Chapter 4

91 21 4
                                        

Kring...

Bel berbunyi menandakan pergantian pelajaran. Pak XY pun keluar kelas dan masuklah bu Jisoo.

"Yah elah cepat amat nih guru masuk kelasnya.. baru juga mau leha-leha bentar" batin para murid di kelas😂

Bu jisoo terkenal akan kecantikan yg masih dibilang seperti remaja SMA. Bahkan tak heran jika banyak siswa di SMA ini suka merayu nya dengan ribuan gombalan.

"Halo ibu cantik" rayuan dimulai dengan Joshua.

"Dih.. ngerdus dimulai" saut Angelina.

"Eh.. malaikat bang Joshua jealous ya??" Balas Joshua.

"Siapa yg lu sebut Malaikat??"

"Kamu lah"

"Iya malaikat.. malaikat pencabut nyawa" balas Angelina dengan nada datar.

Hahahahahahahahahaha

Satu kelas menertawakan Joshua.. kasihan sungguh pangeran tampan dinistain.

"Sudah-sudah.. sekarang kita mulai saja pelajarannya ya." Bu Jisoo menengahi.

"Kita ke lab ga Bu?" Tanya dian yg sebelumnya mengacungkan tangannya.

"Untuk hari ini tidak dulu ya anak-anak. Kita memahami dulu materi nya. Nah untuk Minggu depan kita coba materi kita yg sudah dipelajari di lab." Jelas Bu jisoo.

Materi pelajaran TIK pun dimulai dan berlangsung lancar.

"Baiklah.. ada yg ingin kalian tanyakan?" Tanya Bu jisoo.

Hening.

"Sudah paham semua materi ini?" Tanya nya lagi.

Hening.

Again.

"Baiklah.. ibu anggap sudah pada paham semua ya"

"Iya Bu" sahut semua murid.

"Kalau begitu, kalau kalian sudah paham materi ini.. buka buku paket kalian halaman 315-316" suruh Bu Jisoo.

"Yah...." Ngeluh  semua murid.

"Lho? Kenapa?"

"Mager Bu" balas Joshua.

Memang Joshua aja yg paling berani sahut menyahut dengan guru-guru. Hebat.

"Tidak ada penolakan. Kerjakan tugas itu dan dikumpulkan sekarang juga. Masih tersisa 1 jam" suruh Bu Jisoo lagi.

"Baiklah Bu"

Mereka pun mengerjakan tugas dari Bu jisoo. Walaupun ada guru tetap saja mereka sangat ribut dan gaduh. Lihat lah kegaduhan yg mereka buat.
                                👇
"Woy no 1-25 apaan jawabannya?"
"Stress ya lu.. nanya atau ngerampok?!"
"Malaikat Abang Joshua.. serius amat ngerjain nya neng"
"Berisik ih! Sana hush..hus...ga usah ganggu"
"Eh pinjam CT donk"
"Ga mau"
"Pinjam bentar elah"
"Abis nih daritadi minjam mulu_-"
"Satu CT untuk semua lah"
"Ogah"
"Sini pinjam elah"
"Ihh ga mau"
"Eh ini ngerjain pake soal ga pake jawabannya kan ya?"
"Pertanyaan berfaedah sekaliiii :")))"
"Enggaklah oncom_-"
"Kebalik neng"
"Anak siapa sih lu?"
"Anak bapak Mamat"
"Oh"
"Njay oh doank"
"Weh pulpen gw itu!!"
"Pinjam elah"
"Lu mah parah.. tadi CT gw sekarang pulpen gw!"
"Ga modal amat sekolah"
"Eh no 17 apa?"
"C"
"Ok"
"Eh eh kalau no 15 apa?"
"A"
"Sip"


Begitulah keributan yg sedang terjadi saat pelajaran TIK berlangsung.

Kring...

"Alhamdulillah" syukur Bu jisoo. Udah mumet sama kelakukan murid-murid nya.

"Buku tugas kalian dikumpulkan ke ketua kelas ya. Taruh di meja ruang ibu. Sampai jumpa" pamit Bu jisoo.

Skip

Tak terasa bel pulang berbunyi. Itu adalah hadiah terindah anak sekolahan :))

"AKHIRNYA PULANG JUGA YUHUUUUU" teriak Angelina kesenangan.

"Kayak anak TK aja dah ngel haha" tawa Dian pecah melihat kelakuan sahabatnya ini.

"Ga apa-apa yg penting pulang.. tidur..makan.. mandi..makan lagi..
nonton drakor terus tidur lagi"

"Yeu... Jangan gitu lah.. pr juga kerjain" balas dian.

"Dijadwal besok ga ada pr di"

"Terus kalau ga ada pr kamu ga belajar gitu?" Tanya Dian.

"Hehe.. engga" cengkeh Angelina.

"Yeu..tetap belajar lah. Gimana sih" protes Dian.

"Iya-iya...Bu guru kuuuu" pasrah Angelina.

"Dah yuk pulang" Angelina menarik tangan Dian.

"Dian"

"I-iya?" Gugup dian.

"Pulang bareng yuk" tawar vero.

"E-eh? Ta-tapi aku udah ada janji pulang sama angel" jawab Dian.

"Oh gitu ya. ya udah ga apa-apa.. lain kali aja"

"Eh ga apa-apa.. vero pulang bareng sama Dian aja" sahut Angelina yg membuat dian kaget dan Vero berbinar matanya.

"Ih kok gitu sih ngel?" Tanya Dian.

"Hehe... Aku dijemput di.. ya udah.. bye" sahut Angelina sembari jauh meninggalkan Dian dan Vero.

Suasana canggung menyelimuti.

"Kok melamun? Ga jadi pulang nih?"

"Eh iya Ver.. pulang ya? Iya pulang yuk" jawab Dian saling sembari mendahului Vero jalannya.

Vero hanya terkekeh dengan sikap Dian yang  salting itu.

---------------------------------&------------------------------

TBC

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang