Tentang Seseorang

93 13 2
                                    


"meski kisah silih berganti,
Waktu terus berputar,
Usia terus bertambah,
Kau tak pernah tergantikan.
Sebab, pada hatiku kau telah
benar-benar kutempatkan"

(Syawalsyhb)

***

Perihal tentang seseorang kita semua punya satu sosok yang pada hatimu ia telah benar-benar kau tempatkan. Entah ia adalah teman dekatmu, sahabat, masa lalu, atau bahkan seseorang yang baru kau kenal di suatu tempat. Di sudut hatimu ia adalah satu sosok yang tinggal secara utuh; yang tidak bisa diabaikan keberadaannya; yang menolak atas apa-apa yang menuntut dilupakan.

Ia satu sosok yang melahirkan kata "Tentang Seseorang" begitu bermakna. Ialah alasan atas uraian cerita yang didalamnya terlibat sosokmu. Ia adalah peran utama pada cerita yang terus ada dalam memorimu. Ia terus ada dalam perputaran waktumu, meski mungkin kisahmu dengannya telah tinggal sejarah.

Lantas siapa satu sosok seseorang itu?

Sebenarnya ada banyak sosok seseorang yang akan tetap utuh dalam hidupmu; Bapak, Ibu, Sahabat, atau Kekasih. Tapi untuk tulisan ini aku membahas "Tentang Seseorang" dalam satu sosok saja, aku tidak menyebutnya kekasih. Tapi, seseorang yang sejak awal-kini-sampai nanti akan tetap menjadi seseorang yang berarti.

Sebut saja si Puan. Ya, lagi-lagi ada sangkut pautnya tentang perasaan.

Aku tidak pernah tahu bagaimana mendeskripsikannya. Bagiku, ia adalah satu sosok yang pertama kali mengenalkanku pada dunia kepenulisan. Ia adalah satu sosok yang setia menyediakan telinga untuk mendengar ceritaku. Ia adalah satu sosok yang telah mengubah cara pandangku terhadap hal-hal yang menyudutkan. Ia adalah satu sosok penghuni ruang yang puisi-puisi tentangnya dulu enggan kubagi di linimasa. Namun, aku mengingkari kata-kataku sendiri, Puisi tersebut beberapa kali ku-unggah di linimasa, meski dengan judul yang disamarkan.

Lantas mengapa aku tidak menyebutnya kekasih?

Karena alur cerita kita tak pernah bermuara menjadi 'kita' dalam artian berbeda. Dalam cerita-cerita percintaan mungkin ini menyakitkan, tapi entah mengapa secara tidak langsung aku dan si Puan seperti sama-sama tahu tentang debar dan sesak yang tak wajar; tentang percakapan di ruang obrolan yang terkadang membuat kita rela menahan kantuk; tentang bersikap dewasa pada perasaan. Semua itu membuat kita cukup saling tahu, semua itu membuat kita mengerti akan rasa sakit.

Lantas apa si Puan bagian sejarah dari perjalananku?

Untuk satu seseorang ini, aku tidak pernah mau menganggapnya sejarah. Ia tidak pernah menjadi masa lalu meski kini aku dan si Puan sudah seperti teman biasa-Ah, memang sejak awal kata "teman" sudah mendeskripsikan aku dan si Puan. Hanya saja, satu ruang di sudut hatiku ada tempat khusus untuknya yang terlambat aku sadari. Ia telah tinggal di dalamnya sejak entah kapan hingga kini dan sampai nanti. Si Puan bukan bagian dari masa lalu, ia adalah bagian dari kini, esok, lusa dan seterusnya.

Sebenarnya aku sedikit khawatir saat menulis tulisan ini, khawatir ia membaca dan tak senang, khawatir aku mengganggu pikirannya atau mungkin perasaannya. Tapi entahlah, kata-kata dipikiranku sudah tidak mampu dibendung, rasanya aku memang harus menulisankannya, bukan untuk kepentingan pribadi atau eksistensi. Bagiku, ini adalah terapi untuk berdamai dengan kenyataan; yang semoga saja kau baca dan menjelaskan beberapa yang rancu; atau mewakili hati yang turut merasakan.

Tentang seseorang memang terlalu mengikat ingatan dan perasaan. Layaknya hujan yang jatuh, di sebut apapun rintik itu, ia akan tetap jatuh ke bawah, bukan ke atas. Demikian dengan satu sosok seseorang yang utuh dan tak terganti di hidupmu, bagaimanapun kau bertemu orang baru, hati baru, cerita baru, di sudut hatimu sosoknya tak akan pernah tergantikan.

Hei, ketika kau membaca tulisan ini, percayalah bahwa tulisan ini benar adanya. Perihal masa laluku dan seluruh puisi tentang masa lalu tidak pernah sepelik perihal aku dan kau. Dalam draf puisi yang kau sudah tahu apa judulnya, tersimpan rapi dalam catatan rahasiaku. Beberapa memang ku-unggah di linimasa, mungkin kau membacanya namun tidak menyadarinya.

Melalui tulisan ini, aku menyapamu. Mengajak kau bicara dalam artian yang berbeda. Mungkin hanya satu arah, sudut pandangku. Tapi, semoga menjelaskan beberapa yang rancu.

Kau tahu apa alibi dari tulisan ini?

Apalagi kalau bukan perasaan yang kebanyakan orang sering menyebutnya rindu.

Hei, sudah sejak lama sebenarnya aku ingin mengajakmu ke suatu kedai atau warung tenda, Untuk sekadar perbincangan hangat juga cerita-cerita tak tentu arah. Ah, tapi rasanya terlambat-eh, rasanya tidak pernah terlambat, bukankah hal seperti itu bisa dilakukan tanpa harus melibatkan cinta-cintaan?

Hei. Kau suka kopi, bukan?

Ranca Upas rasanya nikmat sekali untuk bersulang kopi, menikmati senja, merasakan hangatnya duduk di depan api unggun serta menatap kerlap-kerlip bintang di atas sana. Ah, ingin sekali sungguhan kesana bersamamu, bukan sekadar khayalan.

Hei, rindu ini sungguhan.

Untuk seseorang.

Bekasi, 28 Juli 2019
Tertanda
-syawalsyhb

***

Secara tidak langsung ketika kalian membaca seluruh tulisan saya di sini,
Berarti kalian telah mengenal saya,
Sebab, Tulisan Yang Hampir Hilang sebagian tulisannya bergenre senandika, atau bahasa gampangnya catatan diary.

Semoga kalian selalu suka.

Hei, ajaklah temanmu membaca tulisan ini juga, hehe.

Tulisan yang hampir hilang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang