"Aku ingin menemani kesendirianmu"(Tertanda peminjam
buku tak tau diri)Tulismu di lembar terakhir novel punyaku.
...
Lembar itu masih tersimpan
Bersanding dengan puisiku
Biar menjelma prasasti
Sebab bagiku itu berartiWaktu mempertemukan kita
Rupanya tidak tepat
Kau dihantui masa lalu
Luka ku masih belum berlaluKita adalah sepasang patah
Yang entah saling apa?
Ingin menguatkan?
Atau menyembuhkan sesaat?Aku diselimuti ragu
Kau terus menanyaiku
Ada perasaan dilema
Kau tetap mencari jawabanHaruskah waktu disalahkan?
Sebab tak bisakah menunggu
Untuk mempertemukan
Di waktu yang tepatTapi terlambat sudah
Langkah pergimu bersama kecewa
Sebab aku terlalu dilema
Antara memulai atau sembuhkan dahulu?Mungkin kau terluka
Tapi aku juga
Menyesal mengenalmu sebentar
Andai saja bisa lebih lamaBerbahagialah,
Sebab mungkin kau telah temukan
Hati yang tak ragu bersamamuUntukmu,
Peminjam buku
tak tau diri—Ayah Ibuku menanyaimu.
Bekasi, 27 Maret 2019
—syawaludin syihab
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan yang hampir hilang.
RandomSekumpulan tulisan yang dimulai dari puisi-puisi, lalu berlanjut ke tulisan-tulisan panjang bergenre senandika. Tentang aku, kau, dan cerita-cerita yang lahir dari perjalanan.