15+ (END) ✔
(SPIN OFF BAD & GOOD)
Bisa dibaca terpisah. Tapi lebih disarankan untuk baca BAD & GOOD lebih dulu. Biar ngerti alurnya.
GILAA!! Gatau mau ngomong aplagi soal crita ini. Critanya tu bagus banged (pake d). Alurnya ga ketebak aseli. Pengga...
Sorry that I did this The blood is on my hands I stare at my reflection I don't know who I am Practice my confession In case I take the stand I'll say I learned my lesson I'll be a better man I'm packing up my things And I'm wiping down the walls I'm rinsing off my clothes And I'm walking through the halls I did it all for her So I felt nothing at all I don't know what she'll say So I'll ask her when she calls Would you love me more Would you love me more If I killed someone for you?
Playlist👆: If I Killed Someone For You_Alec Benjamin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Previously on BaW...
Fathir memilih untuk melepaskan Darel, ia beranjak dari tubuh pria itu dan datang memeluk tubuh Rafa saat itu juga. Tapi tidak, belum sempat langkah Fathir mendekati Rafa, Darel sudah lebih dulu berdiri dan berniat menyerang Fathir dari belakang.
Rafa yang melihat itu langsung membelalak, dengan sisa tenaga yang ia punya, Rafa berteriak kuat.
"Awass!!!"
Fathir dengan sigap berbalik belakang, dan dalam hitungan detik udara di sekitar mereka habis. Rafa membelalak lebar dan menangis kuat, sementara Fathir dan Darel sama-sama langsung menuduk, melihat perut mereka yang berdekatan dan salah satu diantara mereka tertusuk besi runcing dan tajam. Tetesan darah kental mulai keluar mengalir dari besi dan menetes jatuh ke lantai.
⬇⬇⬇
Rumah hening dan sepi. Wanda dan Bramanto baru saja sampai di rumah setelah kembali dari kantor polisi. Bramanto langsung merebahkan tubuhnya di kursi ruang tamu, sementara Wanda berjalan ke arah dapur mengambil segelas air mineral untuk meredahkan amarah suaminya.
"Minum dulu mas." Kata Wanda dengan nada pelan. Ia mengambil tempat duduk di samping Bramanto dan tangan kanannya mengelus belakang Bramanto lembut.
Bramanto mengambil gelas yang diberikan Wanda dan menghabiskannya dengan sekali tegukan lalu meletakkannya di atas meja. Kedua tangan Bramanto lalu terangkat, meremas kuat rambutnya karena frustrasi. Bayangan Logan berada dibalik jeruji besi, membuat Bramanto geram. Ia marah pada dirinya sendiri, ia merasa gagal menjadi orang tua untuk anak-anaknya.