Kangen

41 2 0
                                    


Sudah 2 jam aku memejamkan mata, tapi tidak jatuh tertidur. Otakku justru bekerja mengingat-ingat sesuatu. Mengingat-ingat tentang seseorang. Gadis yang tentangnya sering kutulis dalam puisi. Dia bukan orang dimasa lalu. Dia tidak hidup sebagai kenangan. Dia tidak mati sebagai cerita yang telah usai. Bagiku dia adalah gadis yang sampai sekarang tidak pernah kutemukan seseorang yang paling mengerti aku kecuali dia. Sesudah Ibuku, tentunya.

Lancang sekali sebenarnya aku menulis seperti ini. Takut kau membacanya. Lebih takut lagi kau merasa terganggu. Tapi bagaimana bisa aku menahan perasaan kangen yang semakin berkecamuk?. Kangen, rindu, atau apalah sebutannya itu sangat sulit sekali diatur. Ah, bahkan memang tidak bisa diatur. Seperti saat ini, tiba-tiba saja perasaan itu datang. Membuat susah tidur. Membuat resah merebak di dada. Campur aduk. Tidak menyenangkan. Tapi begitulah adanya.

Aku tidak tahan. Perasaan ini seperti meminta disuapi makanan. Baiklah, aku mencoba mengunjungi akun media sosialmu. Melihat fotomu. Aku tersenyum, kau memang selalu terlihat manis. Aku juga mencoba melihat kembali riwayat obrolan yang sempat kusimpan. Hanya beberapa riwayat obrolan, itupun berupa tangkapan layar. Bibirku perlahan melengkungkan senyum. Aku tidak bisa menahannya. Aku benar-benar merindukannya. Picisan sekali kedengarannya? Ya, tapi begitulah adanya.

Kata orang, kalau kangen lebih baik bilang.

Sebenarnya, aku sudah gatal sekali ingin bilang. Tapi, terakhir kali berkomunikasi, responnya seperti menjaga jarak. Seperti ada batas yang tidak ingin dia lewati lagi. Entahlah benar atau tidak prasangkaku ini. Rasanya canggung sekali.

Hei, bila kau membaca tulisan ini, entah bagaimana reaksimu. Maaf, aku selalu lancang membawamu kedalam tulisan. Hanya ini bagiku satu-satunya cara mengungkapkan. Semoga kau baik-baik saja dan selalu baik.

Kangen. Adalah prakata yang mewakili perasaanku untukmu.

Maaf, jika membuatmu mual membacanya.

Yang menulis
—syawaludin syihab

***

:'

Tulisan yang hampir hilang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang