BaW#23 Rafa, Rafa, Rafa!!!

79.5K 3.9K 133
                                    

"Jeni! Tunggu..." Logan berteriak dan berlari menyusul langkah Jeni di koridor lantai satu. Saat sampai di dekatnya, ia langsung menarik tangan wanita itu sehingga Jeni berbalik badan menatap wajahnya. "Dengerin gue."

Jeni menghempaskan kasar tangan Logan dari tangannya, ia merasa jijik mendapat sentuhan dari pria itu.  "Jangan berani sentuh gue, sialan!"

Logan dapat melihat kilatan amarah dari mata Jeni, menandakan kalau ia marah besar. "Oke. Gue minta maaf. Gue mengaku salah. Tapi serius, gue cuma bercanda."

"Becanda? Lo pikir ini lucu?" Mata Jeni berkaca-kaca, ia seperti wanita bodoh yang mudah dipermainkan. "Lo tau gak, gue merasa kayak cewek tolol percaya sama semua omong kosong lo selama ini. Gay? Sialan!"

"Jeni, plisss. Iya gue tau, gue salah. Tapi-"

"Tapi apa, Logan? Oke, gue tau, seharusnya gue gak perlu marah, seharusnya gue gak perlu baper. Tapi, asal lo tau. Gue cewek, gue punya perasaan. Gak semua hal bisa lo permainkan!"

Ya Tuhaann, kenapa Jeni sangat bodoh. Ternyata itu semua hanya bagian dari permainan, Logan menyuruhnya untuk selalu berada di sampingnya, hanya agar Logan bisa mengerjainya setiap saat, bukan untuk penyembuhan dari penyakit gay sialan itu!

Tapi yang lebih menyakitkan adalah, mengetahui fakta bahwa Logan menyukai Rafa, menyukai pacar adiknya sendiri! Sialan! Menapa Jeni tidak pernah menyadari itu? Padahal sangat jelas kecemburuan terpancar dari mata Fathir saat Logan menyentuh Rafa kemarin.

Jeni rasanya muak, ia memang tidak seharusnya membenci Rafa, tapi entah mengapa mengetahui kalau Logan menyukainya membuat Jeni merasa kalah dan tersaingi, apa istimewanya wanita itu hingga Logan bisa jatuh hati?

Jadi, apakah kalung liontin berbentuk bintang itu adalah milik Rafa? Sialan. Ingin rasanya Jeni mengumpat dan memukul wajah Logan saat ini.

"Jadi tebakan awal gue bener?" Perkataan Jeni membuat Logan setengah membelalak, Logan tidak mau masalah sederhana ini menjadi lebih sulit. "Seharusnya gue sadar, kalau dari awal emang lo suka sama Rafa. What the hell, man."

"Jeni plis, jangan bikin ini tambah sulit. Semua gak seperti apa yang lo pikirin."

"Ternyata lo nyuruh gue untuk selalu ada di deket lo, hanya untuk pengalihan perasaan lo sama Rafa?" Jeni mengaibaikan Logan, pikiran dan hatinya terbelit perasaan kesal. "Ternyata semua ini hanya untuk Rafa?"

"Sialan! Rafa bisa denger lo!" Logan menghardik kasar, kepalanya menoleh kanan dan kiri, melihat koridor yang cukup ramai.

"Brengsek!" Jeni langsung mendorong tubuh Logan hingga belakang pria itu terbentur di dinding.

Jeni kembali berlari, menuju kemana saja asal pria itu tidak melihat bahwa sekarang air matanya sudah tumpah. Kalimat Logan itu sudah cukup membuktikan kalau tebakan Jeni benar. Logan masih menyukai Rafa, dan sampai kapanpun tidak bisa beralih dari hati wanita itu.

Jeni pikir, mereka bisa menjalin hubungan yang lebih dekat. Ia bahkan sampai mencari cara di google agar membuat pria itu suka padanya dan sembuh dari gay. Ia bahkan sampai kelaparan menunggu kehadirannya tadi malam untuk datang menepati janji. Tapi apa? Jeni dibohongi.

Dan yang membuat Jeni ingin menampar dirinya sendiri adalah fakta bahwa ia telah jatuh dan memberikan hatinya pada pria pembohong itu. Ia membiarkan dirinya terlanjur bawa perasaan dan termakan sama semua omong kosong Logan selama ini. Padahal, semua yang Logan lakukan itu hanya untuk pengalihan perasaanya terhadap Rafa. Agar orang-orang tidak curiga pada perasaan Logan yang menyukai pacar orang lain. Logan semata-mata hanya memanfaatkanya! Semua hanya untuk Rafa, Rafa, Rafa!!!

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang