Chapter 33

18 9 1
                                    

Happy reading ^^


Di sinilah sekarang Dian berada, Cafe Rainbow. Menatap sekeliling tempat ia bekerja paruh waktu dan sekedar hangout. Namun, pertemuan sekarang bukan sekedar hangout biasa.

"Hai sahabat Angel yang cantik! Tapi, bohong! HAHAHAHAHA."

Angel baru memasuki cafe sudah mengeluarkan suara membahana, bagaimana selanjutnya? Dian tak habis pikir bisa mempunyai sahabat modelan macam Angel itu. Namun, sahabat seperti itulah yang membuat kita nyaman dan bisa menjadi diri sendiri.

'Cintai diri sendiri'

Itulah yang Angel katakan ke Dian. Ya walaupun ujung-ujungnya nyambung ke bucin sih.

"Ada apa??" Tanya Angel.

"Mau traktir aku ya??" Lanjut Angel diakhiri dengan rasa tingkat percaya dirinya.

Dian jadi berpikir bahwa sahabatnya ini pasti tidak bermasalah saat presentasi. Tingkat percaya dirinya sangat kuat.

"Aku gak mengadakan acara traktiran ya! Tapi, ada orang yang akan traktir kita nanti."

"Siapa?" Tanya Angel penasaran.

"Anak dari pemilik cafe ini," ucap Dian sembari melihat suasana luar cafe yang tampak menarik baginya. "Lelaki?!" Tanya Angel menggebu-gebu.

Dian mengalihkan pandangannya,
"Sepertinya aku harus menelepon seorang pawang untuk Angelina Almatera."

"Bercanda ya ampun Di," balas Angel dengan menyengir.

Dian sudah tertawa pelan.

"Hai Dian, hai Angel!"

"Cindy?!"

🕊️🕊️🕊️

Meja yang ditempati Dian, Angel, dan Cindy sudah terisi penuh. Cheese cake, strawberry cake, pancake, dan tiga cangkir coklat panas adalah semua pesanan mereka. Mereka tak bayar, karena Cindy yang menanggung.

"ASIKKKKK," Seru senang dari Angel.

"Jadi?" Tanya Cindy yang menjadi awal dari sebuah pembahasan.

Dian meminum secangkir coklat panas miliknya dan berdeham pelan. Cindy dan Angel menatap Dian serius. "Aku dan lelaki bermarga Galen sudah gak mempunyai sebuah hubungan. Sekedar pertemanan yang canggung, maybe?"

Cindy dan Angel saling melempar tatapan.

"Setelah mendengar cerita, yang aku tangkap adalah kamu dan Vero sudah---"

"Berakhir?" Ucapan Cindy belum selesai sudah disambung dengan Angel.

"Aish! Kebiasaan itu masih saja melekat pada dirimu!" Kesal Cindy.

Dian menatap kedua sahabatnya yang mudah menangkap ceritanya. Dian pun mengangguk, membuat Cindy dan Angel memasang ekspresi heran.

"Bukannya kamu baik-baik saja dengan Vero?" Tanya Cindy tidak enak.

Angel hanya diam, ia tahu betul pasti ada yang tidak benar dalam hubungan Dian. Tapi, Dian tak pernah bercerita lebih lanjut. Angel juga tahu tipikal orang seperti Dian.

"Sepertinya prasangka kamu salah. Vero hanyalah terobsesi denganku," ucap Dian setelah memasukkan potongan kecil dari cheese cake yang ia pesan.

"Itu bukan sebuah prasangka Di." Balas Cindy menyangkal yang diucapkan Dian itu salah.

Dian diam. "Aku malas membahas ini, tapi mau bagaimana lagi?"

Suara Angel membuat Dian dan Cindy menatapnya. "Kamu boleh marah denganku atau terserah mau mencap aku dengan sebutan apa," ucap Angel lagi dengan menatap sahabatnya, Dian.












"Aku pernah mempunyai rasa ke Vero, bukan rasa seperti teman biasa atau kakak-adik. Tapi, rasa sebagai perempuan untuk seorang lelaki."




Dian dan Cindy terbelalak kaget. Kalau Cindy yang dulu mengejar Vero itu Dian sudah mengetahui. Apakah sejauh ini Angel menutup semua itu?









"ARE YOU SERIOUSLY??"

🕊️🕊️🕊️

"Iya ini jujur, gak mau dapat dosa aku tuh," ucap Angel sembari bergidik ngeri.

"Tumben." Balasan Cindy membuat Angel sebal. Mempunyai teman yang berujung menjadi sahabat dengan modelan Dian dan Cindy itu ekstra sabar. Yuk kita doakan Angel supaya menyadari bahwa ia satu spesies dengan Cindy dan Dian.

"Sudah lama gak ketemu, nyebelinnya ga hilang juga!" Cibir Angel ke Cindy yang asyik melahap strawberry cake pesanannya.

Dian gusar, niatnya untuk membuka tabir rahasia atau kejanggalan yang ada. Ujung-ujungnya melenceng kemana-mana.

"Di... Kamu kecewa ya?"

Dian melihat wajah Angel yang  bersalah. "Gak kok Ngel, sebuah perasaan itu hadir tanpa diminta, tulus, dan tanpa arah dari si pemilik rasa." Balas Dian dengan senyuman manis khas-nya.

"Omong-omong, aku minta maaf ya sama kalian berdua kalau dulu itu---"

Angel memeluk Cindy.

Bagaimanapun Cindy adalah orang baik yang tersesat dalam dunia obsesi. Izinkan mereka bertiga menjalin persahabatan yang tulus. Karena sahabat bagai bintang yang paling bersinar diantara bintang lainnya. Berbeda dengan khas-nya, ada dengan tulusnya, dan setia dengan caranya.

🕊️🕊️🕊️

Suasana malam di belakang rumah Dian membuatnya merasa nyaman. Membuka pagar coklat, Dian masuk dan duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu. Duduk di bawah naungan pohon yang indah, lebih indah terlihat saat pagi hari.

Suasana tidak seseram yang kalian bayangkan saat duduk di bawah naungan pohon. Dian menghias pohon itu dengan hiasan berwarna-warni saat dinyalakan.

Dian memejamkan mata, menikmati semilir angin yang menyapanya dalam dinginnya malam.

Membuat suatu kenangan yang mengesankan, ketika rasa pamit dan kehilangan menyambut.

"Izinkan aku membuat satu permohonan, sebelum pamit menarikku dari negeri ini." Harap Dian sembari menatap langit malam.

🕊️🕊️🕊️

TBC

Vote and comment ya reader's!

Love,

Tiara

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang