"Entah karena rintiknya
Atau dinginnya kota hujan ini
Bagiku, Bogor tetap memberi kesan hangat"-Syawalsyhb
***Bogor yang dikenal sebagai kota hujan, hari itu tak setitikpun rintiknya jatuh. Ah, mie kuah yang sedang kumakan rasanya kurang sempurna kenikmatannya tanpa ditemani hujan di dataran tinggi bogor ini. Hijau kebun teh di hadapan warung pinggir jalan dataran tinggi Bogor ini tak terlihat. Sebab, purnama sudah menggantung indah di atas sana. Udara dingin terasa menusuk meski aku memakai jaket tebal.
Temanku sedang asik dengan gawai di tangan kirinya sambil beberapa menit sekali meminum kopi pesanannya. Secangkir cappuccinoku sudah habis sedari tadi. Aku menyendok kuah terakhir dari mangkuk mie kuahku. Biar tanpa hujan, bagiku mie kuah di dataran tinggi bogor ini adalah makanan mewah yang paling murah.
Di kejauhan kemerlap cahaya lampu kota Bogor terlihat sangat menawan. Suara bising knalpot dari segerombolan motor sport memenuhi warung pinggir jalan ini, karena mereka turut singgah di warung ini. Aku mengeluarkan gawaiku, membuka aplikasi Instagram, kata-kata di kepalaku sedari tadi berlalu-lalang ingin dituliskan. Fitur instastory kujadikan sebagai media literasi dengan kaloborasi foto-foto yang kupotret.
"Pada akhirnya kota tempat kita tumbuh adalah rumah ternyaman untuk merebahkan rindu"
(syawalsyhb)
Unggahku di instastory.
Rumah ternyaman untuk merebahkan rindu, ya? Kau tahu, sebenarnya bukan tentang kotanya, tapi tentang apa yang ada di kota tempat kita tumbuh. Tentang sekeliling kita, orang-orang terdekat kita, keluarga kita, kerabat, sahabat, teman, sebatas kenal, sekadar tahu wajah, atau selewat bertemu tatap. Kota tempat kita tumbuh menyimpan banyak sekali cerita. Kau tahu, pada setiap cerita yang terjadi di hidup kita ada banyak pelajaran serta makna yang terkadang kita tak menyadarinya. Semisal, barangkali seseorang yang pernah kau temui di suatu tempat, hanya berbincang sesaat, lalu dikemudian hari kau bertemu kembali, lalu bertemu lagi, dekat, dan tidak disangka hubunganmu dengannya bukan sekadar sebatas bertemu di suatu tempat, tapi sudah terikat oleh suatu hubungan. Dan tidak disangka pula, alur cerita mengajarimu tentang kehilangan, tentang ia yang pergi, tentang ia yang tidak memilihmu lagi. Ternyata makna kehadirannya adalah membuatmu belajar menerima kehilangan. Ah, bicara soal kota tempat kita tumbuh, aku sudah pernah menulisnya di episode sebelumnya. Mungkin bila kau membaca " Tulisan Yang Hampir Hilang " dari awal kau akan mengetahuinya.
Aku bangkit dari dudukku, lalu membayar makanan yang kupesan. kueratkan jaket tebalku, udara dingin terasa lebih menusuk karena malam sudah semakin larut. Saatnya bergegas menuju penginapan. Aku melajukan motorku cukup kencang karena keadaan cukup sepi. Ah, bagi aku dan temanku perjalanan malam seperti ini sudah sangat biasa, sebab bagi seseorang yang punya waktu terbatas karena lusa sudah harus kerja membuat aku dan temanku memilih perjalanan malam untuk menghemat waktu.
Ah, rasanya tak sabar bertemu pagi dan menyaksikan matahari terbit untuk beberapa jam kemudian bertemu hening dan sunyi di telaga warna.
Bekasi, 20 November 2019
-Syawalsyhb***
Berlanjut ke episode selanjutnya di Telaga Warna.
Sampai jumpa
Semoga kau suka:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan yang hampir hilang.
AcakSekumpulan tulisan yang dimulai dari puisi-puisi, lalu berlanjut ke tulisan-tulisan panjang bergenre senandika. Tentang aku, kau, dan cerita-cerita yang lahir dari perjalanan.