.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang