BAB :: |11| Mawar Misterius

1.1K 377 353
                                    

♦BAGIAN SEBELAS♦

🎶 HIVI! - Pelangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶 HIVI! - Pelangi.

"Ada suatu waktu
di mana aku akan merindukan tatapan matamu.
Meski ternyata bukan akulah orang kamu tatap saat itu."

          Setelah kejadian semalam, Hendra tak henti-hentinya menggoda anaknya yang mengatakan bahwa Asya memiliki hubungan lebih dengan Kaafi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Setelah kejadian semalam, Hendra tak henti-hentinya menggoda anaknya yang mengatakan bahwa Asya memiliki hubungan lebih dengan Kaafi. Melihat bagaimana mereka berdua kerap kali bertemu, padahal bagi Asya memang itu sebuah ketidak sengajaan. Belum lagi sejuta pertanyaan kekepoan dari teman-temannya. Mereka mengatakan jika Kaafi saat ini memiliki niatan lebih, sengaja ingin PDKT dengan Asya. Padahal jika diingat-ingat menurut Asya itu hanya hal biasa, hanya semacam kemodusan seorang anak remaja.

"Selamat pagi, Asya." sapa dokter perempuan tersenyum hangat yang baru masuk ke ruang inap Asya, sambil membawa beberapa kertas data pasien. Di sampingnya terdapat seorang perawat yang juga ikut masuk, membawa botol infus baru dan peralatan lainnya.

"Selamat pagi, Dok." gadis itu memperbaiki duduknya, memberikan senyum manis yang dia punya pagi ini.

         Kemudian memperbaiki letak tangannya, yang semula ia letakkan di atas perut ia luruskan ketika dokter itu akan melakukan pemeriksaan rutin pada Asya. Saat menoleh kesamping, pandangannya jatuh pada setangkai bunga dan surat kemarin malam yang ia letakkan di atas meja melalui ekor matanya.

          Pikirannya hanya tertuju dengan bunga itu dan tak perduli lagi dengan dengan apa yang dilakukan si Dokter. Bahkan, ketika dokter itu menyuntik tangannya. Asya seperti tidak merasakan apa-apa, rasa penasaran menutupi rasa ngilu akibat jarum suntik.

"Asya, lo nggak apa-apa, kann---"

          Kesadaran Asya mulai kembali saat Alisa masuk ke sana tiba-tiba. Gadis itu masih berdiri di ambang pintu akibat salah tingkah, menyengir karena semua yang ada di sana otomatis menoleh pada dirinya. Sambil berjalan pelan dan menggumamkan kata maaf pelan.

𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐏𝐄𝐑𝐆𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang