BaW#11 Mereka pacaran?!

81K 4.1K 121
                                    

Jico dan Zaki baru saja mendapatkan kabar terkini dari teman satu band-nya, lalu karena ingin segera membeberkan berita itu, dengan langkah lekas mereka keluar dari ruang musik, berlari terbirit-birit menuju kantin kemudian dengan hebohnya menarik kursi kosong dan duduk sambil memandang wajah teman-temanya yang sudah lebih dulu berada di sana.

"Eh, gaiss. Ada kabar hot, udah pada denger blom?" Zaki berkata dengan gaduh.

"Gila coy, setelah lama menunggu, akhirnya sekolah kita kedatangan yang bening-bening."

"Lu berdua ngomong apa njir?" Fathir keheranan.

Dandi juga menimpali. "Tau nih, ada kabar apa emang?"

"Ada siswa baru, kata temen gue cakep banget. Gue belum liat tapi. Makanya gue penasaran."

Hal itu membuat Logan diam-diam memutar bola matanya, tentu saja dia tau siapa yang dimaksud Jico.

"Gimana Gan? Kata temen gue, pindah di kelas lo. Asli bening ga?" Zaki bertanya.

Dengan antengnya Logan menjawab. "Sana lo liat sendiri."

"Adeh, gak seru lo."

Bertepatan dengan itu, Rafa datang dan bergabung di meja mereka, berdiri tepat di samping Fathir.

"Lagi pada ngomongin apa gengs?" Tanya wanita itu.

"Lu udah tau blom, kalau ada siswa baru?" Sahut Jico.

Rafa mengangguk. "Jeni?"

Hal itu membuat Fathir dan Logan kompak menatapnya.

"Kenal dari mana lo?" Tanya Logan.

"Tadi telat bareng gue. Trus gue bantu lewat pagar belakang sekolah."

"Sesat banget lo, siswa baru lo ajak bikin kasus, parah." Balas Jico.

Fathir menimpali "Tunggu! Jeni? Kayak pernah denger namanya."

"Emang pernah. Lo ingat gak cewek yang nabrak mobil gue? Sialan, itu namanya Jeni ogeb, bukan Jumi!"

Fathir hanya mengangguk, tidak ada rasa bersalah sama sekali. Padahal karena kesalahannya memberikan nama, Logan harus menahan malu waktu itu.

"Udah, udah." Rafa mengalihkan topik tentang Jeni. "Bdw ini kenapa belum pada pesen?"

"Tungguin lo. Kan biasanya, lo yang pesen." Logan menyahut.

"Enak aja lo, nyuruh-nyuruh."

Itu protesan dari Fathir, yang tidak terima pacarnya menjadi pelayan dadakan.

"Sentimen amat lo." Balas Logan.

"Gapapa Fat." Rafa menenangkan Fathir. "Kamu juga belum makan, kan?"

Fathir mengangguk satu kali.

Jika sedang berada dengan teman-temannya, Rafa dan Fathir memang terlihat biasa saja. Karena keduanya sama-sama tidak mau terlalu menonjolkan hubungan mereka. Hanya kata ganti 'gue-lo' saja yang berubah jadi 'aku-kamu'.

"Yaudah, aku pesenin sekalian." Rafa lalu beralih memandang wajah teman-temannya bergantian. "Gue pesenin menu yang kayak biasanya ya gais?"

Dengan kompak mereka menjawab iya, setelah itu Rafa pergi ke lapak Mba Munaroh untuk memesan makanan.

Satu menit setelah kepergian Rafa ke lapak Mba Munaroh, Jeni dan Aqila datang menghampiri.

Hal itu membuat mata Jeni spontan memutar, karena lagi-lagi harus dipertemukan dengan Logan.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang