BAB :: |1| Petrichor Hari Ini

3.9K 843 1.3K
                                    

♦ JANGAN PERGI

♦ JANGAN PERGI ♦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Just For Read:

Yang singgah akan pindah.
Yang bertamu akan berlalu.
Yang datang akan pergi.
Yang pergi akan diganti, terganti.
Jikapun bisa kembali, ia tak akan pernah sama lagi..

"Non Asya! Mending Mang Dadang antar saja sampek sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Non Asya! Mending Mang Dadang antar saja sampek sekolah. Dari pada jalan kaki kan jauh, Non!"

Asya menghela napas, mendengar teriakan supirnya yang mengendarai mobil pelan di sebelahnya. "Tanggung mang nanti telat, apalagi jalannya lagi macet juga. Entar aja kalo pulang sekolah, tolong jemput Asya, ya, Mang!?" mata Asya melebar ketika melihat benda yang melingkar di tangannya.

"Non, Non Asya!?" teriak Mang Dadang melihat Asya berlari jauh meninggalkannya.

Asya ngos-ngosan, matanya membulat seketika melihat suasana yang sudah sepi, "Mampus! Kayaknya gue udah telat deh." tanpa sadar kerigat dingin menetes di pelipisnya, dengan segera ia menambah sedikit lagi kecepatan larinya.

"Pak ..., jangan ditutup dulu gerbangnya!?" teriak gadis itu masuk di antara celah pintu dengan tak sabaran, tepat saat pintu gerbang akan segera ditutup penuh.

"Aduh, si eneng ini besok-besok jangan telat lagi, Neng!" komentar Pak Satpam mengeleng kepala melihat tingkah Asya.

Menatap ke tengah lapangan, pupil mata Asya membulat karna seluruh peserta MPLS telah berbaris di tempatnya. Saat kaki jenjangnya akan melangkah, sebungkus permen mendarat mulus tepat di dahinya. Tidak sakit memang, namun cukup mengagetkan. Asya mengeram kesal, diambilnya permen itu. Ternyata itu ulah siswa baru yang terkunci di luar gerbang. Saat ingin memarahinya, ia malah terfokus pada gerakan bibir cowok itu, seperti, 'Hai! Tolongin gue' ucapnya tanpa suara.

Asya ingin melangkah mendekat, menolongnya. Namun instruksi anggota OSIS segera menyadarkannya jika detik selanjutnya upacara akan dimulai. Ia panik, segera berbalik melanjutkan langkahnya yang tertunda. "Psstt! Sya, sini ....," Firda melambaikan tangan pelan, menyuruh Asya mendekat ke sampingnya.

𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐏𝐄𝐑𝐆𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang