BaW#34 Canceled

66.5K 3.6K 198
                                    


Dia adalah dia.
Pacar yang manis.
Mantan yang kejam.
J~

⭐⭐⭐

"Hah?! Putus?!" Jico dan Zaki bertanya dengan kompak. Mata mereka membelalak.

Saat ini jam istirahat pertama masih berlangsung. Jico, Zaki dan Logan sedang berada di kantin.

"Demi apa? Lo berdua kalo gue hitung cuma pacaran 4 hari. Cepet banget gila." Sambung Zaki.

Jico menyahut. "Bukan cuma itu. Kalo gue inget-inget lagi, Jeni juga baru pindah ke sekolah ini sekitar 2 minggu yang lalu. Gila, lo pdkt seminggu doang. Pacaran 4 hari. Lamaan pdkt cuy."

"Kata siapa gue pdkt? Gue sama dia gak pake pdkt, langsung jadian." Jawab Logan santai.

Logan tidak mengerti pada dirinya sendiri, dari sekian banyak orang, mengapa ia malah menceritakan hubungannya pada Zaki dan Jico?

Zaki menarik bangkunya agar lebih dekat dengan meja, lalu meletakkan tangannya di atas meja itu sambil berbicara di depan Logan.

"Bdw, siapa yang mutusin?"

Logan memasukkan nasi goreng yang telah bercampur dengan sayuran hijau ke dalam mulutnya sebelum berkata, "Dia."

"Lo diputusin? Hahaha," Zaki tertawa kencang dengan nada yang menyebalkan. "Masa the master of playboy diputusin?"

"Ada yang salah?" Logan mengangkat satu alis.

"Aneh aja. Kok bisa dia mutusin lo? Gue curiga, kayaknya dari awal dia gada perasaan deh sama lo. Soalnya gue denger-denger mantannya juga banyak. Mungkin lo cuma dijadiin salah satu koleksi."

"Sialan!" Logan mengumpat dan terdiam sesaat.

Logan tahu, Zaki cuma bercanda mengatakan itu. Tapi entah mengapa ucapannya mempengaruhi otak Logan. Ia tidak pernah memikirkan ini sebelumnya. Apa benar Jeni hanya main-main dengannya?

Obrolan itu terpaksa harus berhenti, karena lonceng tanda istirahat berakhir telah berbunyi.

Logan melanjutkan aktivitasnya. Zaki dan Jico terus berucap tapi Logan tidak menanggapi ucapan mereka, hingga ia berdiri dari meja karena telah menghabiskan makanannya.

"Tungguin woy."

Zaki dan Jico bergegas, menyusul langkah Logan berjalan di koridor menuju kelas.

⭐⭐⭐

Jeni sedang duduk bersama Aqila, karena wanita itu yang menjadi teman ngobrolnya sepanjang istirahat berlangsung. Aqila sempat menanyakan tentang hubungan Jeni dan Logan, ia merasa heran Logan pindah tempat duduk. Tapi karena Jeni tidak mudah terbuka dengan orang lain, maka ia tidak menjawab itu dan mengalihkan pembicaraan.

Aqila pun mengerti, ia tidak lagi mengungkit masalah hubungan mereka. Walaupun Aqila tahu kalau Jeni saat ini sedang kacau. Terlihat dari mata wanita itu yang membengkak.

"Lo kalau pacaran, ngapain aja emang?" Tanya Jeni, berusaha bersikap normal.

Wajah Aqila berubah merah, ia malu jika ditanya tentang hubungannya.

"Ya enggak ngapa-ngapain."

"Masa enggak? Bohong ah lo."

"Gimana ya, Kak Dandi sibuk. Dan aku juga kalau keluar rumah jarang. Paling seminggu sekali."

"Yang seminggu sekali itu kalian ngapain aja?"

"Makan, atau gak nonton. Gitu-gitu aja." Kata Aqila. "Tapi Kak Dandi sering ke rumah sih, dia sering bantu aku ngerjain pr."

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang