You pierce my heart, then I never let you go.
L. A⭐⭐⭐
Walaupun mood Jeni tidak dalam keadaan baik, wanita itu tetap menjalani hari dengan tersenyum. Memasang topeng pada orang-orang di sekelilingnya bahwa ia wanita bahagia yang tak memiliki masalah. Lihatlah, setelah turun dari mobil online yang ia pesan, wanita itu lagi-lagi menjadi pusat perhatian sepanjang jalan menuju kelas, hanya karena senyumanya yang mempesona.
Hingga di detik berikutnya, senyum itu luntur, saat tanpa sengaja Jeni melihat Logan dan Fathir berjalan di depan yang tak jauh dari arahnya, dan sialnya Logan merangkulkan tangannya di leher Fathir membuat Jeni bergidik ngeri dan geli.
Di mata orang, rangkulan itu mungkin hanya sebatas persahabatan antar kedua pria. Tapi jelas berbeda jika Jeni yang melihatnya. Jeni yang berpikir kalau Logan adalah gay mulai membayangkan hal yang tidak-tidak, ia takut jika nanti tangan Logan malah turun memegang bokong Fathir. Wait... Itu memang tidak terjadi, tapi pikiran kotor Jeni mengontaminasi otaknya.
Maka sebelum hal itu benar-benar terjadi, dengan langkah cepat Jeni memisahkan tubuh mereka dan berdiri di tengah-tengah. Fathir dan Logan yang melihat tingkah wanita itu mengernyitkan dahi keheranan.
"Fat, gue pinjem Logan ya, bentar." Kata Jeni tersenyum, lalu menarik Logan jauh-jauh.
Saat sampai di koridor yang cukup sepi, Jeni menghempaskan tangannya dan memandang Logan tajam seraya bersedakap.
"Ganjen banget sih lo, jadi cowok "
Alis Logan semakin mengerut dalam, tidak paham maksud wanita itu.
"Oke. Gue tau kalau lo suka sama Fathir. Tapi bisa gak sih, gak menunjukkan hal itu di depan umum?"
Sekarang Logan mengerti. Pria itu hampir terbahak kalau saja ia tidak mengingat jika sedang mengerjai wanita itu.
"Ya terserah gue lah mau ngapain. Ada hak apa lo larang-larang?"
"Sumpah ya Logan. Sesuka itu ya, lo sama Fathir, sampe-sampe gak bisa nahan buat sentuh dia?"
"Kan gue udah bilang, yang tau itu cuma lo, jadi kalau orang lain yang liat, gak mungkin curiga."
"Ishh, tapi gue gak suka ya, lo pegang-pegang dia kayak gitu?"
"Kenapa? Lo cemburu?"
Jeni memutar bola matanya geram. "Bukan cemburu! Yang ada gue jijik liatnya."
"Gak usah di liat lah."
Jeni menggeram kesal, ingin sekali ia menjambak rambut pria itu dan membenturkan kepalanya di dinding kuat-kuat.
Lalu karena sadar perdebatan mereka tidak akan ada ujungnya, maka Jeni berniat pergi saja.
"Yaudah deh, serah lo."
Belum sempat Jeni melangkah jauh, Logan sudah lebih dulu menahan tangannya hingga wanita itu kembali menghadap wajah Logan.
"Apa lagi?"
Pandangan Logan berubah serius, pria itu meneliti wajah Jeni sebelum berucap.
"Gimana keadaan lo?"
Jeni terdiam, ia hampir lupa kalau kemarin sempat memeluk Logan dan menangis. Ya Tuhan, semoga Logan tidak menganggapnya wanita lemah. Jeni tidak suka itu.
"Gimana apanya?"
"Ck. Gak usah sok lugu. Lo tau maksud gue apa."
"Gue udah bilang kan sama lo. Lupain yang kemarin. Anggap itu gak pernah terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
Teen Fiction15+ (END) ✔ (SPIN OFF BAD & GOOD) Bisa dibaca terpisah. Tapi lebih disarankan untuk baca BAD & GOOD lebih dulu. Biar ngerti alurnya. GILAA!! Gatau mau ngomong aplagi soal crita ini. Critanya tu bagus banged (pake d). Alurnya ga ketebak aseli. Pengga...