BaW#2 Jumi

116K 5.1K 352
                                    

Berhubung hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran semester dua, maka kegiatan belajar mengajar di Tunas Bangsa belum ada. Hari ini para siswa di sekolah hanya sibuk menyusun jadwal pelajaran baru, sementara Logan duduk di kursi kantin untuk menghabiskan waktu bersama dua teman tongkrongannya--Zaki dan Jico.

"Rafa sama Fathir kemana?" Tanya Logan pada kedua pria itu.

Fathir adalah adik tiri Logan. Sementara Rafa adalah wanita yang diam-diam Logan suka. Tapi mengenai persaannya itu, Fathir juga tahu kalau Logan menaruh hati pada Rafa--pacarnya, hal yang membuat hubungan mereka terpecah belah sebelum akhirnya kembali berbaikan setelah insiden Fathir masuk rumah sakit karena cedera otak.

Lalu semenjak Logan datang ke sekolah bersama Fathir tadi pagi, kemudian saudaranya itu lari mencari Rafa, Logan sama sekali belum melihat Fathir kembali.

"Yah biasa, paling lagi kangen-kangenan. Maklum, bucin, udah dua minggu gak ketemu."

Fathir baru saja kembali dari Singapura setelah operasi cidera otak, dan ingatannya sedikit terganggu setelah operasi. Maka wajar jika pria itu sangat merindukan Rafa, yang membuat Logan tanpa sadar meremas sendok di tangannya kuat-kuat.

Jujur, dari hati yang paling dalam, ada sepercik rasa nyeri menyelip di hatinya. Ia masih belum terbiasa dengan hubungan mereka.  Masih belum rela bahkan. Namun, untuk menghindari agar hubungannya dengan Fathir tidak kembali seperti dulu, Logan berusaha menahan rasa sakitnya sendiri saat ini. Dan berharap semoga rasa itu cepat pergi.

"Gilasih, kaget gue tadi, pas liat mereka pelukan di koridor." Ujar Zaki. "Jadi pengen."

Sialan! Logan mengumpat dalam hati. Untung saja Logan tidak melihat kejadian itu secara langsung. Karena jika tidak, ia tidak tau sudah berbentuk apa hatinya sekarang.

Entah dari mana asalnya, tiba-tiba saja Fathir datang, kemudian menarik tempat duduk di samping Logan.

"Dari mana lo?" Tanya Logan datar.

"Rooftop."

"Rafa mana?"

Fathir melihat Logan sekejap, kemudian menjawab. "Di panggil sama Pak guru, gatau namanya."

"Oh iya bener, paling Pak Anto, ngomongin eskul karate. Soalnya tahun ajaran ini penerimaan anggota baru." Timpal Jico.

Rafa merupakan wanita tomboy yang bisa berkelahi, ia masuk eskul karate untuk memperdalam ilmu bela dirinya.

"Jadi gimana Fat, ingatan lo? Udah pulih?"

Fathir hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan Zaki.

"Yaaah, berarti lo belum ingat utang lo dong."

"Emang gue ada utang sama lo?"

"Ada."

"Apa?"

"Utang kasih sayang." Zaki tertawa, sementara Fathir mengumpat.

"Anjir! Gak lucu lo!"

"Ternyata amnesia gak ngerubah sikap orang ye. Masih tajam aja mulut lo." Timpal Jico.

"Eh eh Fat. Gue punya saran nih. Gue pernah liat di sinetron by the way, kalo ingatan lo mau pulih lagi, lo harus jedotin pala lo kuat-kuat." Zaki menatap serius Fathir yang kini tengah duduk di depannya dengan meja kantin sebagai perantara.

"Nah, boleh tuh. Tangan gue bersedia buat ngasih service Fat. Di jamin, sekali jedot, ingatan langsung pulih. Mumpung jasa gue gratis ini." Sambung Jico.

"Gimana kalo kepala lo berdua aja yang gue jedotin di dinding?" Tanya Fathir sarkas.

Logan ikut menyahut. "Dibanding Fathir, gue pikir otak lo berdua yang lebih perlu di benerin."

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang